Peneliti telah lama menemukan bahwa kejadian kardiovaskular lebih sering terjadi di pagi hari. Stroke, serangan jantung, dan gangguan irama jantung (aritmia) sering terjadi pada pagi hari. Lalu, pertanyaannya adalah apakah kita harus memberikan obat anti hipertensi mengikuti pola kejadian penyakit kardiovaskular tersebut?
Artikel ini akan memberikan gambaran tingginya insiden kejadian kardiovaskular di pagi hari dan beberapa penelitian terkait waktu yang tepat untuk memberikan obat penurun tekanan darah.
Analisis data Framingham telah menunjukkan bahwa kejadian kematian jantung mendadak adalah 70% lebih tinggi antara pukul 7 pagi dan 9 pagi dari pada siang hari.
Selain itu, meta-analisis dari 30 penelitian yang melibatkan lebih dari 60.000 pasien telah menunjukkan bahwa kejadian infark miokard adalah 40% lebih besar antara jam 6 pagi dan 12 siang daripada waktu lainnya.
Demikian pula, stroke dan aritmia ventrikel terjadi dengan frekuensi yang lebih besar di pagi hari. Variasi siklus seperti kejadian kardiovaskular telah dikaitkan dengan sifat sirkadian dari jam biologis kita, yang dikenal sebagai “chronobiology“.
Kondisi ini dapat dijelaskan dengan salah satu teori yang cukup populer yaitu perubahan siklus hormon. Secara khusus, katekolamin dan kortisol plasma, serta tonus vaskular dan volume sirkulasi efektif, paling tinggi pada pagi hari. Kondisi ini menyebabkan kenaikan tekanan darah pagi (sekitar 3/2 mmHg), sehingga kejadian kardiovaskular menjadi lebih tinggi pada pagi hari.
Satu pertanyaan jelas yang muncul adalah: Haruskah kita menggunakan obat anti hipertensi dengan cara seperti itu (yaitu, mengkonsumsi obat (dosis satu kali sehari) pada saat akan tidur dan pada malam hari untuk obat dengan pelepasan diperpanjang (extended-release) sehingga aktivitas puncaknya bertepatan dengan dan mungkin akan sesuai dengan meningkatnya tekanan darah pada pagi hari?
Strategi pengobatan semacam itu disebut sebagai “chronotherapeutics.” Penting untuk dicatat bahwa penurunan mengesankan pada outcome kardiovaskular telah ditunjukkan dalam berbagai uji klinis di mana obat penurun tekanan darah belum diberikan pada malam hari tetapi secara rutin diberikan di pagi hari.
Meskipun demikian, masalah yang dihadapi adalah apakah kita dapat mengurangi kejadian kardiovaskular dengan memberi dosis obat anti hipertensi pada malam hari.
Beberapa penelitian kecil telah melihat secara khusus respons tekanan darah secara malam hari dibandingkan dengan dosis pagi dengan berbagai obat penurun tekanan darah agen.
Sebuah penelitian kecil menunjukkan kontrol tekanan darah malam hari yang lebih baik apabila obat diberikan setiap malam dibandingkan dengan dosis pagi hari dari ACE-inhibitor (quinapril), meskipun tekanan darah pada siang hari adalah sama dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Studi kecil lainnya tidak dapat menunjukkan efek yang berbeda pada tekanan darah setiap malam dibandingkan dengan dosis pagi atenolol, nifedipin, atau amlodipin. Khususnya, tak satu pun dari studi kecil ini melihat outcome kardiovaskular jangka panjang, seperti kematian kardiovaskular, infark miokard, atau stroke.
Dalam beberapa tahun terakhir, dua penelitian prospektif besar diterbitkan yang menilai outcome kardiovaskular dengan menggunakan obat antihipertensi dosis malam hari. Penelitian pertama adalah uji klinis Heart Outcomes Prevention Evaluation (HOPE), yang menunjukkan bahwa ramipril dosis harian (selain pengobatan lainnya), dibandingkan dengan rejimen yang tidak mencakup obat golongan ACE Inhibitor lainnya, secara signifikan menurunkan semua outcome kardiovaskular.
Salah temuan penting dari percobaan HOPE adalah bahwa hanya setengah dari subyek yang diteliti memiliki hipertensi, dan hanya sebagian kecil dari manfaat tersebut yang dikaitkan dengan pengurangan tekanan darah.
Penelitian Controlled Onset Verapamil Investigation of Cardiovascular End Points (CONVINCE) adalah satu-satunya percobaan prospektif besar yang membandingkannya dengan dosis agen anti hipertensi (controlled-onset extended-release verapamil) dengan dosis agen anti hipertensi lainnya (hidroklorotiazid atau atenolol).
Penelian CONVINCE tidak dapat menunjukkan superioritas obat yang diberikan pada malam hari sehingga tidak mendukung konsep chronotherapeutic.
Kesimpulannya, Terdapat data penelitian yang saling bertolak belakang terkait dengan manfaat pemberian obat penurun tekanan darah baik pada malam atau pagi hari. Jadi untuk saat ini, jadwal pemberian obat anti hipertensi dapat ditentukan oleh faktor lain seperti kenyamanan, persetujuan dengan pemberian obat lain untuk menumbuhkan kepatuhan, dan waktu untuk meminimalkan efek tak diinginkan (misalnya, pemberian malam hari untuk obat-obatan yang dapat menyebabkan hipotensi ortostatik dan bisa mengakibatkan jatuh).
Referensi: