Suplemen kalsium dan vitamin D menjadi salah satu suplemen yang paling banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat, khususnya lansia. Akan tetapi, sebuah tinjauan sistematis terbaru menunjukkan bahwa konsumsi suplemen ini oleh lansia hanya menghabiskan waktu dan uang saja.
Tinjauan tersebut menunjukkan bahwa hanya terdapat sedikit bukti bahwa suplemen ini berperan dalam mencegah kejadian patah tulang panggul dan patah tulang lainnya. Kesimpulan ini diambil berdasarkan analisis dari puluhan uji klinis.
Dr. Jia-Guo Zhao, seorang ahli bedah tulang dari rumah sakit Tianjin di Cina yang menjadi peneliti utama pada tinjauan sistematis ini menyatakan bahwa:
“Konsumsi rutin suplemen in tidak dibutuhkan oleh lansia. Kita harus berpikir bahwa sekaranglah saatnya yang tepat untuk berhenti mengkonsumsi suplemen ini.”
Tidak semua ahli setuju dengan kesimpulan yang ditemukan pada tinjauan sistematis ini. Ahli bedah tulang lainnya Dr. Daniel Smith menyatakan bahwa penelitian tersebut membuat suatu kesimpulan yang sangat berani dan menentang bahwa suplemen kalsium serta vitamin D ini sama sekali tidak baik.
Dr. Smith berpendapat bahwa:
“Manfaat potensial dari konsumsi suplemen ini dalam mencegah sedikit patah tulang panggul jauh lebih bermanfaat dari pada risiko minimal yang terjadi sebagai efek samping konsumsi suplemen rutin pada populasi berisiko.”
Pendapat kedokteran menyarankan bahwa bahwa orang tua harus mendapatkan cukup asupan kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang mereka seiring bertambahnya usia.
Sekitar 99 persen kalsium dalam tubuh manusia tersimpan di tulang dan gigi, dan tubuh tidak dapat menghasilkan mineral ini dengan sendirinya. Kadar kalsium yang terlalu sedikit menyebabkan pengeroposan tulang (osteoporosis). Tubuh juga membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium.
National Osteoporosis Foundation merekomendasikan wanita berusia 50 atau lebih muda dan pria berusia 70 atau lebih muda harus mendapatkan asupan 1.000 miligram (mg) kalsium per hari. Pria dan wanita lebih tua seharusnya mendapatkan 1.200 mg setiap hari.
Tinjauan sistematis yang dilakuan oleh Zhao dan rekan-rekannya menyisir literatur medis untuk menemukan uji klinis yang sebelumnya menguji kegunaan suplemen kalsium dan vitamin D. Mereka menyelesaikan data dari 33 uji klinis yang berbeda yang melibatkan lebih dari 51.000 peserta, yang semuanya berusia lebih dari 50 tahun dan tinggal secara mandiri.
Sebagian besar uji klinis dilakukan di Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru dan Australia, kata Zhao. Dosis suplemen bervariasi antara uji klinis, begitu juga frekuensi konsumsinya.
Data gabungan tersebut menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara suplemen kalsium atau vitamin D dan risiko patah tulang pinggul atau patah tulang lainnya, dibandingkan dengan orang-orang yang menerima plasebo atau tidak mendapatkan pengobatan sama sekali.
Kalsium dan vitamin D masih penting untuk kesehatan tulang, namun hasil ini menunjukkan bahwa Anda harus mendapatkannya melalui diet dan gaya hidup Anda daripada dari suplemen.
“Kalsium yang berasal dari makanan tidak tergantikan untuk kesehatan tulang,” kata Zhao. “Produk susu, sayur, buah dan kacang merupakan sumber makanan untuk memenuhi asupan kalsium kalsium.”
“Vitamin D disintesis di kulit sebagai respons terhadap radiasi ultraviolet-B di bawah sinar matahari, dan sumber makanan vitamin D terbatas,” lanjut Zhao. Berolahraga di bawah sinar matahari harus menyediakan vitamin D yang dibutuhkan semua orang.
Referensi:
https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/2667071?redirect=true