Nyeri punggung bawah disebabkan oleh berbagai kondisi dan biasanya tidak bersifat progresif atau mengancam jiwa. Mengidentifikasi apa yang menyebabkan nyeri punggung belakang merupakan tujuan utama evaluasi pasien dengan keluhan ini. Evaluasi ini sangat diperlukan terutama pada pasien yang membutuhkan tatalaksana segera terkait dengan nyeri punggung bawah. Pada praktik klinis, nyeri punggung serius dapat terjadi karena penyakit sistemik atau viseral atau nyeri dengan tanda dan gejala neurologis yang signifikan. Nyeri punggung bawah juga dapat terkait dengan struktur muskuloskeletal punggung yang disebut sebagai nyeri punggung mekanis. Diagnosis banding nyeri punggung bawah dapat ditinjau sebagai berikut:
Nyeri punggun karena gangguan struktur muskuloskeletal
Nyeri punggung (mekanis) non spesifik: hubungan antara abnormalitas anatomis yang terlihat pada pemeriksaan radiologis dan gejala tidak dapat didefinisikan dengan jelas
Nyeri punggung muskuloskeletal spesifik: terdapat hubungan yang jelas antara abnormalitas anatomis dan gejala
Radikulopati lumbal karena herniasi diskus, osteofit, hipertrofi facet atau penyempitan neuroforaminal
Stenosis spinal
Sindrom kauda equina
Nyeri punggung karena penyakit sistemik yang mengenai tulang belakang
Serius dan gawat (membutuhkan pengobatan spesifik dan sering segera)
Serius tapi tidak gawat (membutuhkan pengobatan spesifik tapi tidak harus segera)
Fraktur kompresi osteoporotik
Artritis inflamatorik
Spondilitis ankilosis
Artritis psoriatik
Artritis reaktif
Penyakit usus inflamatorik terkait artritis
Nyeri punggung karena penyakit viseral (serius, membutuhkan pengobatan spesifik dan segera)
Retroperitoneal
Aneurisma aorta
Adenopati atau massa retroperitoneum
Pelvis
Protatitis
Endometriosis
Penyakit inflamatorik pelvis
Renal
Nefrolitiasis
Pielonefritis
Abses perinefrik
Saluran cerna
Pankreatitis
Kolesistitis
Ulkus penetratum
Gambar berikut mengelompokkan diagnosis banding berdasarkan poin penting dan gambaran pendekatan diagnosis nyeri punggung bawah. Pada pasien dengan nyeri punggung, pentig untuk menanyakan petunjuk klinis secara sistematis terkait dengan penyebab nyeri punggung yang serius (Tabel 1). Pasien dengan temuan pemeriksaan yang positif akan membuat klinisi lebih udah dalam mendiagnosis nyeri punggung.
Selain itu, sangat penting untuk memahami neuroanatomi klinis ekstremitas bawah agar pemeriksaan fisik pasien dengan nyeri punggung dapat lebih baik.
Referensi:
Balague F, Mannion A, Pellise F, Cedraschi C. Non-specific low back pain. Lancet. 2012;379:482–91.
Chou R, Qaseem A, Snow V et al.; Clinical Efficacy Assessment Subcommittee of the American College of Physicians; American College of Physicians; American Pain Society Low Back Pain Guidelines Panel. Diagnosis and treatment of low back pain: a joint clinical practice guideline from the American College of Physicians, and the American Pain Society. Ann Intern Med. 2007;147:478–91.
Chou R, Qaseem A, Owens DK, Shekelle P; Clinical Guidelines Committee of the American College of Physicians. Diagnostic imaging for low back pain: advice for high-value health care from the American College of Physicians. Ann Intern Med. 2011;154:181–9.
Chou R, Shekelle P. Will this patient develop persistent disabling low back pain? JAMA. 2010;303:1295–1302. Dauouich RO. Spinal epidural abscess. N Engl J Med. 2006;355:2012–20.
Domen PM, Hofman PA, van Santbrink H, Weber WE. Predictive value of clinical characteristics in patients with suspected cauda equina syndrome. Eur J Neurol. 2009;16:416–9.
Khan NA, Rahim SA, Anand SS,, Simel DL, Panju A. Does the clinical examination predict lower extremity peripheral arterial disease? JAMA. 2006;295:536–46.
Lurie JD. What diagnostic tests are useful for low back pain? Best Pract Res Clin Rheumatol. 2005;19:557–75.
Sandoval AEG. Electrodiagnostics for low back pain. Phys Med Rehabil Clin N Am. 2010;4:767–76.
Suri P, Rainville J, Kalichman L, Katz JN. Does this older adult with lower extremity pain have the clinical syndrome of lumbar spinal stenosis? JAMA. 2010;304:2628–36.
Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.