Panduan Diagnosis dan Tatalaksana Jerawat

Jerawat (Acne Vulgaris) adalah masalah kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan dada. Kondisi ini dapat memunculkan presentasi yang berbeda-beda mulai dari yang ringan seperti komedo (hitam dan putih atau terbuka dan terutup), pustula, hingga kista dan nodul.

jerawat
Background image created by Bearfotos – Freepik.com

 

 

PETUNJUK PENTING JERAWAT

 

  • Sering dialami pada masa pubertas
  • Komedo terbuka dan tertutup merupakan ciri khas jerawat
  • Kondisi kulit yang paling sering terjadi
  • Tingkat keparahan bervariasi mulai dari komedonal-papular-pustular (jewarat inflamatorik)-kista atau nodul
  • Mengenai wajah dan badan atau punggung
  • Skuele penyakit berupa skar dan terjadi karena garukan pasien

 

 

Manifestasi Klinis

Gejala dan Tanda

krim jerawat
Leaf image created by Skadyfernix – Freepik.com
  • Nyeri tekan ringan, nyeri, dan gatal
  • Lesi muncul pada wajah, leher, dada, punggung, dan bahu
  • Komedo merupakan ciri khas
  • Komedo tertutup (putih) berukuran kecil, sewarna kulit, papula superfisial non inflamatorik yang menyebabkan tekstur kulit menjadi kasar
  • Komedo terbuka (hitam) berukuran lebih besar, memiliki material hitam
  • Papula inflamatorik, pustula, kista jerawat, dan skar
  • Jewarat dapat memiliki presentasi yang berbeda pada usia yang berbeda

Penegakan dan Diagnosis Banding

Diagnosis banding kondisi ini antara lain:

  • Acne rosacea (wajah)
  • Bacterial folliculitis (wajah atau badan)
  • Tinea (wajah atau badan)
  • Penggunaan steroid topikal (wajah)
  • Perioral dermatitis (wajah)
  • Pseudofolliculitis barbae
  • Miliaria (biang keringat) (badan)
  • Eosinophilic folliculitis (badan)
  • Kondisi hiperandrogen pada wanita
  • Pustula pada wajah juga disebabkan karena infeksi tinea

 

Diagnosis kondisi ini ditegakkan berdasarkan:

 

Tatalaksana Jerawat

Medikamentosa

Jerawat Komedonal

  • Sabun berperan kecil, jika digunakan harus bersifat ringan
  • Retinoid topikal
    • Tretinoin
      • Sangat efektif
      • Mulai dengan krim 0,025% 2 kali per minggu pada malam hari
      • Tingkatkan frekuensi bila toleransi tidak baik
      • Krim seukuran kacang cukup untuk separuh wajah
      • Oleskan 20 menit setelah mencuci muka
    • Jika tretinoin standar menyebabkan iritasi, pilihan lainnya termasuk:
      • Adapalene gel 0,1%
      • Tretinoin refomulasi
      • Tazarotene gel 0,05% atau 0,1%
    • Lesi dapat mengalami flare selama 4 minggu masa perawatan
    • Kontraindikasi pada ibu hamil
  • Benzoyl peroxide 2,5% lebih efektif dan kurang iritatif dibandingkan dengan 10%
  • Penggunaan antibiotik topikal menunjukkan penurunan lesi komedonal dan pustular
    • Pilihan antibiotik dapat berbeupa:
    • Clindamycin phosphate: solusio, gel, dan losion  1% → 2 kali sehari
    • Eritromisin: solusio dan gel 2% → 2 kali sehari

Jerawat inflamatorik papular atau kistik

  • Antibiotik adalah terapi pemeliharaan yang diberikan per oral dan topikal
  • Jerawat derajat ringan
    • Pilihan pertama adalah kombinasi eritromisin atau klindamisin → 2 kali sehari dengan benzoyl peroxida gel topikal → 1 kali sehari pada pagi hari
    • Dapat ditambahkan tretinoin gel 0,025% atau 0,01% pada malam hari
  • Jerawat derajat sedang
    • Doksisiklin oral (100 mg 2 kali sehari), atau kotrimoksazol (960 mg 2 kali sehari), atau sefalosporin (sefadroksil 500 mg 2 kali sehari)
      • Dikombinasikan dengan benzoyl peroxide
      • Dosis diturunkan 50% setiap 6-8 minggu hingga dosis terendah
    • Penghentian antibiotik tiba-tiba akan meningkatkan risiko kekambuhan
    • Retinoid topikal merupakan terapi pemeliharaan terbaik bersama dengan antibiotik
    • Pada ibu hamil, doksiklin dikontraindikasikan. Gunakan eritromisin atau sefalosforin
  • Jerawat derajat berat kistik
    • Gunakan isotretinoin sebelum skar signifikan ditemukan atau jika gejala tidak dapat dikontrol dengan pemberian antibiotik
      • Dosis 0,5-1,0 mg / kg / hari selama 20 minggu untuk dosis kumulatif minimal 120 mg / kg biasanya cukup
      • Memiliki cukup banyak efek samping

 

Komplikasi, Prognosis, dan Pencegahan Jerawat

Komplikasi kondisi ini antara lain:

  • Pembentukan kista
  • Perubahan pigmen
  • Skar berat
  • Masalah psikologis

Prognosis kondisi ini adalah sebagai berikut:

  • Flare intermiten pada saat pengobatan
  • Jika kondisi ini menetap hingga dewasa dapat menyebabkan skar berat jika tidak ditatalaksana dengan baik
  • Antibiotik berkelanjutan memperbaiki kulit selama 3-6 bulan pengobatan
  • Kekambuhan selama pengobatan menunjukkan suatu P acnes yang resistan
  • Remisi terhadap pengobatan sistemik dengan isotretinoin dapat bertahan pada 60% kasus
  • Kekambuhan setelah isotretionin dapat terjadi dalam 3 tahun dan membutuhkan pemberian isotretionion kedua pada hingga 20% pasien

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk kondisi ini antara lain:

  • Edukasi pasien untuk tidak memanipulasi lesi (memencet dan menggaruk)
  • Hindari paparan minyak topikal

 

Kapan Jerawat Harus Dirujuk

Kondisi ini harus dirujuk ke spesialis kulit dan kelamin ketika:

  • Gagal respons terhadap rejimen standar
  • Ketika diagnosis tidak dapat ditegakkan
  • Penyakit skar fulminant (gejala parah dan onset tiba-tiba)

Referensi:

Das  S  et al. Recent advances in acne pathogenesis: implications for therapy. Am J Clin Dermatol. 2014 Dec;15(6):479–88.
[PubMed: 25388823] 

Koo  EB  et al. Meta-analysis comparing efficacy of antibiotics versus oral contraceptives in acne vulgaris. J Am Acad Dermatol. 2014 Sep;71(3):450–9.
[PubMed: 24880665] 
Thompson  AE. JAMA patient page. Acne. JAMA. 2015 Feb 10;313(6):640.
[PubMed: 25668279] 

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses