Henti Jantung: Apa Yang Harus Anda Tahu?

Henti Jantung: Apa Yang Harus Anda Tahu?

Henti jantung atau cardiac arresst adalah suatu kondisi dimana jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Kondisi ini pada umumnya terjadi karena masalah dengan sistem kelistrikan jantung.

Penyakit Jantung Koroner Sebagai Penyebab Henti Jantung
Penyakit Jantung Koroner Sebagai Penyebab Henti Jantung | Sumber: NIH: National Heart, Lung and Blood Institute [Public domain], via Wikimedia Commons
Ketika henti jantung terjadi, pertolongan medis darurat perlu segera disediakan. Jika tidak, orang tersebut dapat dengan cepat meninggal karena darah tidak dipompa ke seluruh tubuh.

 

Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung.

 

Ketika seseorang mengalami serangan jantung, aliran darah ke jantung terganggu. Kondisi serangan jantung mungkin karena masalah dengan arteri koroner, seperti penumpukan plak, gumpalan darah, atau penebalan dinding arteri.

 

Anda dapat membaca lebih lengkap tentang serangan jantung pada artikel berikut ini:

Serangan Jantung: Edukasi Pasien

 

Penyebab Henti Jantung

Sumbatan pembuluh darah pada serangan jantung
Sumbatan pembuluh darah pada serangan jantung

Henti jantung dapat disebabkan oleh:

  • Irama jantung yang cepat dan tidak teratur, mencegah terjadinya proses sirkulasi darah (penyebab paling umum henti jantung mendadak) – fibrilasi ventrikel
  • Irama jantung yang cepat tetapi teratur yang jika berkelanjutan dapat berubah menjadi fibrilasi ventrikel— takikardia ventrikel
  • Detak jantung yang lambat secara dramatis karena kegagalan alat pacu jantung atau blok jantung yang parah (gangguan pada konduksi listrik jantung)
  • Henti pernapasan
  • Tersedak atau tenggelam
  • Sengatan listrik
  • Hipotermia
  • Tiba-tiba kehilangan tekanan darah
  • Komplikasi dari gangguan makan
  • Penyebab tidak dikenal

 

Faktor Risiko Henti Jantung

Faktor risiko adalah hal-hal yang menyebabkan seseorang lebih mungkin mengalami suatu kondisi atau penyakit.

 

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung meliputi:

  • Penyakit jantung koroner
  • Serangan jantung
  • Kardiomiopati
  • Jantung membesar (kardiomiopati)
  • Penyakit jantung bawaan
  • Katup jantung yang tidak berfungsi dengan baik
  • Kondisi yang mempengaruhi sistem kelistrikan jantung
  • Ketidakseimbangan metabolisme yang parah
  • Efek samping obat seperti dari obat untuk mengobati irama jantung abnormal
  • Kondisi paru-paru
  • Trauma ke dada
  • Kehilangan darah yang ekstensif (cukup banyak)
  • Mengalami gangguan makan
  • Beban kerja jantung yang berlebihan pada orang dengan gangguan jantung
  • Obat-obatan terlarang seperti penggunaan kokain

 

Gejala

Gejalanya meliputi:

 

  • Hilang kesadaran
  • Tidak bernafas
  • Tidak ada denyut nadi

 

Sebelum henti jantung, beberapa orang melaporkan gejala atau tanda peringatan berikut pada minggu-minggu sebelum kejadian:

  • Mengalami nyeri dada
  • Merasa lemah
  • Memiliki sensasi berdebar di dada
  • Merasa lemas

 

Diagnosis

Orang pertama yang melihat seseorang yang tiba-tiba jatuh atau pingsan dengan kecurigaan henti jantung harus memeriksa apakah orang tersebut responsif (sadar atau merespons terhadap panggilan).

 

Jika orang itu tidak merespons, segera hubungi layanan medis darurat atau minta orang lain yang mencari bantuan/menelepon.

 

Jika ada defibrillator eksternal otomatis (AED) yang tersedia, Anda atau orang lain harus mendapatkannya dan ikuti langkah-langkah pada mesin.

 

Setelah memanggil layanan medis darurat, Resusitasi Jantung Paru (RJP) akan dimulai jika orang tersebut tidak bernapas secara normal.

 

Jika tidak ada AED tersedia atau saat Anda menunggu, mulai lakukan RJP dengan memberikan kompresi dada.

 

Tekan dada (pompa jantung) setidaknya dengan kedalaman dua inci dan kecepatan cepat setidaknya 100 kompresi per menit.

 

Jika Anda terlatih dalam RJP, setelah 30 kali kompresi, buka jalan napas orang tersebut dan berikan dua napas.

 

Kemudian, lanjutkan dengan kompresi dada. Jika Anda merasa lebih nyaman, Anda bisa memberikan pompa jantung luar tanpa napas sampai ambulans tiba.

 

Untuk lebih jelasnya terkait proses RJP Anda dapat melihat video dibawah ini.

 

Tatalaksana Henti Jantung

AED Pada Henti Jantung
AED Pada Henti Jantung | Sumber: Puradigm [CC BY-SA 4.0], via Wikimedia Commons
Perawatan segera meningkatkan peluang untuk bertahan hidup. 4 langkah dalam rantai bantuan hidup jantung adalah:

 

Panggilan untuk Layanan Medis Darurat (Mencari Pertolongan)

Segera hubungi layanan medis darurat, terutama jika Anda melihat tanda-tanda henti jantung (tidak respon, tidak bernapas, tidak ada nadi) atau dugaan serangan jantung.

 

Defibrilasi

Defibrilasi mengirimkan sengatan listrik melalui dada.

 

Sengatan listrik melalui proses defibrilasi bertujuan untuk menghentikan irama jantung yang tidak efektif dan tidak teratur.

 

Tindakan ini memungkinkan jantung untuk melanjutkan pola listrik yang lebih normal.

 

AED memeriksa ritme jantung sebelum menginstruksikan penyelamat untuk memberikan kejutan.

 

Mulai Resusitasi Jantung Paru

Chain of Survival di Luar Rumah Sakit
Rantai Kehidupan pada Henti Jantung | Sumber: https://cpr.heart.org/AHAECC/CPRAndECC/AboutCPRFirstAid/CPRFactsAndStats/UCM_475731_CPR-Chain-of-Survival.jsp

Resusitasi Jantung Paru membantu menjaga darah dan oksigen mengalir ke jantung dan otak sampai perawatan lain dapat diberikan.

 

Jantung dan otak sangat rentan terhadap kadar oksigen yang rendah.

 

Kerusakan permanen dapat terjadi, bahkan dengan resusitasi yang berhasil.

 

Perawatan Medis Lanjut

Tenaga medis darurat di tempat kejadian dan dokter di rumah sakit akan memberikan perawatan medis yang penting dan pemantauan intensif.

 

Mereka akan memberikan obat-obatan, memasukkan tabung untuk mempertahankan jalan napas terbuka, dan mengelola perawatan darurat.

 

Epinefrin sering diberikan sejak dini untuk membuat jantung lebih mudah menerima impuls listrik dan meningkatkan aliran darah ke jantung dan otak.

 

Pasien juga akan diberikan oksigen.

 

Hipotermia terapeutik adalah jenis perawatan lain yang dapat digunakan di rumah sakit.

 

Tindakan ini melibatkan penurunan suhu tubuh seseorang menjadi 89 ° -93 ° F (32 ° -34 ° C) dengan menggunakan selimut dingin, kompres es, dan infus saline dingin.

 

Pendinginan tubuh ini dilakukan dalam upaya membantu fungsi dan pemulihan otak.

 

Tubuh orang tersebut dapat tetap pada suhu ini untuk waktu yang lama (12-24 jam).

 

Bahkan dalam kasus di mana irama jantung yang efektif telah dipulihkan, kadar oksigen yang rendah dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, otak, dan organ vital lainnya.

 

Pencegahan Henti Jantung

Anda mungkin dapat menurunkan risiko serangan jantung dengan:

  • Pelajari tanda-tanda peringatan penyakit jantung dan dapatkan bantuan segera jika Anda mengalaminya
  • Bicarakan dengan dokter Anda tentang cara untuk menjadi lebih sehat jika Anda sudah didiagnosis menderita penyakit jantung — Sebagai contoh, dokter Anda mungkin menyarankan Anda minum obat untuk mencegah aritmia.
  • Tanyakan kepada dokter Anda apakah Anda harus memiliki AED di rumah Anda jika Anda berisiko tinggi terkena henti jantung

 

Bila Anda memiliki pertanyaan terkait dengan henti jantung silakan tuliskan pada kolom komentar.

Referensi
  1. About cardiac arrest. American Heart Association website. Available at: http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/CardiacArrest/About-Cardiac-Arrest_UCM_307905_Article.jsp#.WblD5rKGNQI.
  2. Cardiac arrest in adults. EBSCO DynaMed Plus website. Available at:http://www.dynamed.com/topics/dmp~AN~T116814/Cardiac-arrest-in-adults.
  3. Explore sudden cardiac arrest. National Heart Lung and Blood Institute website. Available at: https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/scda.
  4. Sudden cardiac arrest. Heart Rhythm Society website. Available at: http://www.hrsonline.org/Patient-Resources/Heart-Diseases-Disorders/Sudden-Cardiac-Arrest-SCA#axzz2IzsoUyQ9

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.