Potensi Kekebalan Tubuh Melawan Pandemi

Di tengah ketidakpastian kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. Sudah sewajarnya kita berusaha memberi sumbangsih dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19. Kepedulian sederhana dapat kita lakukan seperti tindakan di rumah saja. Begitu pula tindakan menggunakan masker bila keluar rumah dan menjaga jarak serta tidak berkumpul. Semua bentuk kepedulian tersebut dapat membantu untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona baru ini. Di sisi lain, pada tubuh kita terdapat potensi untuk melawan pandemi. Potensi ini adalah sistem kekebalan tubuh.

wabah global corona
wabah global corona (sumber: pixabay.com)

Peningkatan fungsi sistem kekebalan tubuh akan memiliki dampak yang cukup besar terkait dengan pencegahan dan pengendalian COVID-19. COVID-19 merupakan suatu penyakit infeksi sehingga sistem kekebalan tubuh merupakan lini pertama perlawanan terhadap penyakit ini. Terlebih lagi, belum ada obat dan vaksin yang efektif untuk membantu melawan penyakit infeksi saluran pernapasan ini.

 

Untuk itu, mari terlebih dahulu kita mengenali apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh.

 

Apa itu sistem kekebalan tubuh?

organ pada sistem kekebalan tubuh
organ pada sistem kekebalan tubuh (Sumber: AIDS.gov / Public domain)

Sistem kekebalan tubuh adalah sistem yang melindungi tubuh seseorang dari kuman penyebab infeksi. Sistem ini disebut pula sebagai sistem imun. Sistem imun bekerja melalui berbagai proses kompleks dan adaptif yang memberikan kekebalan tubuh atau imunitas seseorang terhadap suatu penyakit.

 

Sistem imun tubuh manusia memungkinkan komponen-komponen sistem kekebalan tubuh untuk melakukan pengenalan (identifikasi) dan menghancurkan mikroorganisme (kuman) penyebab penyakit termasuk virus.

 

Sistem kekebalan tubuh juga membangun sistem imunitas. Imunitas merupakan kondisi tubuh seseorang akan lebih mudah dan lebih cepat mengenali kuman yang berulang kali mencoba untuk menginfeksi tubuh. Sistem imunitas ini pula yang menyebabkan seseorang tidak mengalami sakit bila terinfeksi kuman yang sama untuk kedua kalinya.

 

Bagaimana proses sistem kekebalan tubuh kita dapat mengenali dan menghancurkan kuman penyebab penyakit?

 

Proses Sistem Kekebalan Tubuh Mengenali Organisme Penyebab Infeksi

Terdapat berbagai jenis organisme penyebab infeksi mulai dari bakteri, virus, jamur, protozoa, hingga parasit (cacing).

 

Sistem kekebalan tubuh kita dapat mengenali seluruh mikroorganisme penyakit tersebut karena terdapat perbedaan yang sangat jelas di antara mereka dan sel normal tubuh kita. Perbedaan tersebut terkait dengan bentuk dan struktur antara sel normal dan kuman penyebab penyakit.

 

Perbedaan ini yang menyebabkan sel kekebalan tubuh dapat mengenali dan melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh.

 

Sel atau jaringan tubuh yang normal memiliki protein penanda yang disebut sebagai antigen. Begitu pula dengan organisme hidup lainnya yang dapat menyebabkan infeksi. Mereka juga memiliki antigen di permukaan selnya. Namun, antigen pada sel atau jaringan normal berbeda dengan antigen yang terdapat pada tubuh kuman.

 

Sistem pertahanan tubuh mengenai dan menandai antigen sel normal. Sehingga ketika terdapat antigen asing yang masuk ke dalam tubuh maka sistem pertahanan ini akan menyerang organisme asing pemilik antigen tersebut.

 

Sel kekebalan tubuh akan mengenali, menyerang, dan menghancurkan pemilik antigen asing tersebut dan melindungi tubuh dari penyakit infeksi.

 

Mari kita berkenalan dengan prajurit-prajurit perkasa yang melindungi tubuh kita dari kuman penyebab infeksi.

 

Sel Darah Putih (Leukosit)

Bentuk Bentuk Sel Darah Putih
Bentuk Bentuk Sel Darah Putih (Sumber: BruceBlaus. When using this image in external sources it can be cited as:Blausen.com staff (2014). “Medical gallery of Blausen Medical 2014”. WikiJournal of Medicine 1 (2). DOI:10.15347/wjm/2014.010. ISSN 2002-4436. / CC BY)

Sel darah putih atau leukosit merupakan pertahanan utama dalam sistem imun kita. Leukosit ini terbagi menjadi berbagai jenis dan masing-masing jenis leukosit memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

 

Mereka bekerja bersama untuk melindungi diri kita dari infeksi. Kemampuan berbagai jenis leukosit pada tubuh kita antara lain:

  1. Mengenali kuman dengan cepat
  2. Mengikat kuman
  3. Menelan dan membungkus kuman
  4. Menggunakan bahan kimia yang terkandung pada leukosit untuk menghancurkan kuman

 

Jenis leukosit yang lainnya membutuhkan waktu untuk mengenali dan merespons serangan kuman penyebab infeksi.

 

Makrofag, Neutrofil, Sel Mast, dan Basofil

Makrofag merupakan salah satu jenis sel darah putih yang berada dalam aliran darah dan jaringan tubuh. Sedangkan neutrofil merupakan sel darah putih yang berpatroli di dalam aliran darah dan menjaga tubuh dari serangan antigen asing.

 

Fungsi neutrofil mirip dengan petugas ronda yang mengecek keamanan kompleks suatu perumahan dari hal-hal yang meresahkan seperti maling.

 

Kuman atau mikroorganisme penyebab penyakit infeksi akan masuk ke tubuh melalui berbagai titik yang berbeda. Titik masuk kuman ini dapat berupa:

  • Hidung
  • Mulut
  • Luka pada permukaan kulit

 

Makrofag, Neutrofil, Sel Mast, dan Basofil adalah sel darah putih khusus yang mengenali kuman pertama sekali saat mereka masuk melalui titik masuk pada tubuh kita.

 

Setelah mereka mengenali kuman, maka Makrofag, Neutrofil, Sel Mast, dan Basofil akan mengirimkan sinyal kimia dan menarik jenis leukosit lainnya untuk mengelilingi menyerap, dan menghancurkan kuman berbahaya ini.

 

Limfosit: Sel T dan Sel B

Limfosit merupakan bagian dari leukosit. Limfosit membutuhkan waktu yang paling lama untuk memberikan respons terhadap infeksi pada tubuh. Tapi, jangan salah, Limfosit merupakan sel darah putih yang akan membangun kekebalan tubuh jangka panjang.

 

Terdapat dua jenis sel limfosit yaitu sel T dan sel B. Kedua sel ini memiliki fungsi yang berbeda. Mari kita bahas satu per satu.

 

Sel T

Sel T berperan dalam mengidentifikasi antigen pada permukaan sel tubuh kita sendiri. Ketika mikroorganisme kecil seperti virus masuk ke dalam tubuh kita maka akan terjadi perubahan permukaan sel tubuh yang ditandai dengan kemunculan kompleks histokompatibilitas utama atau major histocompatibility complex (MHC).

 

MHC mengubah permukaan sel dengan cara menambahkan antigen baru pada permukaan sel tubuh. Sel T akan mengenali bahwa virus atau bakteri telah menginfeksi tubuh karena perubahan antigen permukaan karena MHC ini. Sel T sendiri dapat menghancurkan virus dan bahkan sel kanker. Fungsi penghancuran ini dilakukan terutama oleh sel T natural killer.

 

MHC merupakan kompleks yang canggih. Mikroorganisme yang sangat kecil dan bersembunyi di dalam sel manusia dapat berbahaya bila tidak dikenali dan tentu saja akan memunculkan penyakit.

 

MHC dapat mengikat sedikit bagian dari kuman di dalam sel tubuh kita lalu kemudian membawanya ke permukaan sel sebagai antigen baru.

 

Molekul antigen pada sel yang terinfeksi dan sel T yang merespons MHC akan menghasilkan molekul lain yang mengaktifkan respons imun. Sel T juga memiliki pembagian menjadi Sel T CD4 dan Sel T CD8.

 

Sel B

Sel B berperan besar untuk menciptakan protein spesifik yang kita sebut sebagai Antibodi. Antibodi akan mengikat antigen dari kuman. Ikatan antigen-antibodi ini merupakan penanda bagi tentara dalam tubuh kita untuk menghancurkan kuman yang diberi tanda tersebut. Sel B terutama berperan dalam melindungi kita terhadap infeksi bakteri.

 

Antibodi

Ikatan Antibodi
Ikatan Antibodi (Sumber: Mamahdi14 / CC BY-SA)

Tubuh kita dapat memproduksi berbagai jenis antibodi. Jenis antibodi yang berbeda bekerja terhadap jenis infeksi yang berbeda pula. Seperti yang telah kami sebutkan di atas, antibodi akan berikatan dengan antigen pada kuman. Ikatan ini disebut sebagai kompleks imun yang akan menjadi target untuk dihancurkan oleh leukosit dan sistem kekebalan tubuh lainnya.

 

Beberapa jenis antibodi yang harus kita kenal antara lain:

  • Imunoglobulin G (IgG)
  • Imunoglobulin A (IgA)
  • Imunoglobulin M (IgM)
  • Imunoglobulin E (IgE)
  • Imunoglobulin D (IgD)

 

Sitokin dan Kemokin

Pelapasan Sitokin (bintik-bintik kecil)
Pelapasan Sitokin (bintik-bintik kecil) (Sumber: www.scientificanimations.com / CC BY-SA)

Limfosit dapat mengeluarkan berbagai zat kimia yang disebut sebagai Sitokin. Sitokin merupakan molekul yang memberikan sinyal terhadap sistem kekebalan tubuh yang lain. Terdapat beberapa jenis sitokin dalam respons kekebalan tubuh, termasuk:

  • Kemokin
  • Interferon
  • Limfokin
  • Interleukin

 

Sitokin yang dikeluarkan ini dapat mempengaruhi limfosit dan sel lainnya dalam sistem kekebalan tubuh maupun sel lain yang tidak terlibat dalam sistem imun. Kondisi ini akan memunculkan respons peradangan serta perbaikan sel atau jaringan yang rusak karena infeksi kuman. Bagian tubuh yang meradang memiliki tanda berupa:

  • Rubor (kemerahan)
  • Dolor (rasa sakit)
  • Calor (panas)
  • Tumor (pembengkakan)
  • Functio laesa (kehilangan fungsi)

 

Itulah tentara yang termasuk dalam sistem kekebalan tubuh kita. Untuk bagian berikutnya, mari mengenali bagaimana sistem kekebalan tubuh kita bekerja terhadap COVID-19

 

Sistem Kekebalan Tubuh dan COVID-19

Ilustrasi Virus Corona
Ilustrasi Virus Corona (sumber: pixabay.com)

Virus corona baru penyebab Covid-19 ini memiliki respons terhadap sistem kekebalan tubuh yang mirip dengan 2 pendahulunya, yaitu:

  1. SARS-CoV
  2. MERS-CoV

 

Untuk dapat masuk ke dalam tubuh kita, virus SARS-CoV-2 harus menempel pada membran sel saluran napas. Lebih tepatnya menempel pada protein membran sel yang disebut sebagai angiotensin converting enzyme II (ACE2).

 

Bagian spike dari corona virus yang terdiri dari struktur glikoprotein (gambungan glukosa dan protein) akan menempel pada ACE2. Gabungan antara glikoprotein virus dan ACE2 akan menghasilkan protease (enzim yang dapat menghancurkan membran sel) dan beberapa enzim lainnya.

 

Proses sistem kekebalan tubuh kita akan mulai berusaha untuk menghalangi invasi virus dengan berbagai mekanisme dan berbagai sel yang datang kepada virus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

 

Pembentukan imunitas ini terjadi dengan sangat kompleks dan melibatkan banyak sel sistem kekebalan tubuh.

 

Gambaran sederhana bagaimana sistem kekebalan tubuh kita merespons masuknya virus corona baru ke dalam sel akan kami jelaskan melalui gambar dan poin di bawah ini.

 

Alur Sistem Kekebalan Tubuh Terhadap Infeksi Virus Corona Baru

Kekebalan Tubuh Terhadap Covid-19
Kekebalan Tubuh Terhadap Covid-19 (Sumber: Lega S, Naviglio S, Volpi S, Tommasini A. Recent Insight into SARS-CoV2 Immunopathology and Rationale for Potential Treatment and Preventive Strategies in COVID-19. Vaccines (Basel). 2020;8(2):E224. Published 2020 May 14.)

 

Pada gambar di atas terlihat bahwa hampir seluruh sel terkait dengan sistem kekebalan tubuh melawan virus corona yang telah masuk ke dalam sel. Penjelasan terkait gambar tersebut adalah:

  1. Virus masuk ke dalam sel melalui ikatan glikoprotein terhadap reseptor ACE2
  2. Respons imun bawaan (Terkait sitokin dan kemokin)
  3. Sel menghasilkan interferon
  4. Aktivasi sel natural kiler termediasi (sel darah putih yang bertugas menghancurkan sel normal yang telah terinfeksi) dan menghancurkan sel yang terinfeksi
  5. Aktivasi sel dendritik, makrofag, dan neutrofil
  6. Pemanggilan dan aktivasi Sel T CD4 spesifik terhadap virus
  7. Aktivasi Sel T CD8 sitotoksik termediasi dan Sel B
  8. Tubuh menghasilkan antibodi
  9. Menghambat penyebaran virus dimana sel natural killer dan sel T CD 8 akan membunuh sel yang terinfeksi. Antibodi akan melekat pada spike virus (glikoprotein virus) sehingga virus tidak dapat menempel dan masuk ke sel sehat lainnya.
  10. Pemulihan dengan terbentuknya anti peradangan atau anti inlamasi

 

Kekebalan Tubuh pada Covid-19 Berat

Pada kasus Covid-19 berat maka sistem kekebalan tubuh yang terbentuk dan teraktivasi tetapi tidak mampu melawan virus seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Kekebalan Tubuh Terhadap Covid-19 Berat
Kekebalan Tubuh Terhadap Covid-19 Berat (Sumber: Lega S, Naviglio S, Volpi S, Tommasini A. Recent Insight into SARS-CoV2 Immunopathology and Rationale for Potential Treatment and Preventive Strategies in COVID-19. Vaccines (Basel). 2020;8(2):E224. Published 2020 May 14.)

Perbedaan  gambar ini dengan gambar sebelumnya ada pada langkah keenam dan ketujuh sedangkan langkah satu hingga lima pada respons ini adalah sama seperti gambar sebelumnya, yaitu:

  1. Virus masuk ke dalam sel melalui ikatan glikoprotein terhadap reseptor ACE2
  2. Respons imun bawaan (Terkait sitokin dan kemokin)
  3. Sel menghasilkan interferon
  4. Aktivasi sel natural kiler termediasi (sel darah putih yang bertugas menghancurkan sel normal yang telah terinfeksi) dan menghancurkan sel yang terinfeksi
  5. Aktivasi sel dendritik, makrofag, dan neutrofil
  6. Sel T yang teraktivasi tidak cukup untuk melawan virus
  7. Virus menyebabkan peradangan dan merusak jaringan

 

Peradangan yang ditimbulkan oleh infeksi virus corona baru dapat berupa badai sitokin (pelepasan sitokin menjadi tidak tekendali) sedangkan kerusakan jaringan saluran pernapasan menimbulkan koagulopati (gangguan pembekuan darah).

 

Baik badai sitokin dan koagulopati menyebabkan perburukkan pada fungsi paru-paru normal. Perburukkan tersebut berujung pada sindrom gagal napas akut (ARDS) dimana pada kondisi ini seseorang membutuhkan alat bantu napas (ventilator).

Masalah Bila Kekebalan Tubuh Kalah dengan Covid-19
Masalah Bila Kekebalan Tubuh Kalah dengan Covid-19 (Sumber: Lega S, Naviglio S, Volpi S, Tommasini A. Recent Insight into SARS-CoV2 Immunopathology and Rationale for Potential Treatment and Preventive Strategies in COVID-19. Vaccines (Basel). 2020;8(2):E224. Published 2020 May 14.)

Masalah pada sistem kekebalan tubuh kita muncul karena Sel T yang teraktivasi tidak cukup untuk melawan virus. Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh kita mengalami kegagalan dalam melawan virus corona penyebab Covid-19 ini. Mari kita lihat faktor apa saja yang mempengaruhi mekanisme ini.

 

Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh kita sangat lemah dalam melawan virus corona ini. Faktor tersebut antara lain:

  1. Lanjut usia
  2. Viral Load
  3. Imunodefisiensi

 

Mari kita jabarkan satu persatu.

 

Lanjut Usia dan Sistem Kekebalan Tubuh

ilustrasi lanjut usia
ilustrasi lanjut usia (Sumber: Foto oleh Hasan Albari dari Pexels.com)

Orang lanjut usia lebih berisiko mengalami Covid-19 berat dibandingkan dengan populasi berusia lebih muda. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi risiko perburukkan Covid-19 pada lanjut usia antara lain:

  • Reseptor ACE2 lebih banyak pada lanjut usia dan lebih tersebar di seluruh sel permukaan organ tubuh. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya reseptor ACE2 ini merupakan pintu masuk virus ke dalam sel sehingga bila jumlahnya lebih banyak maka semakin banyak virus yang menginfeksi ke dalam sel.
  • Jumlah stok Sel T pada lanjut usia lebih sedikit. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar Sel T telah diaktivasi terhadap infeksi-infeksi lainnya dimasa muda. Selain itu, usia tua juga mengakibatkan produksi limfosit pada sumsum tulang menurun.
  • Antibodi yang dihasilkan lebih sedikit pada usia tua
  • Usia tua mengakibatkan sistem imun lebih sulit untuk teraktivasi setelah virus masuk ke dalam sel

 

Viral Load

Ilustrasi Bersin
Ilustrasi Bersin (Sumber: pixabay.com)

Proses infeksi pada tubuh kita sangat dipengaruhi oleh jumlah virus yang masuk. Jumlah virus inilah yang disebut sebagai viral load, Semakin banyak virus pada tubuh maka akan semakin besar dampaknya terhadap sistem organ tubuh. Kondisi ini terjadi sebelum sistem kekebalan tubuh berkembang untuk melawan virus.

 

Imunodefisiensi

Imunodefisiensi merupakan suatu kondisi dimana terdapat penurunan sistem kekebalan tubuh karena berbagai faktor. Salah satu faktor penyebab imunodefisiensi adalah penyakit kronis seperti:

  • Penyakit jantung dan pembuluh darah (darah tinggi, stroke, penyakit gagal jantung)
  • Penyakit paru obstruktif kronis atau asma
  • Diabetes mellitus
  • Gangguan fungsi liver (hati)
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Kanker
  • HIV/AIDS

 

Kondisi imunodefisiensi karena penyakit kronis ini disebut sebagai imunodefisiensi sekunder dan menurunkan fungsi sistem imunitas secara keseluruhan.

 

Kondisi Covid-19 akan dapat menjadi sangat buruk pada orang dengan imunodefiensi ini. Misalnya pada pasien dengan HIV. Pasien HIV yang tidak mengonsumsi obat anti retroviral memiliki tingkat kematian karena Covid-19 lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi anti retroviral.

 

Kita sudah tahu bagaimana sistem kekebalan tubuh kita bekerja terhadap virus corona baru penyebab Covid-19. Kita juga telah memahami apa saja faktor yang menyebabkan penurunan fungsi sistem imunitas.

 

Sekarang waktunya kita mengetahui upaya apa yang dapat kita lakukan untuk mengoptimalkan potensi tubuh melawan pandemi Covid-19 ini.

 

Upaya Peningkatan Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh

Ilustrasi Buah dan Sayur
Ilustrasi Buah dan Sayur (sumber: pixabay.com)

Pandemi Covid-19 masih berlanjut di seluruh dunia. Pada kondisi normal, kita akan berusaha untuk melakukan hal apa pun untuk melindungi diri dan keluarga kita.

 

Sayangnya, banyak perusahaan yang mengklaim bahwa suplemen harian dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit infeksi ini. Beberapa di antaranya bahkan menyatakan bahwa suplemen yang mereka jual dapat membunuh virus SARS-CoV-2 ini.

 

Satu hal yang paling penting kita ketahui bahwa kita dapat meningkatkan sistim kekebalan tubuh kita. Langkah-langkah tersebut antara lain:

  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
  • Istirahat dan tidur yang cukup
  • Tetap lakukan aktivitas fisik
  • Kelola stres sebaik mungkin

 

Mari kita bahas satu per satu.

 

Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi Seimbang

Langkah pertama untuk menguatkan sistem imun kita adalah dengan menjaga pola makan sehat dan bergizi seimbang.

 

Konsumsi biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran adalah salah satu cara yang paling mudah. Setiap kelompok buah dan sayur berwarna memiliki berbagai jenis antioksidan yang penting untuk sistem kekebalan tubuh. Maka, selama masa pandemi ini kita sangat disarankan untuk mencukupi antioksidan kita dengan konsumsi buah dan sayur.

 

Konsumsi buah dan sayur juga dapat mencukupi kebutuhan vitamin C, vitamin A, dan vitamin E. Buah dan sayur yang mengandung vitamin C antara lain:

  • Paprika
  • Jeruk
  • Kiwi
  • Stroberi
  • Brokoli

 

Sedangkan makanan yang mengandung vitamin A dan E antara lain:

  • Minyak zaitun
  • Ubi jalar
  • Bayam
  • Wortel
  • Blewah
  • Mangga
  • Gandum
  • Kuaci
  • Almond
  • Kacang-kacangan

 

Selain itu, kita juga perlu mencukupkan kebutuhan zat seng atau zinc. Zinc memiliki peran untuk mengaktivasi sel darah putih atau leukosit. Kita tidak dapat menyimpan zinc dalam tubuh sehingga perlu dikonsumsi setiap hari. Sumber makanan yang mengandung zinc antara lain:

  • Kerang
  • Kepiting
  • Lobster
  • Daging merah
  • Yogurt
  • Kacang mete
  • Buncis

 

Kita juga harus mencukupi kebutuhan vitamin D. Caranya cukup mudah, hanya dengan berjemur selama 10-15 menit di bawah paparan sinar matahari.

 

Untuk lebih jelasnya teman-teman dapat membaca artikel yang kami tulis khusus tentang ini melalui link berikut ini:

 

Berjemur: Manfaat, Efek Samping, & Virus Corona

 

Kita juga perlu mengonsumsi pre- dan probiotik. Beberapa makanan yang memiliki kandungan pre- dan probiotik tinggi antara lain:

  • Yogurt
  • Kefir
  • Jamur
  • Asparagus

 

Penelitian menunjukkan bahwa probiotik dapat meningkatkan produksi antibodi alami dan tentu saja meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh terkait infeksi virus.

 

Istirahat dan Tidur yang Cukup

posisi tidur yang baik
posisi tidur yang baik (Sumber: Book image created by Freepik)

Tidur sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat untuk mencegah kerentanan terhadap penyakit dan pulih dengan cepat. Untuk mencapai tidur yang berkualitas maka:

  • Tidur selama 6-8 jam. Kurang tidur dapat berdampak negatif pada produksi sel kekebalan tubuh dan antibodi penangkal infeksi.
  • Untuk mengoptimalkan tidur, hindari konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin, terutama menjelang waktu tidur.
  • Lakukan olahraga teratur, tetapi hindari olahraga yang berat menjelang waktu tidur.
  • Pertahankan jadwal tidur yang teratur sebanyak mungkin (tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari).
  • Mandi air panas sebelum tidur.
  • Merendam kaki pada larutan air garam hangat dan minum segelas cokelat hangat juga dapat membantu untuk dapat tidur lebih nyenyak.

 

Tetap Lakukan Aktivitas Fisik

Karena gym atau kelas olahraga favorit kita mungkin tutup selama masa epidemi ini. Kita dapat mempertimbangkan untuk melakukan olahraga di rumah. Ada banyak yang bisa dilakukan dengan menggunakan tubuh kita sendiri.

  • Tujuan ideal untuk aktivitas fisik adalah sekitar 100-150 menit per minggu atau 20-30 menit lima hari dalam seminggu
  • Kegiatan aerobik dapat dilakukan selama pandemi
  • Jalan santai mengelilingi rumah atau naik turun tangga selama 10-15 menit 2 kali sehari dapat membuat tubuh kita tetap aktif
  • Begitu pula dengan senam
  • Cara paling sederhana lainnya adalah lompat tali
  • Gunakan alat olah raga di rumah (tredmill) jika tersedia

 

Kelola Stres

Kegiatan selama pembatasan fisik dan sosial ini tidak dapat dipungkiri membuat kita menjadi stres. Berusahalah untuk menenangkan diri agar gejala stres yang kita alami minimal. Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh kita.

 

Untuk lebih lengkapnya teman-teman dapat membaca artikel kami yang terbit pada Kolom detiknews.com melalui link berikut ini:

 

Pandemi dan Penurunan Kesehatan Mental

 

Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi tingkat stres di rumah antara lain:

  • Meditasi atau sholat malam (tahajud)
  • Tetap melakukan aktivitas fisik
  • Buat jadwal kegiatan di rumah
  • Tetap terhubung secara sosial menggunakan media online

 

Itulah beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kementerian Kesehatan sebenarnya sudah menganjurkan hal tersebut di atas jauh sebelum wabah ini datang.

 

Anjuran tersebut disingkat menjadi CERDIK, yaitu:

  • C= Cek kesehatan secara berkala
  • E= Enyahkan asap rokok
  • R= Rajin aktivitas fisik
  • D= Diet sehat dengan kalori seimbang
  • I= Istirahat cukup, dan
  • K= Kelola stres

 

Semoga kita tetap dalam upaya untuk mempertahankan potensi kekebalan tubuh yang baik agar dapat melawan pandemi.

 

Kesimpulan

Covid-19 adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus corona baru (SARS-CoV-2). Tubuh kita sudah dilengkapi dengan berbagai mekanisme pertahanan untuk dapat melawan infeksi. Termasuk infeksi virus SARS-CoV-2. Sehingga kita harus mengupayakan kekebalan tubuh kita agar tetap optimal.

 

Kekebalan tubuh yang optimal mampu melindungi diri kita dari Covid-19 yang berat. Lakukan upaya-upaya untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

 

Semoga wabah Covid-19 ini segera berakhir dan kita dapat beraktivitas normal seperti biasanya.

 

Referensi

  1. Dhochak N, Singhal T, Kabra SK, Lodha R. Pathophysiology of COVID-19: Why Children Fare Better than Adults? [published online ahead of print, 2020 May 14]. Indian J Pediatr. 2020;1‐ doi:10.1007/s12098-020-03322-y
  2. Gupta A. Is Immuno-modulation the Key to COVID-19 Pandemic?. Indian J Orthop. 2020;54(3):394‐397. Published 2020 Apr 27. doi:10.1007/s43465-020-00121-7
  3. Manjili RH, Zarei M, Habibi M, Manjili MH. COVID-19 as an Acute Inflammatory Disease [published online ahead of print, 2020 May 18]. J Immunol. 2020;ji2000413. doi:10.4049/jimmunol.2000413
  4. Lega S, Naviglio S, Volpi S, Tommasini A. Recent Insight into SARS-CoV2 Immunopathology and Rationale for Potential Treatment and Preventive Strategies in COVID-19. Vaccines (Basel). 2020;8(2):E224. Published 2020 May 14. doi:10.3390/vaccines8020224
  5. Center for Food Safety and Applied Nutrition. What You Need to Know about Dietary Supplements. U.S. Food and Drug Administration.
  6. S. Department of Health and Human Services and U.S. Department of Agriculture. 2015–2020 Dietary Guidelines for Americans. 8th Edition. December 2015.
  7. Maret W. Zinc Biochemistry, Physiology, and Homeostasis, Recent Insights and Current Trends. Springer Science & Business Media; 2013.
  8. National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. Vitamin D fact sheet for health professionals. Updated August 7, 2019.
  9. Jäger R, Mohr AE, Carpenter KC, et al. International Society of Sports Nutrition Position Stand: ProbioticsJ Int Soc Sports Nutr.2019;16(1):62. doi:10.1186/s12970-019-0329-0
  10. Asif N, Iqbal R, Nazir CF. Human immune system during sleep. Am J Clin Exp Immunol. 2017;6(6):92-96.
  11. Piercy KL, Troiano RP, Ballard RM, et al. The Physical Activity Guidelines for Americans. JAMA. 2018;320(19):2020-2028. doi:10.1001/jama.2018.14854
  12. Wu, Liu, Lin-Lin, et al. Brief Mindfulness Meditation Improves Emotion Processing. Frontiers. Published September 24, 2019. doi:10.3389/fnins.2019.01074
  13. Qiu F, Liang CL, Liu H, et al. Impacts of cigarette smoking on immune responsiveness: Up and down or upside down?Oncotarget. 2017;8(1):268-284. doi:10.18632/oncotarget.13613
  14. Segerstrom SC, Miller GE. Psychological stress and the human immune system: a meta-analytic study of 30 years of inquiryPsychol Bull. 2004;130(4):601-30. doi:10.1037/0033-2909.130.4.601
  15. Besedovsky L, Lange T, Born J. Sleep and immune functionPflugers Arch. 2012;463(1):121-37. doi:10.1007/s00424-011-1044-0
  16. Corthay A. Does the immune system naturally protect against cancer?. Front Immunol. 2014;5:197. doi:10.3389/fimmu.2014.00197
  17. Montecino-rodriguez E, Berent-maoz B, Dorshkind K. Causes, consequences, and reversal of immune system agingJ Clin Invest. 2013;123(3):958-65. doi:10.1172/JCI64096

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Anda Juga Mungkin Suka
Mengapa Supir Identik untuk Melarikan Diri Setelah Kecelakaan

Mengapa Supir Identik untuk Melarikan Diri Setelah Kecelakaan

Microsleep: Bahaya Tersembunyi bagi Pengemudi Mobil

Microsleep: Bahaya Tersembunyi bagi Pengemudi Mobil

Jantung Bengkak Apakah Bisa Sembuh

Jantung Bengkak Apakah Bisa Sembuh

Makanan Sehat yang Ternyata Berbahaya Jika Berlebihan

Makanan Sehat yang Ternyata Berbahaya Jika Berlebihan

Makanan Tinggi Serat Yang Harus Dimakan

Makanan Tinggi Serat Yang Harus Dimakan

Diabetes Bisa Sembuh – Benarkah?

Diabetes Bisa Sembuh – Benarkah?