Penyakit jantung dan pembuluh darah meliputi penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak (stroke dan Transient Ischemic Attacks) dan penyakit pembuluh darah perifer. Penyebab utama dari penyakit-penyakit tersebut adalah pembentukan ateroma (penumpukan lemak) pada rongga pembuluh darah arteri. Selain itu, pecahnya ateroma ini dapat mencetuskan terjadinya bekuan darah (trombosis) yang akan menyumbat aliran darah. Untuk itu, sangat penting mengetahui apa saja yang menjadi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan peringkat pertama penyebab kematian. Baik karena peristiwa serangan jantung mendadak yang berujung pada henti jantung dan gagal jantung ataupun peristiwa lainnya. Meskipun demikian, dalam 20 tahun terakhir telah terdapat penurunan angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke karena masyarakat sudah menyadari faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah ini. Semua penyakit ini merupakan penyakit yang tidak menular dan dapat dicegah dengan melakukan berbagai hal, khususnya dengan modifikasi gaya hidup.
Faktor risiko di atas akan meningkatkan peluang pembentukan ateroma atau pengerasan dinding arteri (arterosklerosis); keuntungan yang didapatkan ketika kita menghambat pembentukan mereka sangat banyak. Pada sisi lain, faktor risiko di atas saling terkait satu dengan lainnya. Contohnya, diabetes dapat menyebabkan hipertensi begitu pula sebaliknya dan banyak hubungan lainnya.
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama. Semua orang disarankan untuk mengukur tekanan darah secara rutin apabila telah berusia > 40 tahun. Dokter merekomendasikan untuk mempertahankan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Sedangkan pada populasi yang lebih berisiko mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah maka tekanan darah harus < 130/90 mmHg.
Merokok telah jelas diketahui sebagai salah satu faktor risiko penyakit jantung. Tingkat kematian akibat penyakit jantung lebih tinggi sekitar 70% pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko tersebut akan menurun apabila seseorang berhenti merokok dalam jangka waktu tertentu.
Kadar kolesterol dalam darah berhubungan dengan serangan jantung. Kolesterol yang tinggi disebabkan karena konsumsi makanan (diet) lemak jenuh (lemak tersaturasi). Dokter merekomendasikan kadar kolesterol total dibawah 200 mg/dL pada orang tanpa faktor risiko. Idealmya, kadar LDL (kolesterol jahat) harus di bawah 100 mg/dL. Dan perbandingan rasio dari kolesterol total dengan HDL (kolesterol baik) harus 5:1. Kadar ini dapat dicapai hanya dengan diet. Lemak jenuh harus dihindari apabila mengkonsumsi makanan atau diminimalkan; Lemak jenuh dapat ditemukan pada susu dan produk turunannya (krim, mentega, keju), daging merah, cake, biskuit, makanan cepat saji dan bahkan snack kentang.
Stres pada kehidupan sehari-hari juga berperan sebagai faktor risiko. Pertimbangkan untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi tingkat stress dan lakukan beberapa program relaksasi. Stress juga dapat menyebabkan metabolisme kolesterol meningkat dan tentu saja akan meningkatkan kadar kolesterol.
Kebanyakan dari faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah ini adalah saling terkait. Jika pada seseorang terdapat dua atau lebih faktor risiko maka hal tersebut akan menimbulkan dampak yang berlipat. Jika hanya satu faktor risiko ini tidak terlalu menimbulkan efek buruk. Seorang dokter dapat menentukan dan melakukan penilaian terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan sebagai akibat dari kombinasi berbagai faktor risiko.