Menguap merupakan refleks tidak sadar (involunter) yang menyebabkan mulut terbuka lebar, dan paru-paru mendapatkan lebih banyak udara. Kemudian udara yang masuk akan dikeluarkan secara perlahan. Selama periode tersebut, gendang telinga akan menegang dan mata tertutup rapat.
Tidak ada gerakan atau tindakan yang dapat menyebabkan kita menguap. Proses seperti yang telah dituliskan di atas terjadi sama pada setiap orang. Menguap pada umumnya terjadi baik sebelum atau setelah tidur. Hal ini yang menyebabkan menguap dipertimbangkan sebagai salah satu gejala keletihan. Menguap juga sering terjadi pada seseorang yang sedang melakukan aktivitas yang membosankan dan menjemukan.
Menguap juga memiliki aspek sosial. Kondisi ini dianggap dapat menular diantara orang yang satu dengan yang lainnya begitu pula pada binatang, dan penyebaran menguap terdokumentasikan dengan baik akan tetapi sulit untuk dipahami.
Berikut ini merupakan poin kunci tentang menguap. Detail lebih lengkapnya dapat dibaca pada artikel ini secara keseluruhan.
Tidak terdapat bukti yang pasti untuk kondisi ini. Banyak teori yang disarankan dan telah diteliti, beberapa dari teori tersebut memberikan sedikit petunjuk mengapa kita menguap.
Menguap umumnya merupakan tanda mengantuk atau bosan, akan tetapi kedua kondisi itu tidak selalu menjadi penyebab seseorang menguap.
Ketika seseorang yang mengalami keletihan menguap, maka denyut jantung akan meningkat, sehingga kondisi ini dapat dipertimbangkan sebagai tanda waspada dibandingkan tanda lesu.
Pada umumnya, menguap merupakan jalan sederhana tubuh untuk mengubah kondisi atau tingkat kewaspadaan pada:
Orang-orang juga menguap ketika mengalami perubahan fisik seperti bergerak dari lingkungan dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah. Tekanan ini akan menyebabkan perubahan pada gendang telinga dan menyebabkan seseorang menguap.
Menguap dapat berfungsi untuk pernapasan. Menguap lebih sering terjadi ketika darah membutuhkan lebih banyak oksigen. Menguap menyebabkan inspirasi udara yang lebih banyak dan mempercepat denyut jantung. Kondisi ini secara teori menyebabkan jantung akan memompa lebih banyak oksigen ke seluruh tubuh. Jadi, menguap secara sederhana diciptakan untuk memberikan suplai oksigen yang lebih banyak kepada tubuh.
Menguap dapat mendinginkan otak. Menguap dapat merenggangkan rahang, meningkatkan aliran darah pada leher dan wajah. Inspirasi besar oksigen dan peningkatan denyut nadi juga akan menyebabkan darah dan cairan serebro spinal mengalami siklus yang lebih cepat. Seluruh proses ini akan membuat otak menjadi lebih dingin.
Penelitian yang dipublikasikan pada Physiology & Behavior mendukung teori ini. Peneliti menemukan bahwa menguap lebih sering terjadi pada suhu 20 °C. Suhu ini merupakan suhu ideal untuk mendinginkan darah dan otak.
Beberapa peneliti percaya bahwa fakta manusia menguap merupakan salah satu bentuk komunikasi. Sebelum manusia berkomunikasi secara vokal seperti saat ini. Manusia berkomunikasi dengan menguap untuk menyampaikan pesan. Menguap dipertimbangkan sebagai gejala kebosanan dan mengantuk. Sehingga menguap dianggap sebagai salah satu bentuk komunikasi non verbal.
Sebagian besar orang setuju bahwa menguap mungkin saja ditularkan. Melihat orang lain menguap dapat membuat orang yang melihat juga menguap.
Ilmu pengetahuan mencoba mencari tahu mengapa hal ini terjadi. Beberapa teori diajukan terkait dengan hal tersebut termasuk:
Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada PLOS One menunjukkan video sekelompok simpanse menguap ketika simpanse lain menguap. Hasil ini menunjukkan bahwa simpanse akan menguap ketika melihat simpanse lainnya menguap. Hal ini mendukung ide bahwa empati terlibat dalam menularnya menguap.
Penelitian lainnya yang diterbitkan pada PLOS One juga menemukan bahwa penularan pada manusia merupakan suatu respons individual. Terdapat korelasi sedikit antara inteligensi, waktu, dan empati. Faktor terbesar yang ditemukan adalah usia. Lansia lebih sering menguap dibandingkan kelompok usia lainnya.
Alasan yang pasti mengapa menguap menular belum dapat dijelaskan.