Beberapa minggu belakangan, saya mengikuti grup-grup di media sosial facebook yang terkait dengan konsultasi kesehatan. Fakta yang saya temukan pada grup tersebut adalah banyak orang yang berusaha untuk bertanya seputar masalah kesehatan mereka. Yang menarik dari fenomena ini adalah sebagian besar pertanyaan tersebut dijawab oleh orang-orang dengan menawarkan produk pengobatan alternatif tertentu. Metode marketing atau promosi pengobatan alternatif seperti ini tidak jarang mendapatkan banyak keuntungan. Selain itu, metode pendekatan marketing atau promosi masif ini juga sedikit banyaknya menimbulkan kepercayaan manfaat metode alternatif kepada orang-orang yang mencari jawaban atas masalah kesehatannya.
Satu hal yang sangat disayangkan adalah sebagian besar metode marketing dan promosi tersebut menggunakan klaim kesehatan yang tidak memiliki bukti ilmiah sama sekali atau hanya sekedar berdasarkan testimoni orang yang mendapatkan manfaat dari produk tertentu.
Tapi, mengapa orang-orang dapat mempercayai hal-hal yang berbau marketing atau promosi ini?
Masalah di atas juga memunculkan pertanyaan lain dalam benak saya,
Mengapa orang-orang yang memiliki masalah kesehatan saat ini lebih tertarik untuk meminta saran pengobatan alternatif dibandingkan pengobatan konvensional (oleh dokter)?
Artikel ini saya tulis dengan harapan bahwa kita memiliki gambaran mengapa orang-orang yang memiliki masalah kesehatan saat ini lebih sering memilih pengobatan alternatif.
Dunia kedokteran komvensional saat ini telah mencoba untuk memasukkan pengobatan alternatif sebagai salah satu komponen pengobatan yang holistik yang dapat dilakukan secara berbarengan dengan pengobatan konvensional. Dalam dunia kedokteran sendiri pengobatan sejenis ini disebut sebagai Complementary Alternatif Medicine (CAM).
National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) di Amerika Serikat mendefinisikan CAM sebagai suatu kelompok sistem kesehatan dan medis, praktik medis, dan produk-produk yang digunakan dalam pengobatan tapi tidak termasuk dalam kategori kedokteran konvensional.
Kedokteran konvensional yang kita kenal saat ini merupakan produk atau praktik medik yang dilakukan oleh kalangan profesional (dokter, perawat, terapis fisik, psikolog, apoteker, dan profesi lainnya) sesuai dengan kompetensi masing-masing. Kompetensi ini didapat dengan pendidikan yang didasarkan pada bukti ilmiah terhadap suatu produk atau praktik medik tertentu berdasarkan penelitian-penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula.
CAM saat ini juga telah mendapatkan tempat dan mulai dianggap sebagai salah satu fokus penelitian pada dunia kedokteran. Beberapa diantara CAM bahkan telah dapat dimasukkan ke dalam kedokteran konvensional seperti akupuntur, terapi hiperbarik, biofeedback, terapi kognitif dan beberapa metode lainnya.
CAM di Indonesia diatur dalam beberapa peraturan dan keputusan menteri kesehatan terkait dengan pengobatan alternatif seperti Permenkes No. 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Terintegrasi. Meskipun, sudah terdapat payung hukum yang mengatur regulasi jenis pengobatan ini. Namun, banyak diantara masyarakat yang masih mendapatkan pelayanan kesehatan tradisional yang tidak terstandar dengan baik.
Lalu, kembali lagi ke pertanyaan yang menjadi masalah, mengapa orang-orang yang mengalami masalah kesehatan lebih memilih untuk menjalani pengobatan alternatif ini?
Dr. Heather Boon, seorang peneliti dari Universitas Toronto di Kanada telah melakukan penelitian untuk mengetahui mengapa pasien beralih kepada pengobatan altenatif. Dia menemukan bahwa pasien memilih jenis pengobatan ini pada umumnya merupakan pasien yang menderita penyakit kronis atau kondisi yang mengancam jiwa.
Pasien-pasien dengan AIDS, kanker, penyakit jiwa kronis, lebih sering menjalani terapi alternatif karena mereka merasa bahwa pengobatan yang diberikan oleh kedokteran konvensional tidak adekuat untuk mengobati penyakit mereka.
Beberapa pasien lainnya memilih metode alternatif karena rasa takut yang muncul karena khawatiran mereka terhadap efek samping pengobatan konvensional, keuntungan yang sangat sedikit dari pengobatan konvensional, dan bahkan disebabkan karena buruknya interaksi dokter-pasien yang mereka dapatkan dalam menjalani pengobatan kompensional.
Mereka juga terkadang mempercayai bahwa sesuatu yang bersifat natural atau alami itu lebih baik. Mereka menganggap bahwa CAM lebih aman dan merupakan suatu pendekatan yang lebih dipercayai karena kesehatan atau pengobatan terhadap kondisi medis tertentu dilakukan secara alami.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa satu dari tiga pasien yang berkunjung ke dokter melakukan pengobatan alternatif. Tapi, tujuh dari sepuluh pasien tersebut tidak menyampaikan langsung kepada dokter bahwa mereka menjalani pengobatan tersebut.
Pasien berpikir bahwa pengobatan natural bersifat tidak membahayakan dan tidak perlu untuk disampaikan kepada dokter.
Beberapa pasien lainnya berpikir bahwa dokter yang mereka kunjungi tidak memiliki ketertarikan atau pengetahuan terhadap pengobatan tersebut, sehingga tidak ada yang dapat diskusikan terkait pengobatan ini kepada dokter.
Kondisi peralihan pasien kepada metode alternatif juga bukan semata-mata hanya karena pandangan pasien. Dokter juga dapat memiliki peran cukup besar sehingga menyebabkan pasien beralih. Salah satunya disebabkan karena buruknya hubungan dokter-pasien.
Beberapa dari dokter mungkin akan bersikap defensif dan merasa dikritik ketika pasien menyampaikan bahwa mereka juga menjalani pengobatan alternatif.
Pasien juga merasa takut untuk menyampaikan bahwa mereka ingin mencari alternatif pengobatan karena merasa takut dan merasa dokter akan menganggap bahwa metode alternatif itu tidak akan berguna.
Di sisi lain, seorang dokter juga bisa jadi akan menunjukkan kekesalan kepada pasien karena pasien tidak mengikuti saran pengobatannya dan malah mencari alternatif pengobatan yang lain.
Dokter juga dapat menjadi frustasi karena pendekatan pengobatan yang mereka ajukan dan telah diketahui memiliki manfaat terhadap suatu kondisi kesehatan tapi pasien malah memilih pendekatan alternatif.
Beberapa dokter menemukan bahwa hubungan dokter-pasien akan menjadi sulit dibangun ketika pasien mempercayai sesuatu yang bertentangan dengan ilmu kedokteran konvensional yang dipercayai oleh dokter.
Kondisi-kondisi di atas dapat di atasi dengan pemikiran bahwa dokter harus selalu membantu dan menghargai segala bentuk jalan pemikiran pasien terkait dengan kesehatan dan pengobatan yang akan dipilih dan menemukan beberapa kecocokan atau memberikan saran terkait dengan metode alternatif yang dipilih pasien.
Dokter diharapkan memiliki pengetahuan terkait dengan CAM, bagaimana jenis CAM tertentu dapat bekerja mengobati berbagai kondisi kesehatan, dan interaksi yang dapat muncul apabilan CAM tertentu dilakukan berbarengan dengan pendekatan konvensional.
Apabila kondisi ini dapat dicapai maka hubungan antara dokter-pasien akan menjadi lebih baik. Pasien akan merasa lebih dihargai pendapatnya untuk suatu pengobatan alternatif tertentu dan dokter dapat memberikan edukasi terkait manfaat, efek samping, dan interaksi pengobatan tersebut dengan pengobatan konvensional.
Dari pada menyerang kepercayaan pasien terhadap suatu metode alternatif tertentu, dokter akan lebih membantu apabila memberikan pemahaman yang lebih baik terkait dengan metode pengobatan tersebut sehingga kesalahpahaman dan ketidakpercayaan terhadap pengobatan konvensional dapat diatasi dan tentu saja pasien dapat kembali percaya kepada pengobatan konvensional yang diintegrasikan dengan pengobatan alternatif yang telah diteliti memiliki bukti ilmiah bermanfaat terhadap kondisi-kondisi tertentu.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua terkait dengan pengobatan alternatif.
Wallahu’alam bisshawab
Referensi:
Terima kasih dok atas informasinya, harus menjadi perhatian khusus terkait masalah ini karena penggunaan obat herbal “jamu” oplosan seringkali menimbulkan berbagai komplikasi yang justru merugikan pasien
Terima kasih dok atas informasinya, harus menjadi perhatian khusus terkait masalah ini karena penggunaan obat herbal “jamu” oplosan seringkali menimbulkan berbagai komplikasi yang justru merugikan pasien