Antibiotik merupakan golongan obat yang dapat menyelamatkan kehidupan. Akan tetapi, penggunaannya yang tidak rasional atau sembarangan akan menyebabkan malapetaka. Penggunaan yang tidak rasional menyebakan jumlah kuman yang resisten (kebal terhadap obat) semakin bertambah. Artikel ini akan memberikan gambaran terkait apa yang dimaksud dengan resistensi antibiotik, bagaimana pengaruhnya, dan apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah hal ini terus terjadi.
Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan resistensi maka sebaiknya kita mengetahui fakta penting terkait hal ini:
Antibiotik merupakan obat yang penting. Penisilin dan golongan obat lainnya berperan dalam mengatasi masalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, mencegah penularan penyakit, dan menurunkan risiko komplikasi dari penyakit infeksi.
Pengobatan dengan antibiotik juga memiliki masalah. Saat ini, obat yang digunakan sebagai pengobatan standar untuk infeksi bakteri tertentu terkadang kurang efektif atau bahkan tidak bekerja sama sekali. Ketika suatu jenis antibiotik tidak lagi memiliki efek pada beberapa jenis bakteri, maka bakteri tersebut dikatakan resisten antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional (penggunaan berlebihan atau penggunaan yang tidak tepat) merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap resistensi antibiotik. Kita semua, dokter, pusat layanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit, dan pelayan kesehatan lainnya harus berperan dalam penggunaan obat ini secara tepat dan mengurangi perkembangan resistensi antibiotik.
Bakteri atau kuman akan kebal terhadap obat (resisten) apabila kuman tersebut mengubah beberapa cara untuk melindungi diri mereka terhadap efek dari obat atau membuat obat menjadi tidak aktif (menetralkan kerja obat). Bakteri yang dapat bertahan dari pengobatan antibiotik dapat memperbanyak diri dan menurunkan kekebalan tersebut kepada bakteri hasil membelah diri tadi. Sehingga, kemampuan untuk resisten antibiotik pada bakteri dapat ditransfer ke bakteri lainnya. Mereka membuat suatu mekanisme untuk membantu satu sama lain bertahan dari antibiotik.
Fakta bahwa bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap suatu obat adalah kondisi yang normal dan dapat diprediksi. Meskipun demikian, cara penggunaan obat akan mempengaruhi seberapa cepat dan seberapa luas penyebaran resistensi obat tersebut berlangsung.
Penggunaan antibiotik secara berlebihan, khususnya saat antibiotik tidak menjadi pilihan pengobatan yang tepat, meningkatkan peluang resistensi antibiotik. Antibiotik mengobati infeksi bakteri bukan infeksi virus.
Contohnya, antibiotik yang cocok untuk pengobatan nyeri tenggorokan hanya diberikan jika nyeri tenggorokan disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes atau spesies bakteri lainnya. Faktanya, sebagian besar nyeri tenggorokan itu dapat disebabkan oleh infeksi virus yang tidak membutuhkan pemberian antibiotik.
Bila anda mengkonsumsi antibiotik sedangkan anda sebenarnya mengalami infeksi virus maka obat ini tetap akan menyerang bakteri yang ada di dalam tubuh. Tanpa sakit pun tubuh sebenarnya telah memiliki bakteri yang menguntungkan dan tidak menimbulkan penyakit. Pengobatan yang salah menyebabkan kemampuan resisten antibiotik pada kuman normal lalu mereka akan menurunkan kemampuan tersebut dengan bakteri lainnya.
Beberapa infeksi virus yang tidak akan mendapatkan keuntungan dengan pemberian antibiotik termasuk:
Ada kemungkinan beberapa faktor yang berkontribusi terlalu banyak. Ketika penisilin dan antibiotik lainnya diperkenalkan pertama kali, obat-obatan tersebut dianggap sebagai obat ajaib karena mereka bekerja dengan cepat dan dengan efek samping yang relatif sedikit. Mereka tampak seperti jawaban untuk semua penyakit yang umumnya terjadi pada masa itu.
Terlepas dari meningkatnya kesadaran akan resistensi antibiotik dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan berlebihan masih terjadi karena beberapa alasan:
Kegagalan dalam mengkonsumsi antibiotik seperti yang diresepkan dapat berkontribusi terhadap resistensi antibiotik. Dokter yang memberikan antibiotik akan memberi tahu Anda berapa banyak pil yang dibutuhkan dan seberapa sering Anda harus meminumnya.
Resep yang diberikan harus rasinal sehingga Anda memiliki jumlah obat yang tepat yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan pengobatan sehingga bila anda mengikuti anjuran minum obat maka tidak akan ada antibiotik yang tersisa.
Sebagian besar akan sangat tergoda untuk berhenti minum antibiotik begitu Anda merasa lebih baik. Tapi perawatan penuh diperlukan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit. Kegagalan dalam membunuh bakteri dapat mengakibatkan kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan di masa akan datang dan dapat meningkatkan penyebaran sifat resisten antibiotik di antara bakteri yang berbahaya.
Selama bertahun-tahun, pengenalan antibiotik baru melampaui perkembangan resistensi antibiotik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, laju resistensi obat telah berkontribusi pada peningkatan jumlah masalah perawatan kesehatan.
Di Amerika Serikat, menurut sebuah laporan tahun 2013 oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setidaknya 2 juta orang setiap tahunnya “mendapatkan infeksi serius dengan bakteri yang resisten terhadap satu atau lebih antibiotik yang merupakan standar pengobatan untuk mengobati infeksi tersebut.” Dan setidaknya 23.000 orang meninggal setiap tahun sebagai akibat dari infeksi bakteri resisten antibiotik.
Meningkatnya jumlah infeksi yang resisten terhadap obat menyebabkan:
Penggunaan antibiotik yang tepat, yang sering disebut penggunaan antibiotik secara rasional, dapat membantu mempertahankan efektivitas antibiotik saat ini, memperpanjang masa hidup mereka dan melindungi masyarakat dari infeksi yang resisten terhadap antibiotik.
Banyak rumah sakit dan asosiasi medis telah menerapkan pedoman diagnostik dan pengobatan baru untuk memastikan perawatan yang efektif untuk infeksi bakteri dan mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Masyarakat juga harus berperan dalam rasionalitas antibiotik. Anda dapat membantu mengurangi perkembangan resistensi antibiotik dengan melakukan langkah-langkah berikut:
Referensi: