Anak-anak kita selama pembelajaran daring terpapar ponsel lebih banyak bila kita bandingkan sebelum masa pandemi. Beberapa oknum penjual alat dan produk terkait kesehatan menggunakan fakta tersebut untuk menawarkan produk mereka. Penjual-penjual tersebut membuat cerita seolah-olah sinyal yang ponsel pancarkan berbahaya untuk anak-anak dan produk mereka dapat mengurangi potensi bahaya tersebut. Sayangnya, oknum-oknum penjual ini tidak pernah atau jarang sekali membaca hasil penelitian ilmiah. Untuk itu artikel ini kami buat. Kami akan menjelaskan risiko kanker akibat penggunaan ponsel.
Menggunakan Ponsel (Pixabay.com)
Mari kita mulai memahami apakah benar sinyal dari ponsel kita berbahaya untuk kesehatan tubuh kita?
Mengapa Penting Bagi Kita Memahami Risiko Kanker Akibat Penggunaan Ponsel?
Menurut pada ahli, setidaknya terdapat 3 alasan utama mengapa kita harus khawatir terhadap potensi risiko kanker akibat penggunaan ponsel atau potensi masalah kesehatan lainnya.
Ponsel kita memancarkan radiasi frekuensi radio (gelombang radio). Radiasi gelombang radio ini merupakan salah satu bentuk radiasi non-ionisasi. Antena pemancar sinyal dan antena penangkap sinyal pada ponsel adalah alat yang berperan dalam proses ini. Anggota tubuh kita yang terdekat dengan jalur tersebut berpontensi menyerap ponsel ini.
Seiring waktu, terjadi peningkatan panggilan ponsel per hari, lama panggilan, dan jumlah orang yang menggunakannya. Perubahan dalam teknologi ponsel dan peningkatan jumlah stasiun pemancar untuk mengirimkan sinyal nirkabel (gelombang radio), paparan dari penggunaan telepon seluler.
Lalu, apakah karena alasan-alasan di atas menunjukkan bahwa kita butuh alat kesehatan tertentu untuk menangkal bahaya ponsel?
Mari kita bahas lebih lanjut dan lebih rinci. Namun, sebelum kita membahas tentang risiko kanker akibat penggunaan ponsel lebih baik kita mengenal tentang radiasi gelombang radio terlebih dahulu.
Apa itu Radiasi Gelombang Radio dan Bagaimana Pengaruhnya terhadap Tubuh Kita?
ilustrasi ponsel dan tubuh kita (pixabay.com)
Radiasi gelombang radio merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik ini dapat kita bagi menjadi 2, yaitu:
Pengion (misalnya sinar-X, sinar radon, dan sinar kosmik)
Non pengion (misalnya frekuensi radio, frekuensi sangat rendah, dan frekuensi daya)
Radiasi gelombang elektromagnetik ini dibagi berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya. Frekuensi adalah jumlah siklus gelombang melewati titik referensi per detik. Frekuensi gelombang elektromagnetik memiliki satuan yaitu Hertz (Hz).
Pernahkah kita menjalani pemeriksaan sinar-X. Bagi yang pernah menjalani pemeriksaan ini maka beberapa menyatakan tubuhnya lemas setelah pemeriksaan.
Mengapa hal ini terjadi, karena sinar-X termasuk gelombang elektromagnetik pengion. Frekuensi gelombang sangat mempengaruhi energi radiasi elektromagnetik.
Oleh karena hal ini, radiasi elektromagnetik pengion memiliki frekuensi tinggi dan berenergi tinggi. Namun, radiasi elektromagnetik non pengion memiliki frekuensi rendah dan berenergi rendah pula.
Gambar berikut ini menunjukkan pembagian tersebut secara lebih jelas.
Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Frekuensi radiasi elektromagnetik radio berkisar dari 30 kilohertz (30 kHz, atau 30.000 Hz) hingga 300 gigahertz (300 GHz, atau 300 miliar Hz).
Medan elektromagnetik dalam rentang frekuensi radio digunakan untuk aplikasi telekomunikasi, termasuk telepon seluler, televisi, dan transmisi radio.
Tubuh manusia menyerap energi dari perangkat yang memancarkan radiasi elektromagnetik frekuensi radio. Dosis energi yang diserap diperkirakan menggunakan ukuran yang disebut tingkat penyerapan spesifik (SAR), yang dinyatakan dalam watt per kilogram berat badan.
Bagaimana Ahli Epidemiologi Mengukur Risiko Kanker akibat Penggunaan Ponsel?
Ilmu yang mempelajari tingkat kejadian penyakit tertentu karena faktor risiko tertentu adalah ilmu Epidemiologi. Pakar atau ahli Epidemiologi juga mengukur risiko kanker akibat penggunaan ponsel.
Ilmu Epidemiologi menggunakan informasi dari beberapa sumber, termasuk mengisi lembar pertanyaan (kuesioner) dan data dari penyedia layanan ponsel. Data dan informasi tersemu digunakan untuk memperkirakan paparan radiasi frekuensi radio.
Pengukuran secara langsung belum dapat dilakukan di luar laboratorium karena terkait dengan etika penelitian pada manusia.
Oleh karena itu, Ahli epidemiologi akan memperhitungkan beberapa faktor di bawah ini untuk menentukan risiko kanker akibat penggunaan ponsel:
Bagaimana orang menggunakan ponsel (jumlah panggilan ponsel per minggu atau bulan)
Usia dan tahun ketika seseorang pertama kali menggunakan ponsel dan usia serta tahun penggunaan terakhir (data dan informasi ini memungkinkan menghitung durasi penggunaan dan waktu sejak mulai digunakan)
Jumlah rata-rata panggilan telepon seluler per hari, minggu, atau bulan (frekuensi)
Durasi rata-rata panggilan ponsel pada umumnya.
Total jam penggunaan ponsel seumur hidup dengan menghitung lamanya waktu panggilan, frekuensi penggunaan, dan durasi penggunaan.
Untuk bagian berikutnya kami berusaha untuk menunjukkan temuan penelitian epidemiologi terkait risiko kanker akibat penggunaan ponsel.
Hasil Penelitian Risiko Kanker akibat Penggunaan Ponsel
Kita cenderung menggunakan ponsel di kepala. Terutama ketika gelombang radio paling besar dipancarkan oleh ponsel saat kita melakukan atau menerima panggilan ponsel.
Oleh karena itu, peneliti telah melakukan beberapa penelitian epidemiologi besar untuk menyelidiki kemungkinan risiko kanker akibat penggunaan ponsel.
Beberapa tumor dan kanker otak yang telah peneliti dapatkan hasil penelitiannya antara lain:
Glioma
Neuroma akustik (tumor pada sel saraf yang berperan dalam fungsi pendengaran)
Meningioma (tumor pada selaput pembungkus atau pelindung otak dan sumsum tulang belakang)
Tumor kelenjar parotis (tumor kelenjar ludah).
Pada bagian berikutnya kami akan meringkas 3 studi epidemilogi besar yang meneliti risiko kanker akibat penggunaan ponsel.
Penelitian Interphone
Penelitian ini merupakan penelitian kasus-kontrol terbesar tentang risiko kanker akibat penggunaan ponsel dan risiko tumor kepada serta leher. Konsorsium (himpunan) peneliti dari 13 negara yang melakukan penelitian ini. Data penelitian berasal dari lembar pertanyaan (kuesioner) yang diisi oleh peserta penelitian.
Lalu, apa yang menjadi hasil penelitian kasus-kontrol besar ini?
Sebagian besar analisis yang terbit dari penelitian ini menunjukkan:
“Tidak Ada Peningkatan Signifikan Secara Statistik Pada Kanker Otak Atau Kanker Sistem Saraf Pusat Lainnya Terkait Dengan Peningkatan Jumlah Penggunaan Ponsel.”
Terdapat satu analisis yang menunjukkan peningkatan risiko glioma yang signifikan pada pengguna yang sering melakukan panggilan telepon. Namun, peneliti menganggap bahwa temuan tersebut tidak meyakinkan karena jumlah penggunaan ponsel yang peserta penelitian laporkan tidak mungkin untuk kita lakukan.
Analisis data dari 13 negara yang ikut dalam penelitian ini melaporkan bahwa tidak dapat menarik kesimpulan yang tegas tentang sebab akibat tumor intrakranial pada pengguna ponsel.
Lima negara Eropa Utara yang turut ambil bagian dalam penelitian ini menemukan peningkatan risiko neuroma akustik pada peserta yang telah menggunakan ponsel selama 10 tahun atau lebih.
Mari kita lihat apa temuan penelitian berikutnya.
Penelitian Danish Study
Sesuai dengan namanya, penelitian ini dilaksanakan di Denmark. Penelitian ini menghubungkan risiko kanker akibat penggunaan ponsel dari 358.000 pengguna ponsel dan Register Kanker Otak Denmark.
Apa hasil penelitian ini?
Penelitian ini menunjukkan bahwa:
“Tidak ada hubungan yang diamati antara risiko kaker akibat penggunaan ponsel pada orang yang menggunakan ponsel selama 13 tahun atau lebih.”
Mari kita lihat penelitian epidemiologi besar yang terakhir.
Penelitian Women Study
Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif di Inggris yang menggunakan data dari lembar pertanyaan yang berasal dari peserta penelitian.
Penelitian ini menunjukkan bahwa:
“Penggunaan ponsel tidak terkait dengan peningkatan risiko glioma, meningioma, atau tumor sistem saraf lainnya.”
Ketiganya adalah penelitian epidemiologi besar. Di samping ketiganya terdapat banyak penelitian epidemiologi kecil lainnya.
Mayoritas penelitian tersebut tidak menunjukkan hubungan risiko kanker akibat penggunaan ponsel.
Kemudian, bagaimana dengan penelitian klinis atau eksperimen?
Hasil Penelitian Eksperimental Terkait Risiko Kanker Akibat Penggunaan Ponsel
Pada tahun 2011, dua penelitian kecil yang meneliti metabolisme glukosa otak pada orang setelah menggunakan ponsel terbit. Hasilnya tidak konsisten, satu studi menunjukkan peningkatan metabolisme glukosa di wilayah otak yang dekat dengan antena dibandingkan dengan jaringan di sisi berlawanan dari otak, studi lain menemukan penurunan metabolisme glukosa di sisi otak tempat telepon digunakan.
Studi lain menyelidiki aliran darah di otak orang yang terpapar radiasi frekuensi radio dari ponsel dan tidak menemukan bukti efek terhadap aliran darah di otak.
Studi awal yang melibatkan hewan laboratorium tidak menunjukkan bukti bahwa radiasi frekuensi radio meningkatkan risiko kanker atau meningkatkan efek penyebab kanker dari karsinogen kimia yang diketahui.
Efek Kesehatan Lainnya terkait Radiasi Ponsel
Berbagai efek kesehatan telah dilaporkan dengan penggunaan ponsel. Efek neurologis menjadi perhatian khusus pada orang muda karena otak adalah organ utama yang terpapar gelombang radio. Namun, studi terkait ingatan (memori), pembelajaran, dan fungsi kognitif umumnya menghasilkan hasil yang tidak konsisten.
Risiko kesehatan yang paling konsisten terkait dengan penggunaan ponsel adalah gangguan ketika mengemudi dan kecelakaan kendaraan.
Apakah Risiko Kanker akibat Penggunaan Ponsel Meningkat Pada Anak-Anak?
Ada pertimbangan teoritis tentang mengapa kemungkinan risiko harus diselidiki secara terpisah pada anak-anak. Sistem saraf mereka masih berkembang dan oleh karena itu lebih rentan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker.
Kepala mereka lebih kecil daripada orang dewasa dan akibatnya memiliki eksposur proporsional yang lebih besar ke bidang radiasi frekuensi radio yang dipancarkan oleh ponsel. Dan, anak-anak berpotensi mengumpulkan lebih banyak paparan ponsel selama bertahun-tahun dibandingkan orang dewasa.
Sejauh ini, data dari penelitian pada anak penderita kanker tidak mendukung teori ini. Analisis yang dipublikasikan pertama kali berasal dari studi kasus-kontrol besar yang disebut CEFALO, yang dilakukan di Denmark, Swedia, Norwegia, dan Swiss.
Penelitian tersebut melibatkan anak-anak yang didiagnosis dengan tumor otak antara 2004 dan 2008, ketika usia mereka berkisar antara 7 hingga 19 tahun.
Para peneliti tidak menemukan hubungan antara penggunaan ponsel dan risiko tumor otak baik berdasarkan waktu sejak mulai digunakan, jumlah penggunaan, atau dengan lokasi tumor.
Kesimpulan
Radiasi gelombang radio yang dipancarkan oleh ponsel kita adalah radiasi non pengion. Berbeda dengan radiasi pengion seperti sinar-X, radiasi non pengion tidak menimbulkan dampak besar terhadap tubuh kita.
Banyak penelitian besar baik bersifat epidemiologi, eksperimental, bahkan penelitian pada anak yang menunjukkan risiko kanker akibat penggunaan ponsel adalah tidak meningkat.
Penggunaan ponsel belum menunjukkan adanya potensi pengguna ponsel mengalami kanker tertentu karena radiasi gelombang radio yang dipancarkan oleh ponsel.
Jadi, bila ada yang menawarkan produk atau alat kesehatan dengan dalih bahwa anak-anak yang sedang belajar daring memiliki potensi lebih besar menderita kanker.
Lalu, mereka menawarkan produk mereka untuk mencegah hal itu maka dapat kita nyatakan hal tersebut sebagai “kekacauan informasi”.
Penjualnya mungkin tidak pernah baca atau pernah baca fakta penelitian yang telah kami jabarkan, tetapi tetap menyatakan bahwa radiasi ponsel berbahaya agar produk mereka dapat laku terjual.
Wallahu a’lam Bissawab
Referensi
[su_spoiler title=”Klik di Sini“]
Lönn S, Forssén U, Vecchia P, Ahlbom A, Feychting M. Output power levels from mobile phones in different geographical areas; implications for exposure assessment. Occupational and Environmental Medicine2004; 61(9):769-772.[PubMed Abstract]
Ahlbom A, Green A, Kheifets L, et al. Epidemiology of health effects of radiofrequency exposure.Environmental Health Perspectives 2004; 112(17):1741–1754.[PubMed Abstract]
Cardis E, Richardson L, Deltour I, et al. The INTERPHONE study: design, epidemiological methods, and description of the study population. European Journal of Epidemiology2007; 22(9):647–664.[PubMed Abstract]
The INTERPHONE Study Group. Brain tumour risk in relation to mobile telephone use: results of the INTERPHONE international case-control study. International Journal of Epidemiology2010; 39(3):675–694.[PubMed Abstract]
Grell K, Frederiksen K, Schüz J, et al. The intracranial distribution of gliomas in relation to exposure from mobile phones: Analyses from the INTERPHONE study. American Journal of Epidemiology2016; 184(11):818-828.[PubMed Abstract]
Schoemaker MJ, Swerdlow AJ, Ahlbom A, et al. Mobile phone use and risk of acoustic neuroma: results of the Interphone case-control study in five North European countries. British Journal of Cancer2005; 93(7):842-848.[PubMed Abstract]
Larjavaara S, Schüz J, Swerdlow A, et al. Location of gliomas in relation to mobile telephone use: a case-case and case-specular analysis. American Journal of Epidemiology2011; 174(1):2–11.[PubMed Abstract]
Cardis E, Armstrong BK, Bowman JD, et al. Risk of brain tumours in relation to estimated RF dose from mobile phones: results from five Interphone countries. Occupational and Environmental Medicine2011; 68(9):631-640.[PubMed Abstract]
Johansen C, Boice J Jr, McLaughlin J, Olsen J. Cellular telephones and cancer: a nationwide cohort study in Denmark. Journal of the National Cancer Institute2001; 93(3):203–207.[PubMed Abstract]
Schüz J, Jacobsen R, Olsen JH, et al. Cellular telephone use and cancer risk: update of a nationwide Danish cohort. Journal of the National Cancer Institute2006; 98(23):1707–1713.[PubMed Abstract]
Frei P, Poulsen AH, Johansen C, et al. Use of mobile phones and risk of brain tumours: update of Danish cohort study. British Medical Journal2011; 343:d6387.[PubMed Abstract]
Benson VS, Pirie K, Schüz J, et al. Mobile phone use and risk of brain neoplasms and other cancers: Prospective study. International Journal of Epidemiology2013; 42(3): 792-802.[PubMed Abstract]
Benson VS, Pirie K, Schüz J, et al. Authors’ response to: the case of acoustic neuroma: comment on mobile phone use and risk of brain neoplasms and other cancers. International Journal of Epidemiology2014; 43(1):275. doi: 1093/ije/dyt186Exit Disclaimer.
Muscat JE, Malkin MG, Thompson S, et al. Handheld cellular telephone use and risk of brain cancer. JAMA2000; 284(23):3001–3007.[PubMed Abstract]
Inskip PD, Tarone RE, Hatch EE, et al. Cellular-telephone use and brain tumors. New England Journal of Medicine2001; 344(2):79-86.[PubMed Abstract]
Coureau G, Bouvier G, Lebailly P, et al. Mobile phone use and brain tumours in the CERENAT case-control study. Occupational and Environmental Medicine2014; 71(7):514-522.[PubMed Abstract]
Hardell L, Carlberg M, Hansson Mild K. Pooled analysis of case-control studies on malignant brain tumours and the use of mobile and cordless phones including living and deceased subjects. International Journal of Oncology2011; 38(5):1465–1474.[PubMed Abstract]
Lönn S, Ahlbom A, Hall P, et al. Long-term mobile phone use and brain tumor risk. American Journal of Epidemiology2005; 161(6):526–535.[PubMed Abstract]
Aydin D, Feychting M, Schüz J, et al. Mobile phone use and brain tumors in children and adolescents: a multicenter case-control study. Journal of the National Cancer Institute2011; 103(16):1264–1276.[PubMed Abstract]
Inskip PD, Hoover RN, Devesa SS. Brain cancer incidence trends in relation to cellular telephone use in the United States. Neuro-Oncology2010; 12(11):1147–1151.[PubMed Abstract]
Deltour I, Johansen C, Auvinen A, et al. Time trends in brain tumor incidence rates in Denmark, Finland, Norway, and Sweden, 1974–2003. Journal of the National Cancer Institute2009; 101(24):1721–1724.[PubMed Abstract]
Deltour I, Auvinen A, Feychting M, et al. Mobile phone use and incidence of glioma in the Nordic countries 1979–2008: consistency check. Epidemiology2012; 23(2):301–307.[PubMed Abstract]
Little MP, Rajaraman P, Curtis RE, et al. Mobile phone use and glioma risk: comparison of epidemiological study results with incidence trends in the United States. British Medical Journal2012; 344:e1147.[PubMed Abstract]
Kshettry VR, Hsieh JK, Ostrom QT, Kruchko C, Barnholtz-Sloan JS. Incidence of vestibular schwannomas in the United States. Journal of Neuro-oncology2015; 124(2):223-228.[PubMed Abstract]
Karipidis K, Elwood M, Benke G, et al. Mobile phone use and incidence of brain tumour histological types, grading or anatomical location: a population-based ecological study. BMJ Open2018; 8(12):e024489.[PubMed Abstract]
Withrow DR, Berrington de Gonzalez A, Lam CJ, Warren KE, Shiels MS. Trends in pediatric central nervous system tumor incidence in the United States, 1998-2013. Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention2018 Nov 21. pii: cebp.0784.2018. doi: 10.1158/1055-9965.EPI-18-0784.[PubMed Abstract]
Volkow ND, Tomasi D, Wang GJ, et al. Effects of cell phone radiofrequency signal exposure on brain glucose metabolism. JAMA2011; 305(8):808–813.[PubMed Abstract]
Kwon MS, Vorobyev V, Kännälä S, et al. GSM mobile phone radiation suppresses brain glucose metabolism. Journal of Cerebral Blood Flow and Metabolism2011; 31(12):2293-301.[PubMed Abstract]
Kwon MS, Vorobyev V, Kännälä S, et al. No effects of short-term GSM mobile phone radiation on cerebral blood flow measured using positron emission tomography. Bioelectromagnetics2012; 33(3):247-56.[PubMed Abstract]
Hirose H, Suhara T, Kaji N, et al. Mobile phone base station radiation does not affect neoplastic transformation in BALB/3T3 cells. Bioelectromagnetics2008; 29(1):55–64.[PubMed Abstract]
Oberto G, Rolfo K, Yu P, et al. Carcinogenicity study of 217 Hz pulsed 900 MHz electromagnetic fields in Pim1 transgenic mice. Radiation Research2007; 168(3):316–326.[PubMed Abstract]
Zook BC, Simmens SJ. The effects of pulsed 860 MHz radiofrequency radiation on the promotion of neurogenic tumors in rats. Radiation Research2006; 165(5):608–615.[PubMed Abstract]
Gong Y, Capstick M, Kuehn S, et al. Life-time dosimetric assessment for mice and rats exposed in reverberation chambers of the 2-year NTP cancer bioassay study on cell phone radiation. IEEE Transactions on Electromagnetic Compatibility2017; 59(6):1798-1808.[PubMed Abstract]
Capstick M, Kuster N, Kuehn S, et al. A radio frequency radiation exposure system for rodents based on reverberation chambers. IEEE Transactions on Electromagnetic Compatibility2017; 59(4):1041-1052.[PubMed Abstract]
Falcioni L, Bua L, Tibaldi E, et al. Report of final results regarding brain and heart tumors in Sprague-Dawley rats exposed from prenatal life until natural death to mobile phone radiofrequency field representative of a 1.8 GHz GSM base station environmental emission. Environmental Research2018; 165:496-503.[PubMed Abstract]
Kühn S, Cabot E, Christ A, Capstick M, Kuster N. Assessment of the radio-frequency electromagnetic fields induced in the human body from mobile phones used with hands-free kits. Physics in Medicine and Biology2009; 54(18):5493-508.[PubMed Abstract]
Brzozek C, Benke KK, Zeleke BM, Abramson MJ, Benke G. Radiofrequency electromagnetic radiation and memory performance: Sources of uncertainty in epidemiological cohort studies. International Journal of Environmental Research and Public Health2018;15(4). pii: E592.[PubMed Abstract]
Zhang J, Sumich A, Wang GY.Acute effects of radiofrequency electromagnetic field emitted by mobile phone on brain function. Bioelectromagnetics2017; 38(5):329-338. [PubMed Abstract]
Foerster M, Thielens A, Joseph W, Eeftens M, Röösli M. A prospective cohort study of adolescents’ memory performance and individual brain dose of microwave radiation from wireless communication. Environmental Health Perspectives2018; 126(7):077007.[PubMed Abstract]
Guxens M, Vermeulen R, Steenkamer I, et al. Radiofrequency electromagnetic fields, screen time, and emotional and behavioural problems in 5-year-old children. International Journal of Hygiene and Environmental Health2018 Oct 9. pii: S1438-4639(18)30502-9.[PubMed Abstract]
Atchley P, Strayer DL. Small screen use and driving safety. Pediatrics 2017; 140(Suppl 2):S107-S111.[PubMed Abstract]
Llerena LE, Aronow KV, Macleod J, et al. An evidence-based review: distracted driver. The Journal of Trauma and Acute Care Surgery2015; 78(1):147-152.[PubMed Abstract]
Schüz J, Elliott P, Auvinen A, et al. An international prospective cohort study of mobile phone users and health (Cosmos): design considerations and enrolment. Cancer Epidemiology2011; 35(1):37-43.[PubMed Abstract]
Toledano MB, Auvinen A, Tettamanti G, et al. An international prospective cohort study of mobile phone users and health (COSMOS): Factors affecting validity of self-reported mobile phone use. International Journal of Hygiene and Environmental Health 2018; b221(1):1-8.[PubMed Abstract]
Cronin KA, Lake AJ, Scott S, et al. Annual Report to the Nation on the Status of Cancer, part I: National cancer statistics. Cancer2018; 124(13):2785-2800.[PubMed Abstract]
Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.