Jerawat (Acne Vulgaris) adalah masalah kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan dada. Kondisi ini dapat memunculkan presentasi yang berbeda-beda mulai dari yang ringan seperti komedo (hitam dan putih atau terbuka dan terutup), pustula, hingga kista dan nodul.
Sabun berperan kecil, jika digunakan harus bersifat ringan
Retinoid topikal
Tretinoin
Sangat efektif
Mulai dengan krim 0,025% 2 kali per minggu pada malam hari
Tingkatkan frekuensi bila toleransi tidak baik
Krim seukuran kacang cukup untuk separuh wajah
Oleskan 20 menit setelah mencuci muka
Jika tretinoin standar menyebabkan iritasi, pilihan lainnya termasuk:
Adapalene gel 0,1%
Tretinoin refomulasi
Tazarotene gel 0,05% atau 0,1%
Lesi dapat mengalami flare selama 4 minggu masa perawatan
Kontraindikasi pada ibu hamil
Benzoyl peroxide 2,5% lebih efektif dan kurang iritatif dibandingkan dengan 10%
Penggunaan antibiotik topikal menunjukkan penurunan lesi komedonal dan pustular
Pilihan antibiotik dapat berbeupa:
Clindamycin phosphate: solusio, gel, dan losion 1% → 2 kali sehari
Eritromisin: solusio dan gel 2% → 2 kali sehari
Jerawat inflamatorik papular atau kistik
Antibiotik adalah terapi pemeliharaan yang diberikan per oral dan topikal
Jerawat derajat ringan
Pilihan pertama adalah kombinasi eritromisin atau klindamisin → 2 kali sehari dengan benzoyl peroxida gel topikal → 1 kali sehari pada pagi hari
Dapat ditambahkan tretinoin gel 0,025% atau 0,01% pada malam hari
Jerawat derajat sedang
Doksisiklin oral (100 mg 2 kali sehari), atau kotrimoksazol (960 mg 2 kali sehari), atau sefalosporin (sefadroksil 500 mg 2 kali sehari)
Dikombinasikan dengan benzoyl peroxide
Dosis diturunkan 50% setiap 6-8 minggu hingga dosis terendah
Penghentian antibiotik tiba-tiba akan meningkatkan risiko kekambuhan
Retinoid topikal merupakan terapi pemeliharaan terbaik bersama dengan antibiotik
Pada ibu hamil, doksiklin dikontraindikasikan. Gunakan eritromisin atau sefalosforin
Jerawat derajat berat kistik
Gunakan isotretinoin sebelum skar signifikan ditemukan atau jika gejala tidak dapat dikontrol dengan pemberian antibiotik
Dosis 0,5-1,0 mg / kg / hari selama 20 minggu untuk dosis kumulatif minimal 120 mg / kg biasanya cukup
Memiliki cukup banyak efek samping
Komplikasi, Prognosis, dan Pencegahan Jerawat
Komplikasi kondisi ini antara lain:
Pembentukan kista
Perubahan pigmen
Skar berat
Masalah psikologis
Prognosis kondisi ini adalah sebagai berikut:
Flare intermiten pada saat pengobatan
Jika kondisi ini menetap hingga dewasa dapat menyebabkan skar berat jika tidak ditatalaksana dengan baik
Antibiotik berkelanjutan memperbaiki kulit selama 3-6 bulan pengobatan
Kekambuhan selama pengobatan menunjukkan suatu P acnes yang resistan
Remisi terhadap pengobatan sistemik dengan isotretinoin dapat bertahan pada 60% kasus
Kekambuhan setelah isotretionin dapat terjadi dalam 3 tahun dan membutuhkan pemberian isotretionion kedua pada hingga 20% pasien
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk kondisi ini antara lain:
Edukasi pasien untuk tidak memanipulasi lesi (memencet dan menggaruk)
Hindari paparan minyak topikal
Kapan Jerawat Harus Dirujuk
Kondisi ini harus dirujuk ke spesialis kulit dan kelamin ketika:
Gagal respons terhadap rejimen standar
Ketika diagnosis tidak dapat ditegakkan
Penyakit skar fulminant (gejala parah dan onset tiba-tiba)
Referensi:
Das S et al. Recent advances in acne pathogenesis: implications for therapy. Am J Clin Dermatol. 2014 Dec;15(6):479–88. [PubMed: 25388823]
Koo EB et al. Meta-analysis comparing efficacy of antibiotics versus oral contraceptives in acne vulgaris. J Am Acad Dermatol. 2014 Sep;71(3):450–9. [PubMed: 24880665]
Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.