Menumbuhkan Kepedulian di Tengah Pandemi

Bandara Soekarno-Hatta sudah beroperasi lebih dari satu minggu di masa pelarangan mudik. Hilir mudik calon penumpang terus terlihat terutama di terminal 2. Detik Finance (17/05/2020) bahkan memasukkan peristiwa kepadatan penumpang ini sebagai salah satu berita terpopuler sepekan. Di saat tenaga medis dan kesehatan memiliki kepedulian terhadap  langkah-langkah pengendalian, pencegahan, dan pengobatan infeksi virus corona baru (COVID-19), peristiwa kepadatan bandara di atas menunjukkan ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi ini.

Wabah COVID-19 di Sekitar Kita
Wabah COVID-19 di Sekitar Kita

Kondisi keramaian lainnya juga banyak ditemukan di sejumlah daerah. Masyarakat seolah menanggap bahwa pandemi ini tidak ada.

 

Kita mengapresiasi kerja keras tenaga medis dan kesehatan dalam penanganan COVID-19. Kita juga boleh mengutuk para pelanggar PSBB terutama yang masih berkumpul meskipun sudah ada himbauan untuk menjaga jarak dan tidak berkumpul.

 

Namun, apresiasi dan kejengkelan kita tidak menutup alasan yang sebenarnya hingga pandemi ini terus bertambah.

 

Elie Wiesel seorang penulis dan aktivis politik pernah mengatakan bahwa lawan dari cinta bukanlah kebencian, melainkan ketidakpedulian. Ketidakpedulian ini pula yang menjadi salah satu alasan mengapa jumlah penderita COVID-19 terus bertambah.

 

Pandemi COVID-19 ini memaksa kita untuk menemukan cara baru dalam menyeimbangkan kondisi pembatasan sosial dan memunculkan kepedulian.

 

Saat ini adalah masa ketika bentuk kepedulian itu dapat dilakukan dengan sederhana. Bahkan hal ini adalah yang pertama dalam kehidupan dimana tetap tinggal di rumah adalah suatu bentuk kepedulian. Kontribusi perubahan perilaku individu terhadap pandemi ini dapat dilakukan secara praktis. Isolasi dan karantina mandiri pada saat ini dapat diartikan sebagai bentuk kepedulian.

 

Kami mengumpulkan beberapa bentuk kepedulian sosial yang dapat kita lakukan bersama selama masa pandemi COVID-19 ini.

 

Kepedulian Terpenting: Di Rumah Saja

Di Rumah Aja
Di Rumah Aja (Sumber: pexels.com)

Tetap berada di rumah bila tidak ada urusan penting merupakan hal yang terbaik pada saat ini. Meskipun, kita merasa seolah-olah tidak ada yang dapat dilakukan bila tetap di rumah.

 

Kita akan lebih aman dan juga melindungi komunitas kita (termasuk petugas kesehatan) bila menerapkan di rumah saja.

 

Jadi, ketika kita termenung saat berada di rumah memikirkan kapan pandemi ini akan berakhir maka ingatlah bahwa kita sedang melakukan pekerjaan penting.

 

Tetap di rumah saja merupakan salah satu kepedulian sosial yang paling penting untuk mengurangi penyebaran virus corona baru ini. Ingatlah bahwa virus corona baru ini tidak punya sayap. Kita dan komunitas yang dapat menyebarkannya ke mana kita bergerak.

 

Beberapa hal yang dapat kita lakukan ketika berada di rumah antara lain:

  • Cek barang-barang kita! Mungkin ada sebagian barang yang sudah tidak kita gunakan tapi masih layak untuk disumbangkan bagi orang yang membutuhkan.
  • Cek lemari pakaian dan lemari penyimpanan lainnya. Mungkin lemari dan tempat penyimpanan ini sudah berdebu karena jarang dibersihkan.
  • Setelah mendapatkan beberapa barang yang layak disumbangkan maka kita bisa mendonasikan barang tersebut ke komunitas atau badan amal

 

Kepedulian Terhadap Orang di Sekitar Kita

Kepedulian Terhadap Orang di Sekitar Kita
Kepedulian Terhadap Orang di Sekitar Kita (Sumber: pexels.com)

Hubungi teman atau tetangga kita menggunakan media komunikasi. Pastikan bahwa mereka baik-baik saja dan masih terpenuhi kebutuhan pokoknya. Terkadang kita berpikir untuk terlalu jauh membantu orang lain tapi tidak melihat bahwa ada masyarakat di sekitar rumah kita yang lebih butuh bantuan.

 

Kita mungkin memiliki tetangga yang lanjut usia dan memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya maka berikan donasi yang kita bisa kepada mereka. Kita juga dapat menghubungi pihak desa atau kelurahan untuk dapat membantu mereka.

 

Kita juga dapat sekedar memberikan semangat kepada teman kita yang memerlukan dukungan emosional. Hal ini rutin kami lakukan kepada teman-teman kami yang sedang merawat pasien pada zona merah pandemi.

 

Obrolan video, panggilan telepon, atau pesan singkat yang kita kirimkan kepada mereka dapat sangat berkesan. Teman kita akan senang bahwa kita juga memikirkan mereka.

 

Jika kita memiliki cukup banyak waktu biarkan teman kita bercerita. Kita sudah sangat membantu mereka dengan menjadi seorang pendengar yang baik.

 

Memberikan Beberapa Bahan Pokok Juga Bentuk Kepedulian Sosial

Bantuan Bahan Pokok Bentuk Kepedulian
Bantuan Bahan Pokok Bentuk Kepedulian (Sumber: pexels.com)

Kita mungkin mengenal beberapa orang yang lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan diri kita.

 

Kita tetap harus tinggal di rumah sesering mungkin. Tapi, orang yang berusia lebih dari 60 tahun akan sangat rentan bila harus membeli kebutuhan pokoknya ke toko sendirian. Mereka ini memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.

 

Jika kita memiliki tetangga yang berusia lanjut dan kita memiliki waktu untuk membantu mereka maka pertimbangkan untuk membantu mereka berbelanja kebutuhan pokoknya.

 

Bagikan Berita Baik

bagikan berita baik
bagikan berita baik (Sumber: pexels.com)

Pada masa pandemi ini akan sangat banyak informasi buruk atau bahkan hoaks yang beredar. Sosial media seolah menjadi penyebar ketakutan dan kebohongan. Selain berita tentang pandemi akan banyak perdebatan tentang kebijakan pemerintah dan politik.

 

Salah satu kepedulian kita di masa pandemi adalah berkomitmen untuk membagikan hanya berita baik. Berikan pujian kepada teman-teman kita yang tetap berada di rumah. Berikan dukungan kepada teman yang sedang menjalani karantina atau isolasi mandiri.

 

Bagikan berita positif seperti berita terkait kesembuhan dan berita positif lainnya. Berbagi kutipan-kutipan motivasi dan kutipan tentang bersabar terhadap ujian juga dapat membantu orang lain untuk memiliki hari yang lebih cerah.

 

Menjadi Relawan untuk Mendengarkan Cerita Orang Lain

Ilustrasi Layanan Konsultasi
Ilustrasi Layanan Konsultasi (Sumber: pexels.com)

Salah satu alasan seseorang untuk bertemu dengan dokter terkadang tidak lebih untuk sekedar bercerita tentang masalahnya. Mendengarkan cerita orang lain dapat memberikan dukungan emosional kepada mereka yang memiliki masalah.

 

Selain dokter, psikolog juga merupakan seseorang yang dapat memberikan dukungan mental ini. Untuk hal ini salah satu yang memberikan layanan konsultasi dukungan mental adalah tim dari Muhammadiyah COVID-19 Command Center. Tautannya dapat teman-teman lihat di bawah ini:

 

Layanan Konsultasi Psikologi Muhammadiyah COVID-19 Command Center

 

Kita yang belum memiliki kemampuan atau ilmu untuk terkait kesehatan mental juga dapat menjadi pendengar yang baik bagi teman-teman yang ingin membagikan ceritanya.

 

Kita cukup mendengarkan lalu berikan pujian, semangat, dan motivasi agar teman kita dapat lebih semangat menjalani hidupnya.

 

Kepedulian Sosial dengan Berdonasi

Ilustrasi donasi sebagai bentuk kepedulian sosial
Ilustrasi donasi sebagai bentuk kepedulian sosial (Sumber: pexels.com)

Jika kita memiliki sedikit uang lebih yang dapat kita bagikan kepada orang lain maka kita dapat mempertimbangkan untuk berdonasi ke badan amal.

 

Ada banyak sekali badan amal di komunitas kita yang mencari donatur. Badan amal ini pada umumnya memberikan bantuan untuk penanganan COVID-19 melalui pemberian sembako, penyediaan makanan, tempat penampungan atau isolasi, dan lain-lain.

 

Banyak sekali cara mudah untuk berdonasi dari rumah. Termasuk dengan menggunakan layanan bank online atau mobile dan menggunakan metode pembayaran lainnya seperti (gopay, ovo, dana, dan lain-lain).

 

Kesimpulan

Kepedulian kita terhadap orang lain sangat dibutuhkan selama masa pandemi ini. Walau terdapat kesulitan kita masih bisa melakukan sesuatu untuk menolong sesama selama masa krisis ini. Kami hanya memberikan beberapa contoh bentuk kepedulian sosial selama pandemi pada artikel ini. Teman-teman mungkin bisa menemukan peluang kegiatan kepedulian sosial lainnya terhadap orang lain tanpa meninggalkan rumah.

Tentang Penulis

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Anda Juga Mungkin Suka
Mengatasi Burnout dengan Lima Pilar Manajemen Burnout ala Emily Ballesteros

Mengatasi Burnout dengan Lima Pilar Manajemen Burnout ala Emily Ballesteros

Overclaim pada Produk Kesehatan

Overclaim pada Produk Kesehatan

Tips Mengatasi Mata Lelah Saat Ujian SKD CPNS 2024

Tips Mengatasi Mata Lelah Saat Ujian SKD CPNS 2024

Persiapan Agar Tetap Fit Saat Ujian Seleksi Kompetensi Dasar CPNS 2024

Persiapan Agar Tetap Fit Saat Ujian Seleksi Kompetensi Dasar CPNS 2024

Tips Tetap Sehat di Tengah Perubahan Cuaca yang Tak Menentu

Tips Tetap Sehat di Tengah Perubahan Cuaca yang Tak Menentu

Dari Gadget Ke Bisnis 101 Untuk Generasi Muda

Dari Gadget Ke Bisnis 101 Untuk Generasi Muda