Keputihan: Penyebab, Gejala, dan Diagnosis

Keputihan: Penyebab, Gejala, dan Diagnosis

Keputihan sering dan terjadi secara reguler. Meskipun demikian terdapat beberapa jenis keputihan yang dapat mengindikasikan suatu infeksi. Cairan tidak normal tersebut dapat berwarna kuning atau hijau, konsistensinya sedikit lebih kental, dan memiliki bau yang tidak sedap.

Ilustrasi Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita
Ilustrasi Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita (Sumber: https://www.myupchar.com/en / CC BY-SA)

Infeksi bakteri atau jamur merupakan penyebab infeksi tersering. Jika Anda menemui cairan yang keluar dari vagina tampak tidak seperti biasanya atau berbau tidak sedap, silakan segera temui dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang lebih baik.

 

Jenis-Jenis Cairan Vagina atau Keputihan

Terdapat beberapa jenis cairan yang keluar melalui vagina. Cairan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan warna dan konsistensinya. Beberapa jenis dari cairan ini normal. Sedangkan yang lainnya dapat mengindikasikan kondisi tertentu dan membutuhkan pengobatan.

 

Putih

Cairan berwarna putih dan volumenya sedikit, yang keluar khususnya pada awal atau akhir siklus menstruasi/haid adalah suatu hal yang normal.

 

Jika cairan ini disertai dengan gejala gatal dan sedikit lebih kental dari biasanya atau bahkan konsisitensinya tampak seperti keju yang meleleh maka hal ini disebut sebagai keputihan abnormal dan membutuhkan pengobatan.

 

Kondisi di atas biasanya muncul sebagai tanda infeksi jamur.

 

Jernih dan tampak seperti air

Cairan yang keluar dari vagina tampak jernih dan seperti air maka pada umumnya normal. Kondisi ini disebut pula sebagai keputihan bening. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja sepanjang bulan. Kondisi ini biasanya muncul khususnya setelah selesai melakukan olahraga berat.

 

Jernih dan kental

Ketika cairan yang keluar dari vagina jernih tapi sedikit kental seperti lendir, tidak menyerupai air maka kondisi ini mengindikasikan Anda sedang mengalami masa ovulasi. Ini adalah jenis cairan yang normal.

 

Kecoklatan atau tampak seperti darah

Cairan vagina yang tampak berwarna kecoklatan atau seperti darah biasanya normal. Terutama ketika anda sedang mengalami masa menstruasi/haid.

Pelepasan terlambat pada akhir periode menstruasi/haid Anda bisa terlihat berwarna cokelat dan bukan merah. Anda mungkin juga mengalami sejumlah kecil perdarahan di antara periode menstruasi. Kondisi ini disebut spotting.

Bila spotting terjadi selama jangka waktu normal (tidak sedang haid) dalam siklus menstruasi Anda dan Anda tidak sedang menjalani program keluarga berencana maka kondisi ini dapat menjadi salah tanda kehamilan.

Spotting atau keputihan coklat yang muncul pada masa awal kehamilan juga dapat menjadi tanda keguguran (abortus), dan kondisi ini harus didiskusikan kepada dokter atau ahli kandungan.

Pada kasus yang jarang, cairan vagina berupa keputihan warna coklat juga dapat menjadi tanda kanker leher rahim (serviks) tahap lanjut. Untuk kasus ini, penting dilakukan pemeriksaan panggul dan Pap Smear untuk memeriksa abnormalitas pada leher rahim.

 

Kuning atau Hijau

Keputihan kuning atau hijau, terutama dengan konsistensi kenyal dan kental, atau disertai dengan bau yang tidak sedap, merupakan pertanda tidak normal.

Keputihan warna kuning atau hijau biasanya merupakan tanda infeksi trikomoniasis. Infeksi ini pada umumnya menyebar melalui hubungan seksual.

 

Sebelum membaca lebih lanjut tentang penyebab keputihan, kami punya sebuah video youtube dari seorang teman sejawat yang membahas tuntas Q&A seputar keputihan di bawah ini. Silakan dilihat terlebih dahulu.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=wIZRXGUQEZM[/embedyt]

 

Penyebab Keputihan

Cairan vagina yang normal menunjukkan fungsi tubuh yang sehat. Kondisi ini merupakan cara tubuh untuk membersihkan dan melindungi vagina.

 

Sehingga, apabila cairan vagina meningkat pada saat melakukan hubungan intim atau masa ovulasi maka hal tersebut merupakan suatu hal yang normal.

 

Olahraga, konsumsi pil KB atau stress emosional juga dapat meningkatkan pengeluaran cairan vagina.

 

Cairan vagina abnormal (keputihan) biasa terjadi disebabkan oleh infeksi.

 

Bakterial vaginosis

Bakteri Penyebab Keputihan di Bawah Mikroskop
Bakteri Penyebab Keputihan di Bawah Mikroskop (sumber: Per Grinsted / Medicinsk Webdesign / CC BY-SA)

Bakterial vaginosis merupakan infeksi bakteri yang sering ditemui. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan pengeluaran cairan vagina dengan bau yang cukup menyengat dan terkadang seperti bau ikan.

 

Kondisi ini tidak menyebabkan gejala lainnya. Wanita yang melakukan hubungan seks oral dan berganti-ganti pasangan memiliki risiko bakterial vaginosis yang lebih besar.

 

Trikomoniasis

Ilustrasi Trikomoniasis Penyebab Keputihan
Ilustrasi Trikomoniasis Penyebab Keputihan (sumber: Centers for Disease Control and Prevention)

Trikomoniasis merupakan jenis infeksi lainnya. Kondisi ini disebabkan oleh protozoa atau organisme bersel tunggal.

 

Infeksi ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, tapi juga dapat ditularkan melalui kontak saat memakai handuk yang sama secara bergantian.

 

Kondisi ini akan mengakibatkan cairan vagina berwarna kehijauan dan berbau busuk. Nyeri, inflamasi, dan keputihan gatal merupakan gejala yang dapat dirasakan pada infeksi ini. Tapi, terkadang beberapa orang tidak mengalami gejala lain selain perbahan warna cairan vagina yang berbau busuk.

 

Infeksi jamur

Infeksi jamur akan menyebabkan keputihan dengan konsistensi seperti keju dan dapat pula disertai dengan sensasi seperti terbakar atau gatal.

 

Adanya jamur (ragi) pada vagina merupakan suatu hal yang normal, tapi pertumbuhannya dapat mendadak menjadi lebih banyak dan tidak terkontrol. Beberapa hal dibawah ini dapat menyebabkan infeksi jamur antara lain:

  • Stress
  • Diabetes
  • Mengkonsumsi pil KB
  • Kehamilan
  • Antibiotik, terutama yang dikonsumsi lebih dari 10 hari

 

Gonorea dan Klamidia

Ilustrasi Gonore sebagai Infeksi Menular Seksual
Ilustrasi Gonore sebagai Infeksi Menular Seksual (sumber: http://www.scientificanimations.com / CC BY-SA)

Gonorea dan klamidia merupakan infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan perubahan cairan vagina. Pada kondisi ini cairan vagina biasanya berwarna kuning, kehijauan, atau tampak seperti berawan.

 

Penyakit inflamatorik panggul

Ilustrasi Penyakit Inflamatorik Panggul
Ilustrasi Penyakit Inflamatorik Panggul (Sumber: BruceBlaus. When using this image in external sources it can be cited as:Blausen.com staff (2014). “Medical gallery of Blausen Medical 2014”. WikiJournal of Medicine 1 (2). DOI:10.15347/wjm/2014.010. ISSN 2002-4436. / CC BY)

Penyakit inflamatorik panggul (PID) adalah infeksi yang sering menular melalui kontak seksual. Kondisi ini terjadi ketika bakteri menyebar dari vagina menuju ke organ reproduksi lainnya. Kondisi ini menyebabkan cairan vagina berbau busuk.

 

Itulah beberapa penyebab yang mungkin dialami seorang wanita yang mengalami keputihan. Lalu, bagaimana bila kondisi ini terjadi ketika hamil?

 

Keputihan Saat Hamil

Salah satu perubahan selama masa kehamilan adalah kemunculan keluarnya cairan dari vagina termasuk keputihan berlebihan. Kondisi ini dapat sangat bervariasi baik dalam hal jumlah, konsistensi, dan frekuensi. Kondisi ini juga dapat menjadi salah satu tanda yang muncul pada awal kehamilan.

Wanita Hamil dan Bayi
Wanita Hamil dan Bayi (sumber: Petr Kratochvil / https://publicdomainpictures.net/en/browse-author.php?a=1 / CC0)

Perubahan hormon pada awal kehamilan merupakan penyebab utama kondisi ini muncul.

 

Peningkatan jumlah cairan vagina selama kehamilan dapat merupakan suatu kondisi normal. Kondisi normal ini ditandai dengan cairan berwarna putih, tipis, bening, atau berwarna putih susu, dan berbau ringan. Cairan ini disebut sebagai leukorea.

 

Kondisi ini dapat muncul di awal kehamilan atau dua minggu setelah proses pembuahan. Saat usia kehamilan bertambah, cairan keputihan dapat keluar dan bahkan semakin berat ketika memasuki masa akhir kehamilan.

 

Penting untuk segera menemui bidan atau dokter apabila mengalami keluar cairan abnormal dari vagina seperti:

  • keluar cairan berwarna kuning, hijau, atau abu-abu
  • keluar cairan berbau
  • disertai dengan kemerahan, gatal, dan pembengkakan di sekitar organ kewanitaan.

 

Cairan abnormal seperti di atas dapat menjadi penanda infeksi. Infeksi jamur merupakan hal yang paling sering terjadi selama kehamilan.

 

Jika mengalami infeksi jamur selama kehamilan maka dokter mungkin akan merekomendasikan menggunakan salep atau obat anti jamur yang dimasukkan melalui liang kewanitaan.

 

Beberapa hal mudah yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi jamur selama kehamilan antara lain:

  • gunakan pakaian yang longgar
  • gunakan celana dalam berbahan katun
  • keringkan organ kewanitaan setelah mandi, berenang, atau olahraga
  • tambahkan yogurt atau makanan fermentasi lainnya yang aman untuk ibu hamil dalam diet agar terbentuk bakteri baik dalam tubuh.

 

Keputihan Saat Hamil dapat Berupa Infeksi Menular Seksual

Keputihan gatal atau keluar cairan yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS). Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) merekomendasikan skrining semua wanita hamil untuk PMS.

 

Keputihan yang tidak normal juga dapat menandakan komplikasi pada kehamilan. Segera cari pertolongan medis bila terdapat cairan berwarna kemerahan lebih dari 1 ons. Kondisi ini bisa merupakan suatu perdarahan pada kehamilan.

Kapan Harus Menemui Dokter Bila Mengalami Keputihan?

Jika Anda mengalami gejala keluarnya cairan vagina yang tidak biasa disertai dengan gejala lainnya, Anda harus segera menemui dokter. Gejala yang perlu Anda perhatikan termasuk:

  • Demam
  • Nyeri pada perut
  • Penurunan berat badan
  • Letih
  • Peningkatan buang air kecil
Ilustrasi Bebas Keputihan
Ilustrasi Bebas Keputihan (sumber: pixabay.com)

 

Pengobatan Rumahan untuk keputihan

Untuk mencegah infeksi maka jaga hieginitas dan gunakan pakaian dalam berbahan katun. Jangan mencuci vagina dengan mengunakan air atau cairan tertentu karena dapat memperburuk keputihan dan menghilangkan bakteri baik pada vagina. Lakukan hubungan seks yang aman untuk terhindar dari infeksi menular seksual.

 

Untuk mengurangi risiko infeksi jamur ketika mengkonsumsi antibiotik, Anda dapat mengkonsumsi yogurt yang mengandung bakteri baik. Jika anda merasa bahwa mengalami gejala keputihan karena infeksi bakteri maka anda dapat menggunakan krim atau suppositoria anti jamur.

 

Referensi

Klik di Sini

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Artikel Terkait