Bising jantung adalah bunyi jantung abnormal akibat turbulensi aliran darah dalam jantung. Bising jantung disebut pula sebagai murmur jantung. Bunyi jantung abnormal ini dapat terdengar melalui pemeriksaan auskultasi dengan stetoskop dan menjadi bagian dari pemeriksaan kardiovaskular.
Sebelum membahas cara mudah mengenali dan membedakan berbagai murmur pada jantung. Alangkah baiknya bila kita terlebih dahulu mengenal siklus jantung.
Pemahaman terkait siklus jantung atau cardiac cycle sangat diperlukan untuk proses pemeriksaan murmur jantung.
Siklus jantung mengacu pada serangkaian peristiwa fisiologis yang membentuk satu detak jantung. Siklus ini melibatkan kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik) atrium dan ventrikel untuk memompa darah secara efektif.
Fase diastolik pada atrium dan ventrikel adalah awal siklus jantung. Darah memasuki atrium kanan (dari vena cava) dan atrium kiri (dari vena pulmonalis). Pada titik ini, katup mitral dan trikuspid terbuka. Hal ini memungkinkan darah mengalir dengan bebas ke ventrikel kanan dan ventrikel kiri dari atrium. Katup aorta dan pulmonal tertutup, yang mencegah aliran balik abnormal darah ke ventrikel dari aorta dan arteri pulmonalis.
Tahap berikutnya dari siklus ini adalah fase sistolik atrium, kontraksi atrium untuk menyelesaikan “pengisian” ventrikel dengan darah.
Selanjutnya adalah fase sistolik ventrikel. Fase ini terjadi saat ventrikel berkontraksi, meningkatkan tekanan di dalam ventrikel. Tekanan yang meningkat menyebabkan penutupan katup mitral dan trikuspid, hal ini mencegah regurgitasi darah dari ventrikel ke dalam atrium.
Pada titik ini, volume darah di dalam ventrikel tetap konstan karena katup aorta dan pulmonalis belum terbuka. Fase sistolik ventrikel ini disebut kontraksi isovolumetrik.
Akhirnya, tekanan di dalam ventrikel melebihi tekanan di arteri pulmonalis dan aorta yang menyebabkan katup pulmonal dan aorta terbuka. Darah dikeluarkan dari ventrikel selama fase ejeksi ventrikel.
Ventrikel kemudian mulai mengendur setelah kontraksi (diastolik ventrikel). Penurunan tekanan di dalam ventrikel menyebabkan katup aorta dan pulmonal menutup, untuk mencegah aliran balik (regurgitasi) darah ke dalam ventrikel.
Untuk memudahkan kita dalam memahami siklus jantung kita dapat menggunakan gambar di bawah ini.
Selain itu, pembahasan mengenai siklus jantung ini juga lebih jelas kami jabarkan pada artikel sistem konduksi atau elektrofisiologi jantung.
Selain pemahaman mengenai siklus jantung, kita juga perlu memahami tentang bunyi jantung normal agar dapat membedakannya dengan bising jantung.
Bunyi jantung normal timbul akibat penutupan katup jantung. Terdapat dua bunyi jantung normal yaitu bunyi jantung pertama (S1) dan bunyi jantung kedua (S2).
S1 terjadi karena penutupan katup mitral dan trikuspid. Bunyi ini menandai awal fase sistolik ventrikel dan denyut nadi perifer dirasakan pada saat yang sama (atau segera setelah) S1.
S2 terjadi karena penutupan katup aorta dan pulmonal. Bunyi jantung ini menandai akhir fase sistolik ventrikel dan awal fase diastolik. Katup pulmonal menutup tepat setelah katup aorta dan memanjang selama fase inspirasi atau pada kerusakan yang menyebabkan lebih banyak darah yang dipompa keluar dari ventrikel kanan.
Oleh karena itu, S2 mungkin tidak selalu terdengar sebagai satu suara yang menyatu. Namun, mungkin terdengar atau memiliki dua bunyi terpisah (S2 Split).
Hubungan bunyi jantung normal dengan siklus jantung tampak pada gambar di bawah ini.
Cara paling mudah untuk melakukan pemeriksaan bising jantung adalah melalui pendekatan yang terstruktur. Langkah-langkah pemeriksaan fisik jantung dan pembuluh darah adalah perlu agar auskultasi yang dilakukan dengan baik.
Jika murmur terdengar selama auskultasi maka kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan berikut ini:
Tabel 1. Skala Levine untuk menilai murmur jantung menurut intensitas
Grade | Deskripsi |
Satu (I) | Sangat halus. Biasa terdengar oleh ahli dalam kondisi optimal |
Dua (II) | Terdengar oleh non-ahli dalam kondisi optimal |
Tiga (III) | Mudah terdengar, tidak ada thrill |
Empat (IV) | Murmur keras dengan thrill |
Lima (V) | Murmur sangat keras, sering terdengar di area yang luas, dengan thrill |
Enam (IV) | Murmur sangat keras, terdengar tanpa stetoskop |
Thrill adalah getaran yang teraba yang disebabkan oleh aliran darah yang bergejolak melalui katup jantung. Thrill mungkin dirasakan saat palpasi dinding dada anterior selama pemeriksaan kardiovaskular.
Stenosis aorta mengacu pada perlengketan katup aorta di awal aorta. Stenosis aorta berhubungan dengan murmur sistelik ejeksi yang terdengar paling keras di atas katup aorta.
Murmur digambarkan memiliki kualitas “crescendo-decrescendo” (tampak seperti pada fonogram). Bising jantung pada stenosis aorta biasanya menyebar (radiasi) ke arteri karotis.
Etiologi Stenosis Aorta
Gambaran khas dari murmur stenosis aorta antara lain:
Selain itu terdapat gambaran klinis lainnya untuk stenosis aorta berupa:
Regurgitasi mitral terjadi bila terdapat aliran balik (regurgitasi) darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri (melalui katup mitral) selama fase sistolik ventrikel.
Regurgitasi mitral berhubungan dengan murmur pansistolik jantung yang paling keras di area auskultasi mitral dan memiliki radiasi ke ketiak.
Kondisi ini dapat bersifat akut atau kronis. Beberapa penyakit atau gangguan yang diketahui sebagai penyebab regurgitasi mitral antara lain:
Manifestasi klinis regurgitasi mitral meliputi:
Sementara gambaran klinis lainnya dapat berupa pergesaran denyut apeks hiperdinamis.
Regurgitasi aorta adalah kondisi ketika terdapat aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri selama fase diastolik ventrikel. Kondisi ini terkait dengan bising jantung diastolik awal yang terdengar paling keras di tepi sternum kiri.
Regurgitasi aorta dapat merupakan kondisi akut atau kronis. Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik. Regurgitasi aorta dapat terjadi karena proses penyakit yang mempengaruhi katup aorta sendiri atau karena dilatasi radiks aorta.
Beberapa penyakit yang mempengaruhi katup aorta antara lain:
Sementara penyebab dilatasi radiks aorta antara lain:
Gambaran klinis regurgitasi aorta yang khas meliputi:
Gambaran klinis lainnya dari regurgitasi aorta termasuk:
Stenosis mitral adalah penyempitan atau perlengketan katup mitral. Kondisi ini mengakibatkan penurunan pengisian ventrikel kiri selama fase sistolik dan peningkatan tekanan atrium kanan. Peningkatan tekanan tersebut terjadi akibat pengosongan atrium kiri yang tidak tuntas.
Kondisi ini berhubungan dengan bising mid-diastolik bernada rendah, bergemuruh, dan terdengar paling keras pada lokasi auskultasi apeks jantung.
Stenosis mitral paling sering terjadi akibat penyakit jantung rematik. Sementara penyebab lainnya antara lain:
Gambaran klinis dari bising jantung pada stenosis mitral meliputi:
Gambaran klinis lainnya termasuk:
Prolaps katup mitral terjadi ketika kuspid atau daun katup mitral turun ke atrium kiri selama fase sistolik. Kondisi ini terkait dengan bising jantung kombinasi mid-sitolik dan mid hingga end sistolik.
Prolaps katup mitral merupakan kelainan katup yang paling umum dengan prevalensi sekitar 5%. Penyebab pasti dari kondisi ini masih belum diketahui. Prolaps primer terjadi akibat degenerasi miksomatosa katup mitral dan berhubungan dengan jaringan ikat. Prolaps primer terjadi ketika katup normal mengalami prolaps.
Gambaran klinis yang khas untuk kondisi ini antara lain:
Regurgitasi trikuspid adalah kondisi aliran balik darah dari ventrikel kanan ke atrium kanan selama fase sistolik ventrikel. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan tekanan atrium kanan dan peningkatan tekanan vena.
Regurgitasi trikuspid berhubungan dengan murmur pansitolik yang terdengar paling keras di area auskultasi trikuspid.
Penyebab tersering dari regurgitasi trikuspid antara lain:
Gambaran klinis yang khas dari regurgitasi trikuspid adalah:
Gambaran klinis lainnya antara lain:
Stenosis pulmonal adalah kondisi penyempitan atau perlengketan katup pulmonal. Kondisi ini terkait dengan kelainan jantung bawaan lainnya. Beberapa kondisi yang menyebabkan hal ini antara lain:
Gambaran klinis bising jantung pada stenosis pulmonal antara lain:
Sementara gambaran klinis lainnya temasuk:
Regurgitasi pulmonal adalah kondisi aliran balik darah dari arteri pulmonalis ke ventrikel kanan selama fase diastolik ventrikel. Regurgitasi pulmonal ini sangat jarang terjadi. Beberapa kondisi atau penyakit yang telah diketahui menyebabkan regurgitasi pulmonal antara lain:
Gambaran klinis yang khas dapat berupa asimptomatik. Sementara murmur akibat regurgitasi pulmonal memiliki gambaran klinis berupa:
Stenosis trikuspid adalah kondisi penyempitan atau perlengketan katup trikuspid. Kondisi ini berhubungan dengan murmur diastolik ringan yang paling keras terdengar pada rongga interkosta ke-3 sampai ke-4 di tepi sternum kiri.
Stenosis trikuspid dapat disebabkan oleh:
Gambaran klinis murmur yang paling khas dari stenosis trikuspid antara lain:
Gambaran klinis lainnya dapat berupa:
Gambar di bawah ini menunjukkan gambaran murmur jantung menggunakan fonogram. Tabel 2 menunjukkan ringkasan bising jantung yang dapat menjadi panduan mudah dalam mengenali kondisi bising jantung tertentu.
Tabel 2. Ringkasan terkait murmur jantung
Kondisi | Siklus Jantung | Karakter | Pernapasan | Lokasi | Radiasi |
Stenosis aorta | Sistolik | Ejeksi Sistolik | Ekspirasi | Ruang interkosta ke-2 pada batas kanan sternum | Arteri karotis |
Stenosis Pulmonal | Sistolik | Ejeksi Sistolik | Inspirasi | Ruang interkosta ke-2 pada batas kiri sternum | Bahu kiri/infra-klavikula |
Regurgitasi Mitral | Sistolik | Pan-sistolik | Ekspirasi | Apeks | Axilla |
Regurgitasi Trikuspid | Sistolik | Pansistolik | Inspirasi | Batas kiri sternum | – |
Prolaps katup mitral | Mid sistolik + Opening click | – | Ekspirasi | Apeks | – |
Regurgitasi aorta | Diastolik awal | Decresendo | Ekspirasi | Ruang interkosta ke-2 pada batas kanan sternum | Batas kiri sternum |
Regurgitasi pulmonal | Diastolik awal | Decresendo | Inspirasi | Ruang interkosta ke-2 pada batas kiri sternum | – |
Stenosis mitral | Mid/akhir diastolik | – | Ekspirasi | Apeks | – |
Stenosis trikuspid | Mid/akhir diastolik | – | Inspirasi | Batas kiri sternum | – |