Halo teman-teman di whitecoathunter.com, salam sehat dan sejahtera dari dr. Rifan. Hari ini, saya ingin membahas sebuah topik yang sangat relevan dengan dunia kedokteran dan kesehatan, yaitu Teori Komunikasi. Sebagai seorang dokter umum yang juga aktif sebagai pembicara publik, saya telah mengalami betapa pentingnya komunikasi yang efektif dalam menjalani profesi ini.
Sebagai langkah awal, mari kita cari tahu apa yang itu teori komunikasi?
Apa itu Teori Komunikasi?
Sebelum kita terlalu dalam, mari kita mulai dengan definisi dasar. Teori komunikasi adalah kerangka kerja konseptual yang saya gunakan dalam setiap interaksi dengan pasien dan dalam setiap presentasi saya sebagai pembicara publik.
Ini membantu saya memahami bagaimana pesan-pesan saya disampaikan, diterima, dan diinterpretasikan oleh orang lain. Teori komunikasi ini bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan cara kita mendengarkan.
Ada banyak sekali teori terkait dengan ilmu komunikasi. Namun, dalam kesempatan ini, saya ingin memperkenalkan kepada Anda sepuluh teori. Mari kita bahas satu per satu:
Teori Komunikasi Behaviorisme oleh John Broadus Watson:
Teori ini didasarkan pada pendekatan behaviorisme dalam psikologi.
Watson berpendapat bahwa komunikasi adalah hasil dari respon fisik terhadap rangsangan eksternal.
Fokus utama adalah pada perilaku yang dapat diamati dan diukur.
Teori ini lebih memusatkan perhatian pada stimulus dan respons dalam konteks komunikasi.
Teori Komunikasi Operant Conditioning oleh Skinner:
Skinner mengembangkan teori ini berdasarkan konsep operant conditioning dalam psikologi.
Teori ini menekankan penggunaan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) dalam mengendalikan perilaku komunikasi.
Komunikator memanfaatkan reinforcement positif dan negatif untuk membentuk perilaku komunikasi yang diinginkan.
Teori Belajar Sosial oleh Bandura:
Albert Bandura mengemukakan teori ini, yang juga dikenal sebagai teori belajar sosial atau observational learning.
Menekankan pentingnya proses belajar melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain.
Ini juga mengakui peran penguatan dan hukuman dalam membentuk perilaku komunikasi.
Teori Komunikasi Lasswell oleh Harold Lasswell:
Lasswell menyusun model komunikasi yang mengemukakan pertanyaan dasar: “Who says what in which channel to whom with what effect?”
Fokusnya adalah pada unsur-unsur komunikasi yang melibatkan siapa yang berbicara, apa yang mereka katakan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan dengan efek apa.
Teori ini dikembangkan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver dalam konteks teori informasi.
Menggambarkan komunikasi sebagai proses yang terdiri dari pengirim, pesan, saluran, penerima, dan gangguan.
Fokus pada transmisi informasi dari pengirim ke penerima.
Teori Komunikasi Berlo:
David Berlo mengembangkan model komunikasi yang menekankan faktor-faktor seperti sumber (pemancar), pesan, saluran, penerima, dan efek dalam proses komunikasi.
Model ini menyoroti pentingnya pemahaman, sikap, perasaan, dan keterampilan dalam komunikasi yang efektif.
Teori Komunikasi Sistem oleh Karl Weick:
Weick memandang komunikasi sebagai sistem yang kompleks dan berpusat pada interaksi sosial.
Penekanannya pada pemahaman bagaimana individu dan kelompok berpartisipasi dalam proses komunikasi dan bagaimana hal ini mempengaruhi organisasi dan masyarakat.
Teori Komunikasi Simbolik oleh George Herbert Mead:
George Herbert Mead mengemukakan teori komunikasi simbolik dalam konteks interaksi sosial.
Teori ini menekankan pentingnya simbol dan bahasa dalam proses komunikasi manusia.
Simbol-simbol ini digunakan untuk membentuk pemahaman bersama dan mewakili realitas sosial.
Teori Komunikasi Interaksi Simbolik oleh Herbert Blumer:
Herbert Blumer memperluas konsep Mead tentang simbol dan interaksi sosial.
Teori ini menekankan bahwa makna diberikan oleh individu melalui proses interpretasi dan interaksi sosial.
Fokusnya pada bagaimana individu mengkonstruksi realitas sosial mereka melalui komunikasi.
Teori Komunikasi Konstruktivis oleh Ernst von Glasersfeld:
Teori ini menggambarkan komunikasi sebagai proses konstruksi makna yang subjektif.
Ernst von Glasersfeld berpendapat bahwa individu menciptakan makna berdasarkan pengalaman pribadi mereka.
Teori ini menyoroti peran konstruksi sosial dalam komunikasi.
Setiap teori komunikasi di atas memiliki pendekatan yang berbeda dalam memahami dan menjelaskan proses komunikasi.
Pemahaman yang mendalam tentang teori-teori ini dapat membantu Anda, untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Anda dengan siapa pun audiens Anda.
Bagaimana Manfaat Teori-Teori Tersebut dalam Kehidupan Sehari-Hari
Kita tentu akan sangat bersemangat bila memahami bahwa apa yang kita pelajari bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk itu, mari kita pahami manfaat apa yang dapat Anda temukan dengan memahami teori di atas.
Teori Komunikasi Behaviorisme oleh John Broadus Watson:
Dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan behaviorisme dalam memahami perilaku dapat membantu kita memahami bagaimana respon fisik kita dipengaruhi oleh lingkungan dan stimulus eksternal.
Watson berpendapat bahwa komunikasi adalah hasil dari reaksi fisik terhadap rangsangan eksternal.
Fokus utama adalah pada perilaku yang dapat diamati dan diukur.
Pendekatan ini lebih memusatkan perhatian pada stimulus dan respons dalam konteks komunikasi.
Pendekatan Operant Conditioning dalam Komunikasi oleh Skinner:
Dalam kehidupan sehari-hari, teori operant conditioning dapat membantu kita memahami bagaimana kita dapat memotivasi diri sendiri dan orang lain untuk melakukan tindakan tertentu.
Menggunakan penguatan positif dan negatif dapat membantu kita mencapai tujuan pribadi, seperti meraih keberhasilan dalam karier atau menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Pemahaman tentang hukuman dan penghargaan dapat membantu dalam mendidik anak-anak, memotivasi diri sendiri, dan bahkan memahami perilaku orang lain dalam berbagai situasi.
Teori Pembelajaran Sosial oleh Bandura:
Albert Bandura mengemukakan bahwa belajar melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain merupakan konsep penting dalam komunikasi sehari-hari.
Ini berlaku dalam banyak aspek, seperti mengasah keterampilan kerja, memahami bagaimana orang berinteraksi dalam hubungan, atau bahkan memahami budaya dan norma sosial.
Ketika kita menyadari bahwa kita bisa belajar dari orang-orang di sekitar kita, kita dapat mencari peran model yang positif dan mengembangkan diri dengan cara yang lebih efektif.
Pendekatan Komunikasi Lasswell oleh Harold Lasswell:
Dalam kehidupan sehari-hari, model Lasswell dapat membantu kita menjadi komunikator yang lebih efektif.
Pertanyaan-pertanyaan dalam model ini memaksa kita untuk memikirkan siapa yang akan menjadi penerima pesan kita, apa yang ingin kita sampaikan, dan apa efek yang ingin kita capai.
Dengan menyusun pesan kita dengan lebih baik dan mempertimbangkan audiens, kita dapat menghindari kesalahpahaman dan menyampaikan pesan dengan lebih baik.
Pendekatan Sistem Komunikasi Shannon-Weaver:
Dalam kehidupan sehari-hari, teori Shannon-Weaver membantu kita memahami bagaimana informasi disampaikan melalui berbagai jalur komunikasi.
Ini dapat bermanfaat dalam berkomunikasi melalui media sosial, email, atau bahkan dalam pertemuan langsung.
Dengan memahami konsep jalur komunikasi dan bagaimana informasi dapat terganggu, kita dapat menghindari misinterpretasi dan memastikan pesan kita sampai dengan baik.
Pendekatan Komunikasi Berlo:
Pendekatan David Berlo dapat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi komunikator yang lebih efektif dalam hubungan pribadi dan profesional.
Memahami unsur-unsur seperti sikap, perasaan, dan keterampilan dalam komunikasi dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih baik dan mengatasi konflik.
Ini juga membantu kita menjadi lebih sadar akan komunikasi nonverbal dan cara kita menyampaikan pesan secara keseluruhan.
Pendekatan Sistem Komunikasi oleh Karl Weick:
Dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan sistem komunikasi membantu kita memahami bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana informasi mengalir dalam kelompok atau organisasi.
Ini dapat membantu kita menjadi pemimpin yang lebih baik, mengelola proyek dengan lebih efisien, dan memahami kompleksitas interaksi sosial.
Pemahaman sistem komunikasi membantu kita beradaptasi dengan perubahan dan mengatasi tantangan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Komunikasi Simbolik oleh George Herbert Mead:
Dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan komunikasi simbolik membantu kita memahami bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain melalui bahasa dan simbol.
Ini membantu kita memahami komunikasi antarpribadi, budaya, dan bahkan komunikasi dalam dunia digital.
Pemahaman simbolik membantu kita menginterpretasikan pesan dengan lebih baik dan menghindari kesalahpahaman.
Pendekatan Komunikasi Interaksi Simbolik oleh Herbert Blumer:
Dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan interaksi simbolik membantu kita memahami bagaimana kita menciptakan makna dalam interaksi sosial.
Ini membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, membangun hubungan yang lebih dalam, dan memahami perbedaan budaya dan sosial.
Pemahaman interaksi simbolik membantu kita menjadi komunikator yang lebih sensitif dan terbuka terhadap beragam pandangan dan pengalaman.
Pendekatan Komunikasi Konstruktivis oleh Ernst von Glasersfeld:
Dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan konstruktivis membantu kita memahami bahwa makna adalah konstruksi subjektif.
Ini membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain yang mungkin memiliki pandangan yang berbeda.
Pemahaman konstruktivis membantu kita menjadi lebih toleran terhadap perbedaan dan menghargai keragaman pandangan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Penggunaan Teori dalam Konteks Sehari-Hari
Ketika kita sudah memahami dan mempelajari berbagai hal, maka langkah selanjutnya adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ini adalah contoh berbagai penerapan pendekatan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan Pendekatan Komunikasi Behaviorisme oleh John Broadus Watson:
Misalkan Anda ingin membantu seorang teman untuk lebih rajin belajar. Anda dapat menerapkan pendekatan behaviorisme dengan memberikan penguatan positif. Setiap kali teman Anda berhasil menyelesaikan tugas belajarnya, Anda memberikan pujian atau penghargaan. Ini akan memberikan dorongan positif yang dapat meningkatkan motivasinya untuk belajar lebih rajin.
Penerapan Pendekatan Operant Conditioning dalam Komunikasi oleh Skinner:
Contoh lainnya, jika Anda ingin mengajari anak Anda tentang pentingnya kebersihan, Anda dapat menerapkan pendekatan operant conditioning. Anda memberikan penghargaan (misalnya, hadiah kecil) setiap kali anak Anda mencuci tangan sebelum makan. Seiring waktu, anak Anda akan mengaitkan tindakan mencuci tangan dengan penghargaan positif, dan ini akan menjadi kebiasaan yang baik.
Penerapan Konsep Belajar Sosial oleh Bandura:
Anda dapat menerapkan konsep belajar sosial dalam situasi kerja. Jika Anda seorang pemimpin tim, Anda bisa menjadi contoh bagi anggota tim Anda dengan menunjukkan etika kerja yang baik. Ketika mereka melihat Anda bekerja keras dan berkolaborasi dengan baik, mereka akan cenderung meniru perilaku positif ini dalam pekerjaan mereka.
Penerapan Model Komunikasi Lasswell oleh Harold Lasswell:
Dalam komunikasi sehari-hari, Anda dapat menerapkan model Lasswell dengan mempertimbangkan siapa yang akan menjadi penerima pesan Anda, apa yang ingin Anda sampaikan, dan apa efek yang ingin Anda capai. Misalnya, sebelum Anda memberikan presentasi, pertimbangkan siapa audiens Anda (rekan kerja, klien, atau teman), apa pesan kunci yang ingin Anda sampaikan, dan efek yang ingin Anda capai (persuasi, informasi, atau hiburan).
Penerapan Pendekatan Sistem Komunikasi Shannon-Weaver:
Misalkan, ketika Anda mengirim email penting, Anda perlu memastikan pesan Anda sampai dengan baik. Ini berarti memeriksa bahwa email tidak tersangkut di spam atau tersandung pada masalah teknis lainnya. Anda juga harus menjaga agar pesan Anda jelas dan mudah dimengerti oleh penerima.
Penerapan Pendekatan Komunikasi Berlo:
Dalam hubungan pribadi, Anda dapat menerapkan pendekatan David Berlo dengan memahami unsur-unsur komunikasi seperti sikap, perasaan, dan keterampilan. Misalnya, dalam situasi konflik dengan pasangan, Anda bisa mengungkapkan perasaan Anda secara jujur dan memahami perasaan mereka. Ini akan membantu membangun pemahaman bersama dan mengatasi konflik.
Penerapan Pendekatan Sistem Komunikasi oleh Karl Weick:
Jika Anda adalah seorang manajer proyek, Anda dapat menerapkan pendekatan sistem komunikasi dalam mengelola tim Anda. Anda harus memahami bagaimana setiap anggota tim berinteraksi dan bagaimana informasi mengalir di antara mereka. Dengan memahami sistem komunikasi dalam tim, Anda dapat mengidentifikasi masalah potensial dan mengambil tindakan yang sesuai.
Penerapan Pendekatan Komunikasi Simbolik oleh George Herbert Mead:
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat menerapkan pendekatan komunikasi simbolik dengan memperhatikan bagaimana bahasa dan simbol digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya, ketika Anda berbicara dengan rekan kerja dari latar belakang budaya yang berbeda, Anda perlu memahami bagaimana penggunaan kata atau simbol tertentu bisa memiliki makna yang berbeda bagi mereka.
Penerapan Pendekatan Komunikasi Interaksi Simbolik oleh Herbert Blumer:
Dalam situasi sosial, Anda bisa menerapkan pendekatan interaksi simbolik dengan berfokus pada cara orang lain menginterpretasikan tindakan dan kata-kata Anda. Misalnya, ketika Anda berinteraksi dengan teman-teman baru, Anda bisa memperhatikan bagaimana mereka merespons dan mengubah perilaku Anda untuk menciptakan hubungan yang baik.
Penerapan Konsep Komunikasi Konstruktivis oleh Ernst von Glasersfeld:
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat menerapkan konsep konstruktivis dengan memahami bahwa makna adalah konstruksi subjektif. Ini memungkinkan Anda untuk lebih terbuka terhadap beragam pandangan dan pengalaman orang lain. Misalnya, dalam diskusi tentang isu-isu sosial, Anda dapat menghargai sudut pandang yang berbeda dan berusaha memahami perspektif orang lain.
Dengan penerapan praktis dari berbagai konsep komunikasi ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat menjadi komunikator yang lebih efektif dan berinteraksi dengan lebih baik dengan orang lain dalam berbagai konteks.
Pesan dr. Rifan
Kita telah menjelajahi berbagai konsep komunikasi yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kita telah menggali pendekatan-pendekatan yang beragam, yang dapat membantu Anda menjadi komunikator yang lebih efektif, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional.
Kita mulai dengan memahami bagaimana pendekatan behaviorisme oleh John Broadus Watson memengaruhi cara kita merespons stimulus eksternal. Ini bermanfaat dalam memahami bagaimana lingkungan memengaruhi perilaku kita, dan bagaimana penguatan positif dapat digunakan untuk mengubah kebiasaan.
Kemudian, kami menjelaskan pendekatan operant conditioning oleh Skinner, di mana penguatan positif dan negatif digunakan untuk memotivasi tindakan. Ini berlaku dalam berbagai aspek kehidupan, dari motivasi diri hingga pendidikan anak-anak.
Selanjutnya, kami mendiskusikan teori belajar sosial oleh Bandura, yang menyoroti pentingnya belajar melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain. Ini dapat membantu kita menjadi peran model yang baik dan mengasah keterampilan kerja.
Kami juga mencermati model komunikasi Lasswell oleh Harold Lasswell, yang menekankan pertanyaan-pertanyaan penting dalam komunikasi. Ini dapat membantu kita menjadi komunikator yang lebih efektif dengan mempertimbangkan audiens, pesan, dan efek yang ingin kita capai.
Model Shannon-Weaver mengajarkan kita tentang bagaimana informasi disampaikan melalui jalur komunikasi, membantu kita memahami pentingnya menyampaikan pesan dengan jelas dan memastikan pesan sampai pada penerima.
Pendekatan komunikasi Berlo menggarisbawahi unsur-unsur seperti sikap, perasaan, dan keterampilan dalam komunikasi. Ini membantu kita dalam membangun hubungan yang lebih baik dan mengatasi konflik.
Model sistem komunikasi Karl Weick memungkinkan kita memahami bagaimana informasi mengalir dalam kelompok atau organisasi. Hal ini dapat membantu kita menjadi pemimpin yang lebih baik dan mengelola proyek dengan lebih efisien.
Konsep komunikasi simbolik oleh George Herbert Mead membahas bagaimana kita berkomunikasi melalui bahasa dan simbol. Ini membantu kita dalam memahami komunikasi antarpribadi, budaya, dan komunikasi dalam dunia digital.
Pendekatan komunikasi interaksi simbolik oleh Herbert Blumer menggarisbawahi pentingnya menciptakan makna dalam interaksi sosial. Ini membantu kita menjadi komunikator yang lebih sensitif dan terbuka terhadap beragam pandangan dan pengalaman.
Akhirnya, konsep komunikasi konstruktivis oleh Ernst von Glasersfeld memungkinkan kita untuk menghargai bahwa makna adalah konstruksi subjektif. Ini membantu kita menjadi lebih toleran terhadap perbedaan dan menghargai keragaman pandangan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menerapkan konsep-konsep ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat menjadi komunikator yang lebih efektif, membangun hubungan yang lebih baik, dan mengatasi tantangan komunikasi dengan lebih baik. Ingatlah untuk selalu berlatih dan meningkatkan keterampilan komunikasi Anda, karena komunikasi yang baik adalah kunci kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.