Setiap orang yang sehat pasti pernah tertawa. Sebagian orang bahkan tertawa lebih banyak dibandingkan dengan orang lain. Akan tetapi, mudah untuk tertawa merupakan sifat alami manusia. Perilaku ini akan membuat diri kita merasa lebih nyaman dan dapat mempersatukan orang-orang dalam komunitas sosial. Lalu bagaimana kita dapat tertawa dan apa fungsinya serta bagaimana hubungan tertawa dan kesehatan?
Tertawa merupakan suatu tindakan yang kompleks, bervariasi, dan bermakna. Tindakan ini tidak terbatas hanya pada suatu lokasi pada otak kita. Sampai saat ini, para peneliti masih berusaha mengungkapkan mekanisme tindakan ini.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cerebral Cortex, menggunakan MRI untuk menyelidiki bagian otak yang bekerja saat seseorang tertawa. Mereka membagi peserta menjadi tiga kelompok: kelompok pertama digelitik pada telapak kaki dan diberikan izin untuk tertawa, kelompok kedua digelitik pada lokasi yang sama tetapi diminta untuk menahan tawa mereka, dan kelompok terakhir diminta untuk tertawa secara sukarela tanpa digelitik.
Pada kelompok pertama, terdapat bagian otak tertentu yang secara konsisten lebih aktif dibandingkan pada dua kelompok lainnya. Bagian tersebut adalah:
Para peneliti tersebut juga menemukan aktivasi materi abu-abu (substansia grisea) pada area periakuaduktal saat seseorang tertawa. Baik tawa yang muncul secara sukarela atau tawa yang dibuat-buat. Akan tetapi, bagian ini tidak teraktivasi pada orang yang menahan untuk tertawa.
Menariknya, Bagian substansia grisea ini merupakan bagian yang berperan penting untuk analgesia (mencegah persepsi nyeri). Bagian otak ini juga merupakan daerah target dari implant stimulasi otak untuk mengobati pasien dengan nyeri kronik.
Selama seseorang tertawa, bagian korteks prefrontalis ventromedial juga teraktivasi. Bagian ini mengeluarkan hormon endorfin yang menyebabkan seseorang merasa euforia dan mengurangi rasa nyeri.
Keterlibatan hipokampus dan amigdala juga merupakan suatu catatan khusus pada penelitian tersebut. Keduanya merupakan bagian otak yang telah lama diketahui sebagai bagian dari sistem limbik yang berperan dalam kontrol emosi, makan dan berbagai sifat manusia lainnya yang terkait untuk mempertahankan kehidupan.
Bertrand Russell, seorang filsafat mengatakan bahwa:
“Tertawa adalah obat yang paling murah dan paling efektif. Tertawa adalah pengobatan universal.”
Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mencoba untuk menemukan kemampuan tertawa dalam berbagai kondisi medis.
Kemajuan terbaru ditemukan pada bidang psikoneuroimunologi yang secara bersama sejalan dengan bidang psikologi, aktivitas neuronal, dan kemampuan hormon. Salah satu temuan bidang ini adalah kerangka pemikiran positif yang kita kembangkan dapat membuat hidup kita lebih sehat.
Akan tetapi, penelitian yang berfokus untuk menyelidiki efek terapi tawa terhadap berbagai kondisi medis berjumlah sangat sedikit. Selain sedikit, penelitian tersebut hanya melibatkan jumlah subjek penelitian yang sedikit dan hanya menarik kesimpulan sementara. Tapi, gabungan dari penelitian-penelitian tersebut dapat menjadi informasi yang menarik.
Berikut ini adalah beberapa penelitian terbaru yang telah menyelidiki potensi hubungan tertawa dan kesehatan.