ASIA Impairment Scale: Standar Emas dalam Mengevaluasi Cedera Tulang Belakang

ASIA Impairment Scale: Standar Emas dalam Mengevaluasi Cedera Tulang Belakang
ASIA Impairment Scale

Cedera tulang belakang merupakan salah satu jenis cedera yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem saraf pusat dan berpotensi mengakibatkan disabilitas permanen. Dalam menangani kasus-kasus cedera tulang belakang, penilaian yang akurat dan standar terhadap tingkat kerusakan adalah kunci untuk menentukan penanganan dan prognosis yang tepat. Salah satu alat yang diakui secara internasional dan digunakan secara luas dalam menilai tingkat cedera tulang belakang adalah ASIA Impairment Scale (AIS).

Ilustrasi Cedera Tulang Belakang
Ilustrasi Cedera Tulang Belakang

Apa itu ASIA Impairment Scale?

ASIA Impairment Scale, atau yang lebih dikenal dengan singkatan AIS, adalah sebuah sistem penilaian yang dikembangkan oleh American Spinal Injury Association (ASIA) untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan cedera pada sumsum tulang belakang. Skala ini memberikan standar yang objektif dan dapat direplikasi untuk menentukan tingkat defisit neurologis yang dialami oleh pasien dengan cedera tulang belakang.

 

Sejarah dan Perkembangan AIS

Awal pengembangan AIS dapat ditelusuri kembali ke tahun 1982, ketika ASIA membentuk sebuah komite khusus untuk mengembangkan standar dalam menilai dan melaporkan cedera tulang belakang. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan bahasa yang konsisten dan terstandarisasi dalam menggambarkan tingkat keparahan cedera tulang belakang, sehingga memudahkan komunikasi dan penelitian di bidang ini.

 

Setelah melalui beberapa revisi, versi terbaru dari AIS, yaitu AIS Revisi 2019, diperkenalkan pada tahun 2019. Revisi ini memperbaiki beberapa aspek dari skala sebelumnya, termasuk penjelasan yang lebih detail tentang penilaian sensorik dan motorik, serta pedoman yang lebih jelas untuk menentukan tingkat cedera. Salah satu perubahan signifikan dalam revisi terbaru adalah penambahan penilaian untuk tingkat cedera leher (serviks) dan sakral.

 

Komponen Utama ASIA Impairment Scale

AIS terdiri dari dua komponen utama: penilaian sensorik dan penilaian motorik. Kedua komponen ini dievaluasi secara terpisah dan kemudian digabungkan untuk menentukan tingkat cedera tulang belakang secara keseluruhan.

  • Penilaian Sensorik Penilaian sensorik dalam AIS melibatkan pengujian sensasi ringan sentuhan dan sensasi nyeri pada 28 titik utama di tubuh, yang mencakup daerah dermatomal dari setiap tingkat tulang belakang. Setiap titik dievaluasi dengan skala 0 hingga 2, di mana 0 berarti tidak ada sensasi, 1 berarti sensasi abnormal, dan 2 berarti sensasi normal.

 

Dalam revisi terbaru, penilaian sensorik juga mencakup evaluasi terhadap sensasi ringan sentuhan dan nyeri pada daerah sakral, yang sebelumnya tidak termasuk dalam penilaian. Penambahan ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang fungsi sensorik pasien dengan cedera tulang belakang.

  • Penilaian Motorik Penilaian motorik dalam AIS melibatkan pengujian kekuatan otot pada 10 kelompok otot utama yang mewakili fungsi motorik dari setiap tingkat tulang belakang. Setiap kelompok otot dievaluasi dengan skala 0 hingga 5, di mana 0 berarti tidak ada kontraksi otot, dan 5 berarti kekuatan otot normal.

 

Dalam revisi terbaru, penilaian motorik juga mencakup evaluasi terhadap kekuatan otot-otot di daerah leher (serviks) dan sakral, yang sebelumnya tidak termasuk dalam penilaian. Penambahan ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang fungsi motorik pasien dengan cedera tulang belakang.

 

Klasifikasi Tingkat Cedera berdasarkan AIS

Berdasarkan hasil penilaian sensorik dan motorik, AIS mengklasifikasikan tingkat cedera tulang belakang menjadi lima kategori utama:

  1. AIS A: Cedera Lengkap Kategori ini menunjukkan tidak ada fungsi sensorik atau motorik yang tersisa di bawah tingkat neurologis cedera, termasuk tingkat sakral terakhir.
  2. AIS B: Cedera Tidak Lengkap, Sensori Terjaga tetapi Motorik Defisit Lengkap Pada kategori ini, pasien memiliki sedikit fungsi sensorik yang tersisa di bawah tingkat neurologis cedera, tetapi tidak ada fungsi motorik yang tersisa.
  3. AIS C: Cedera Tidak Lengkap, Fungsi Motorik Terjaga di Bawah Tingkat Neurologis Cedera Pasien dalam kategori ini memiliki fungsi motorik yang terjaga di bawah tingkat neurologis cedera, tetapi lebih dari setengah dari kelompok otot utama di bawah tingkat cedera memiliki kekuatan kurang dari 3/5.
  4. AIS D: Cedera Tidak Lengkap, Fungsi Motorik Terjaga di Bawah Tingkat Neurologis Cedera Dalam kategori ini, pasien memiliki fungsi motorik yang terjaga di bawah tingkat neurologis cedera, dan setengah atau lebih dari kelompok otot utama di bawah tingkat cedera memiliki kekuatan 3/5 atau lebih.
  5. AIS E: Fungsi Normal Kategori ini mengindikasikan bahwa pasien memiliki fungsi sensorik dan motorik yang normal dalam semua segmen tulang belakang.


Pentingnya ASIA Impairment Scale dalam Penanganan Cedera Tulang Belakang

AIS memberikan beberapa manfaat signifikan dalam penanganan cedera tulang belakang, antara lain:

Standarisasi Komunikasi

AIS menyediakan bahasa dan terminologi yang konsisten untuk menggambarkan tingkat keparahan cedera tulang belakang, memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif antara profesional kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien. Dengan menggunakan AIS, dokter, fisioterapis, dan tenaga medis lainnya dapat berbagi informasi dengan bahasa yang sama, menghindari kesalahpahaman dan memastikan kesinambungan perawatan.

 

Pemilihan Penanganan yang Tepat

Klasifikasi AIS membantu dalam memilih pendekatan penanganan yang paling sesuai, seperti terapi fisik, rehabilitasi, atau bahkan intervensi bedah, berdasarkan tingkat keparahan cedera. Misalnya, pasien dengan klasifikasi AIS A (cedera lengkap) mungkin memerlukan penanganan yang lebih agresif dan komprehensif dibandingkan pasien dengan klasifikasi AIS D (cedera tidak lengkap dengan fungsi motorik terjaga).

 

Prediksi Prognosis

Tingkat AIS dapat memberikan indikasi awal tentang prognosis dan potensi pemulihan pasien, membantu dalam menetapkan target dan rencana rehabilitasi yang realistis. Sebagai contoh, pasien dengan klasifikasi AIS A (cedera lengkap) memiliki prognosis yang lebih buruk untuk pemulihan fungsi dibandingkan dengan pasien dengan klasifikasi AIS C atau D.

 

Penelitian dan Pengembangan

AIS menyediakan standar yang konsisten untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam penelitian terkait cedera tulang belakang, memfasilitasi perbandingan dan berbagi temuan di seluruh komunitas medis. Dengan adanya klasifikasi yang terstandarisasi, hasil studi dan uji klinis dari berbagai sumber dapat dibandingkan dan diintegrasikan dengan lebih mudah, mendorong kemajuan dalam pengembangan terapi dan perawatan baru untuk cedera tulang belakang.

 

Evaluasi Hasil Perawatan

AIS juga digunakan untuk mengevaluasi efektivitas perawatan dan mengukur kemajuan pasien selama proses rehabilitasi. Dengan melakukan penilaian AIS secara berkala, tim medis dapat memantau perubahan dalam fungsi sensorik dan motorik pasien, serta menyesuaikan rencana perawatan jika diperlukan.

 

Pertimbangan dalam Penggunaan AIS

Meskipun AIS merupakan standar yang diakui secara internasional, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya:

  1. Pelatihan dan Keahlian: Penilaian AIS memerlukan pelatihan khusus dan keahlian untuk memastikan konsistensi dan akurasi dalam pengujian. Profesional kesehatan yang melakukan penilaian AIS harus terlatih dengan baik dan memahami kriteria penilaian dengan jelas.
  2. Waktu Penilaian Penilaian: AIS sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat setelah cedera, biasanya setelah kondisi pasien stabil dan efek dari syok medis telah mereda. Penilaian yang dilakukan terlalu dini setelah cedera dapat memberikan hasil yang tidak akurat.
  3. Kondisi Medis Lainnya: Dalam beberapa kasus, kondisi medis lain seperti cedera otak traumatis, gangguan metabolik, atau efek dari obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi hasil penilaian AIS. Oleh karena itu, profesional kesehatan harus mempertimbangkan faktor-faktor ini saat melakukan penilaian.
  4. Keterbatasan Penilaian: Meskipun AIS memberikan gambaran yang komprehensif tentang defisit neurologis, penilaian ini tidak mencakup semua aspek fungsional dan kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, AIS harus digunakan bersama dengan alat penilaian lain yang relevan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi pasien.

 

Kesimpulan

ASIA Impairment Scale (AIS) telah menjadi standar emas dalam mengevaluasi dan mengklasifikasikan tingkat keparahan cedera tulang belakang. Dengan mengombinasikan penilaian sensorik dan motorik yang terstandarisasi, AIS memberikan gambaran yang komprehensif tentang defisit neurologis yang dialami oleh pasien. Skala ini memfasilitasi komunikasi yang efektif, pemilihan penanganan yang tepat, prediksi prognosis, penelitian yang lebih akurat, dan evaluasi hasil perawatan dalam bidang cedera tulang belakang. Pemahaman yang mendalam tentang AIS, serta penggunaannya yang tepat oleh profesional kesehatan yang terlatih, adalah kunci bagi perawatan yang optimal bagi pasien dengan cedera tulang belakang.

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.