Promosi Kesehatan & Pencegahan Penyakit di Desa

Sebuah desa di Gorontalo berhasil bebas dari kasus Demam Berdarah Dengue. Cara yang dilakukan desa ini untuk mencegah penyakit DBD cukup sederhana. Masyarakat desa menanam tanaman serai (Cymbopogon citratus) lalu nyamuk Aedes aegypti seolah enggan datang ke desa ini. Desa tersebut adalah Desa Lupoyo, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Desa yang berhasil melaksanakan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit demam berdarah dengan mengajak masyarakat untuk menanam serai.

Tanaman Sereh dalam Upaya Pencegahan Penyakit
Tanaman Sereh dalam Upaya Pencegahan Penyakit (Sumber: Image by Bishnu Sarangi from Pixabay)

Promosi kesehatan adalah proses meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat. Baik kesehatan individu, populasi, dan komunitas. Layaknya Desa Lupoyo di atas, promosi kesehatan dan program pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dapat membuat buat pilihan hidup lebih sehat, mengurangi risiko penyakit, dan kecacatan.

 

Program promosi kesehatan selayaknya dapat dilaksanakan pada berbagai tempat, termasuk di desa. Masyarakat desa dapat memperoleh manfaat dari program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

 

Namun, sebelum membahas terlalu jauh terkait penerapan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di desa, ada baiknya kita lebih dahulu memahami makna promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

 

Definisi Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Ilustrasi Promosi Kesehatan Keluarga
Ilustrasi Promosi Kesehatan Keluarga (Sumber: Image by Gerd Altmann from Pixabay)

Program Promosi Kesehatan (Promkes) dan pencegahan penyakit berfokus pada proses mempertahankan kesehatan masyarakat. Program promkes bertujuan untuk melibatkan dan memberdayakan individu dan komunitas untuk berperilaku sehat. Program ini juga mengupayakan perubahan perilaku untuk mengurangi risiko sakit.

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan Promkes sebagai:

“tindakan yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali atas kesehatan pribadi. Tindakan ini mencakup berbagai intervensi sosial dan lingkungan yang dirancang untuk memberi manfaat dan melindungi kesehatan dan kualitas hidup individu. Tindakan ini tidak hanya berfokus pada pengobatan dan penyembuhan melainkan dengan menangani dan mencegah akar penyebab penyakit.”

 

Sementara pencegahan penyakit berfokus pada upaya khusus dengan tujuan untuk mengurangi perkembangan dan keparahan penyakit dan angka kesakitan lainnya.

 

Promkes dan program pencegahan penyakit sering menjadi faktor penentu sosial dari kesehatan. faktor penentu sosial ini pada umumnya mempengaruhi perilaku berisiko yang dapat dimodifikasi. Faktor penentu sosial kesehatan antara lain:

  • Ekonomi
  • Sosial
  • Budaya
  • Politik
  • Geografi/lingkungan tempat tinggal

 

Sementara perilaku berisiko yang dapat dimodifikasi adalah:

  • Pola hidup tidak sehat
  • Kebiasaan makan yang buruk
  • Merokok
  • Kurangnya aktivitas fisik

 

Tindakan atau kegiatan yang dapat dilakukan untuk Promkes dan pencegahan penyakit meliputi:

 

  1. Komunikasi Kesehatan

Komunikasi kesehatan dapat meningkatkan kesadaran tentang perilaku sehat bagi masyarakat umum. Contoh strategi komunikasi kesehatan antara lain:

  • Pengumuman pelayanan publik
  • Pameran kesehatan
  • Kampanye media massa atau online
  • Buletin kesehatan
  • Penyuluhan kesehatan

 

  1. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat memberdayakan perubahan perilaku dan tindakan melalui peningkatan pengetahuan. Contoh strategi pendidikan kesehatan termasuk:

  • Seminar
  • Kursus
  • Pelatihan
  • Diskusi kelompok

 

  1. Kebijakan, sistem, dan lingkungan kesehatan

Perubahan sistematis melalui perbaikan undang-undang, peraturan, kebijakan, komponen organisasi fungsional (sistem), dan lingkungan (sosial, ekonomi, dan fisik) untuk mendorong, menyediakan, dan memungkinkan pilihan hidup lebih sehat.

 

Selanjutnya, seluruh upaya promkes dan pencegahan penyakit ini memiliki tantangan. Tantangan ini terutama muncul di daerah pedesaan.

 

Hambatan Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit di Desa

Ilustrasi Suasana Promosi Kesehatan di Desa
Ilustrasi Suasana Promosi Kesehatan di Desa

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat desa. Masyarakat desa memiliki prevalensi penyakit kronis yang lebih rendah dibanding masyarakat kota. Namun, wilayah pedesaan memiliki tingkat penyakit infeksi yang lebih tinggi karena faktor lingkungan fisik.

 

Kondisi ini juga menyebabkan masyarakat desa memiliki tingkat kematian dan kecacatan yang lebih tinggi dibanding masyarakat kota.

 

Hal tersebut muncul karena rendah dan terbatasnya akses masyarakat desa terhadap program promkes dan pencegahan penyakit. Selain itu, sulitnya akses ke pusat layanan kesehatan juga berkontribusi terhadap masalah kesehatan pada masyarakat desa.

 

Beberapa contoh faktor penentu sosial yang menjadi hambatan masyarakat desa dalam mengakses pelayanan kesehatan antara lain:

  • Tingkat kemiskinan yang lebih tinggi. Hal ini berdampak terhadap kemampuan keikutsertaan masyarakat desa dalam program Jaminan Kesehatan Nasional sebab belum semua masyarakat kurang mampu dapat disertakan dalam Penerima Bantuan Iuran.
  • Norma budaya dan sosial seputar perilaku kesehatan. Misalnya, masih ada yang lebih nyaman buang air besar di sawah
  • Tingkat literasi kesehatan yang rendah dan persepsi kesehatan yang kurang baik
  • Kesenjangan bahasa dan tingkat pendidikan
  • Terbatasnya pilihan transportasi umum yang terjangkau dan andal sehingga menyulitkan akses ke pusat pelayanan kesehatan
  • Kepadatan populasi yang lebih rendah untuk cakupan program dalam skala ekonomi
  • Ketersediaan sumber daya kesehatan yang terbatas untuk mendukung program promkes
  • Kurangnya akses ke makanan sehat dan pilihan aktivitas fisik

 

Hambatan tersebut memberikan konteks untuk kebutuhan masyarakat desa. Pemahaman tentang strategi yang akan paling efektif untuk mengatasi hambatan adalah hal yang penting.

 

Peluang Promkes dan Pencegahan Penyakit di Wilayah Desa

Desa melalui program pemberdayaan masyarakatnya merupakan suatu tindakan yang tepat untuk menerapkan strategi promkes dan pencegahan penyakit. Banyak tantangan yang bermunculan seperti penyakit kronis, kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, transportasi.

 

Namun, peluang promkes berhasil apabila mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan kekuatan komunitas. Kekuatan komunitas akan membantu masyarakat desa untuk menghadapi hambatan dalam melaksanakan program promkes dan pencegahan penyakit.

 

Contoh kekuatan masyarakat desa antara lain:

  • Penekanan pada hubungan dengan keluarga dan tetangga
  • Komunitas yang mendukung
  • Nilai-nilai kebersamaan dan kepentingan kolektif dalam meningkatkan kesehatan
  • Skala dan cakupan program yang lebih kecil dapat meningkatkan peluang keberhasilan
  • Kesediaan dan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan
  • Kreativitas dan pengabdian untuk mencapai kesuksesan

 

Masyarakat Sehat sebagai Tujuan Promkes.

Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit berfokus untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

 

Menurut Kindig dan Stoddart (2003) masyarakat sehat adalah:

“Luaran kesehatan sekelompok individu, disertai distribusi luaran kesehatan dalam kelompok tersebut.”

 

Pada masyarakat desa, pendekatan masyarakat sehat harus melibatkan:

  • Mengidentifikasi determinan sosial kesehatan pada komunitas
  • Memberdayakan komunitas
  • Menguatkan kolaborasi lintas sektor
  • Mengidentifikasi kekuatan, aset, tantangan, dan hambatan
  • Koordinasi dan memastikan akses pelayanan kesehatan melalui strategi koordinasi pelayanan, jejaring dan kerja sama, pelayanan terintegrasi, dan transportasi.

 

Lalu, pendekatan apa saja yang dapat dilakukan untuk promkes dan pencegahan penyakit pada masyarakat desa?

 

Pendekatan Promkes dan Pencegahan Penyakit Masyarakat Desa

Terdapat berbagai teori, strategi, dan model yang dapat digunakan untuk program promkes dan pencegahan penyakit masyarakat desa. Komunitas dapat menggunakan teori, strategi, dan model ini untuk mengembangkan atau mengimplementasikan program yang dapat menguatkan atau memotivasi masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.

 

Teori dan strategi dapat diterapkan dalam perencanaan program. Teori dan strategi digunakan untuk memastikan integrasi program promkes dan pencegahan penyakit akan meningkatkan kesehatan populasi. Sementara model memberikan kerangka acuan untuk mengorganisir aktivitas promkes dan pencegahan penyakit.

 

Promkes dan pencegahan penyakit merupakan komponen saling terkait dari berbagai teori. Di sisi lain, kita dapat menggunakan lebih dari satu strategi untuk mencapai tujuan kesehatan yang kita harapkan.

 

Selanjutnya, mari kita lihat apa saja yang termasuk ke dalam teori dan model pada promkes dan pencegahan penyakit.

 

Teori dan Model Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Terdapat beberapa teori dan model yang mendukung pelaksanaan promkes dan pencegahan penyakit. Teori dan model ini digunakan dalam perencanaan program untuk memberikan pemahaman dan menjelaskan perilaku sehat. Teori dan model ini juga menjadi panduan untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengimplementasikan intervensi promkes dan pencegahan penyakit.

 

Ketika mengidentifikasi teori dan model untuk digunakan sebagai panduan dalam program promkes dan pencegahan penyakit, maka penting mempertimbangkan berbagai faktor seperti:

  • Masalah kesehatan spesifik yang akan diatasi
  • Populasi yang akan menerima program
  • Konteks program yang akan diimplementasikan.

 

Beberapa teori dan model terkait dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit antara lain:

  1. Ecological Models
  2. The Health Belief Model
  3. Stages of Change Model (Transtheoretical Model)
  4. Social Cognitive Theory
  5. Theory of Reasoned Action/Planned Behavior

 

Untuk masing-masing teori di atas akan kami bahas dalam artikel yang terpisah.

 

Kesimpulan

Masyarakat desa merupakan populasi yang menarik dan amat berbeda dengan masyarakat di daerah perkotaan. Mereka membutuhkan perencanaan terkait promosi kesehatan dan pengendalian penyakit khusus sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan di desa.

 

Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran kepada kita apa yang dimaksud dengan promkes dan pengendalian penyakit dan model apa saja yang terdapat di dalamnya.

 

Referensi

  1. WHO. What is health promotion?. 2016. https://www.who.int/news-room/q-a-detail/what-is-health-promotion
  2. Rural Healthy People 2020
  3. About Pathways to Population Health

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

One thought on “Promosi Kesehatan & Pencegahan Penyakit di Desa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Anda Juga Mungkin Suka
Menyoal Label Halal Pada Obat di Indonesia

Menyoal Label Halal Pada Obat di Indonesia

Pengukuran HbA1c pada Pasien Diabetes

Pengukuran HbA1c pada Pasien Diabetes

Alergi Obat – Pendekatan Diagnosis Pasien

Alergi Obat – Pendekatan Diagnosis Pasien

ASIA Impairment Scale: Standar Emas dalam Mengevaluasi Cedera Tulang Belakang

ASIA Impairment Scale: Standar Emas dalam Mengevaluasi Cedera Tulang Belakang

Endnote – Aplikasi Manajemen Daftar Pustaka Efisien

Endnote – Aplikasi Manajemen Daftar Pustaka Efisien

ABCD2 – Alat Skoring Penilaian Risiko Penting Stroke

ABCD2 – Alat Skoring Penilaian Risiko Penting Stroke