Sebuah desa di Gorontalo berhasil bebas dari kasus Demam Berdarah Dengue. Cara yang dilakukan desa ini untuk mencegah penyakit DBD cukup sederhana. Masyarakat desa menanam tanaman serai (Cymbopogon citratus) lalu nyamuk Aedes aegypti seolah enggan datang ke desa ini. Desa tersebut adalah Desa Lupoyo, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Desa yang berhasil melaksanakan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit demam berdarah dengan mengajak masyarakat untuk menanam serai.
Promosi kesehatan adalah proses meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat. Baik kesehatan individu, populasi, dan komunitas. Layaknya Desa Lupoyo di atas, promosi kesehatan dan program pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dapat membuat buat pilihan hidup lebih sehat, mengurangi risiko penyakit, dan kecacatan.
Program promosi kesehatan selayaknya dapat dilaksanakan pada berbagai tempat, termasuk di desa. Masyarakat desa dapat memperoleh manfaat dari program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Namun, sebelum membahas terlalu jauh terkait penerapan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di desa, ada baiknya kita lebih dahulu memahami makna promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Program Promosi Kesehatan (Promkes) dan pencegahan penyakit berfokus pada proses mempertahankan kesehatan masyarakat. Program promkes bertujuan untuk melibatkan dan memberdayakan individu dan komunitas untuk berperilaku sehat. Program ini juga mengupayakan perubahan perilaku untuk mengurangi risiko sakit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan Promkes sebagai:
“tindakan yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali atas kesehatan pribadi. Tindakan ini mencakup berbagai intervensi sosial dan lingkungan yang dirancang untuk memberi manfaat dan melindungi kesehatan dan kualitas hidup individu. Tindakan ini tidak hanya berfokus pada pengobatan dan penyembuhan melainkan dengan menangani dan mencegah akar penyebab penyakit.”
Sementara pencegahan penyakit berfokus pada upaya khusus dengan tujuan untuk mengurangi perkembangan dan keparahan penyakit dan angka kesakitan lainnya.
Promkes dan program pencegahan penyakit sering menjadi faktor penentu sosial dari kesehatan. faktor penentu sosial ini pada umumnya mempengaruhi perilaku berisiko yang dapat dimodifikasi. Faktor penentu sosial kesehatan antara lain:
Sementara perilaku berisiko yang dapat dimodifikasi adalah:
Tindakan atau kegiatan yang dapat dilakukan untuk Promkes dan pencegahan penyakit meliputi:
Komunikasi kesehatan dapat meningkatkan kesadaran tentang perilaku sehat bagi masyarakat umum. Contoh strategi komunikasi kesehatan antara lain:
Pendidikan kesehatan dapat memberdayakan perubahan perilaku dan tindakan melalui peningkatan pengetahuan. Contoh strategi pendidikan kesehatan termasuk:
Perubahan sistematis melalui perbaikan undang-undang, peraturan, kebijakan, komponen organisasi fungsional (sistem), dan lingkungan (sosial, ekonomi, dan fisik) untuk mendorong, menyediakan, dan memungkinkan pilihan hidup lebih sehat.
Selanjutnya, seluruh upaya promkes dan pencegahan penyakit ini memiliki tantangan. Tantangan ini terutama muncul di daerah pedesaan.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat desa. Masyarakat desa memiliki prevalensi penyakit kronis yang lebih rendah dibanding masyarakat kota. Namun, wilayah pedesaan memiliki tingkat penyakit infeksi yang lebih tinggi karena faktor lingkungan fisik.
Kondisi ini juga menyebabkan masyarakat desa memiliki tingkat kematian dan kecacatan yang lebih tinggi dibanding masyarakat kota.
Hal tersebut muncul karena rendah dan terbatasnya akses masyarakat desa terhadap program promkes dan pencegahan penyakit. Selain itu, sulitnya akses ke pusat layanan kesehatan juga berkontribusi terhadap masalah kesehatan pada masyarakat desa.
Beberapa contoh faktor penentu sosial yang menjadi hambatan masyarakat desa dalam mengakses pelayanan kesehatan antara lain:
Hambatan tersebut memberikan konteks untuk kebutuhan masyarakat desa. Pemahaman tentang strategi yang akan paling efektif untuk mengatasi hambatan adalah hal yang penting.
Desa melalui program pemberdayaan masyarakatnya merupakan suatu tindakan yang tepat untuk menerapkan strategi promkes dan pencegahan penyakit. Banyak tantangan yang bermunculan seperti penyakit kronis, kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, transportasi.
Namun, peluang promkes berhasil apabila mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan kekuatan komunitas. Kekuatan komunitas akan membantu masyarakat desa untuk menghadapi hambatan dalam melaksanakan program promkes dan pencegahan penyakit.
Contoh kekuatan masyarakat desa antara lain:
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit berfokus untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Menurut Kindig dan Stoddart (2003) masyarakat sehat adalah:
“Luaran kesehatan sekelompok individu, disertai distribusi luaran kesehatan dalam kelompok tersebut.”
Pada masyarakat desa, pendekatan masyarakat sehat harus melibatkan:
Lalu, pendekatan apa saja yang dapat dilakukan untuk promkes dan pencegahan penyakit pada masyarakat desa?
Terdapat berbagai teori, strategi, dan model yang dapat digunakan untuk program promkes dan pencegahan penyakit masyarakat desa. Komunitas dapat menggunakan teori, strategi, dan model ini untuk mengembangkan atau mengimplementasikan program yang dapat menguatkan atau memotivasi masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Teori dan strategi dapat diterapkan dalam perencanaan program. Teori dan strategi digunakan untuk memastikan integrasi program promkes dan pencegahan penyakit akan meningkatkan kesehatan populasi. Sementara model memberikan kerangka acuan untuk mengorganisir aktivitas promkes dan pencegahan penyakit.
Promkes dan pencegahan penyakit merupakan komponen saling terkait dari berbagai teori. Di sisi lain, kita dapat menggunakan lebih dari satu strategi untuk mencapai tujuan kesehatan yang kita harapkan.
Selanjutnya, mari kita lihat apa saja yang termasuk ke dalam teori dan model pada promkes dan pencegahan penyakit.
Terdapat beberapa teori dan model yang mendukung pelaksanaan promkes dan pencegahan penyakit. Teori dan model ini digunakan dalam perencanaan program untuk memberikan pemahaman dan menjelaskan perilaku sehat. Teori dan model ini juga menjadi panduan untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengimplementasikan intervensi promkes dan pencegahan penyakit.
Ketika mengidentifikasi teori dan model untuk digunakan sebagai panduan dalam program promkes dan pencegahan penyakit, maka penting mempertimbangkan berbagai faktor seperti:
Beberapa teori dan model terkait dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit antara lain:
Untuk masing-masing teori di atas akan kami bahas dalam artikel yang terpisah.
Masyarakat desa merupakan populasi yang menarik dan amat berbeda dengan masyarakat di daerah perkotaan. Mereka membutuhkan perencanaan terkait promosi kesehatan dan pengendalian penyakit khusus sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan di desa.
Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran kepada kita apa yang dimaksud dengan promkes dan pengendalian penyakit dan model apa saja yang terdapat di dalamnya.
Artikel yang luar biasa, untuk menambah referensi saya rekomendasikan artikel
https://repository.unair.ac.id/87974/