Manfaat Pemberian Probiotik untuk Diare pada Anak?

Infeksi saluran cerna merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada anak-anak di negara berkembang. Kondisi ini akan memiliki gejala berupa diare dengan beberapa gejala infeksi lainnya termasuk demam. Di Indonesia, pengobatan diare pada anak mengacu pada Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE). Lintas Diare tidak menuliskan manfaat pemberian probiotik untuk diare pada anak.

 

Meskipun beberapa penelitian sebelumnya tentang manfaat pemberian probiotik telah menunjukkan bahwa pemberian probiotik untuk diare dapat mempercepat perbaikan gejala pada anak-anak infeksi saluran cerna.

Manfaat Pemberian Probiotik
Rachelshoemaker [CC BY-SA 4.0], from Wikimedia Commons
Namun, ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sehingga kualitas rekomendasinya masih dijadikan pertanyaan.

 

Keterbatasan penelitian tersebut termasuk:

  • Subjek penelitian kecil
  • kualitas probiotik yang digunakan, dan
  • kesimpulan kausalitas.

 

Selain itu, ada beberapa penelitian yang mengeksplorasi dampak pemberian probiotik untuk diare pada anak yang menjalani rawat jalan.

 

Meskipun kurangnya bukti kualitas untuk peran probiotik untuk gastroenteritis pada anak-anak, pasar untuk penjualan probiotik di seluruh dunia terus meningkat.

 

Sebuah uji klinis acak yang baru-baru ini diterbitkan dalam New England Journal of Medicine telah meneliti peran probiotik pada anak-anak dengan gastroenteritis akut.

 

 

Uji Klinis Terbaru Tentang Manfaat Pemberian Probiotik Untuk Diare Pada Anak

anatomi saluran cerna

Uji klinis ini dilakukan di Amerika Serikat dan melibatkan 971 anak-anak yang berusia tiga bulan hingga empat tahun dengan gastroenteritis akut yang datang ke salah satu dari 10 unit gawat darurat pediatrik.

 

Setelah para peneliti secara mengalokasikan peserta secara acak ke salah satu dari kelompok pengobatan atau plasebo, para peserta diberikan bakteri probiotik Lactobacillus rhamnosus dua kali sehari atau plasebo yang cocok.

 

Semua anak ditindaklanjuti selama 30 hari.

 

Studi ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam durasi diare, muntah, dan absensi di antara mereka yang diobati dengan probiotik.

 

Para penulis menyimpulkan bahwa di antara anak-anak prasekolah dengan infeksi usus gastroenteritis, probiotik tidak lebih efektif daripada plasebo.

 

Berdasarkan uji klinis ini maka dapat disimpulkan bahwa “tidak terdapat” manfaat pemberian probiotik untuk diare pada anak.

 

Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa probiotik hanya bermanfaat pada usus yang sehat.

 

 

Manfaat Pemberian Probiotik Pada Saluran Cerna yang Sehat

Saluran pencernaan adalah sistem organ vital tubuh.

probiotik
Probiotik pada usus

Usus manusia, bagian penting dari usus, melakukan beberapa fungsi penting seperti pencernaan, penyerapan, sekresi, dan motilitas.

 

Usus juga mengatur lingkungan mikro usus dengan memetabolisme obat-obatan dan berkomunikasi dengan organ lain.

 

Sebagian besar bakteri dalam mikrobioma usus adalah probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan usus yang optimal.

 

Usus yang sehat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan metabolisme tubuh serta penting untuk vitalitas jangka panjang.

 

Seperti yang  telah disampaikan di awal, probiotik dianggap sebagai terapi yang bermanfaat untuk peradangan usus.

 

Tetapi dalam penelitian para peneliti mengamati bahwa pemberian probiotik gagal meningkatkan fungsi epitel usus jika diberikan setelah terjadi gangguan fungsi penghalang usus terhadap proses peradangan.

 

Menariknya, ketika fungsi penghalang epitel usus masih utuh, probiotik secara efektif mengurangi stres oksidatif dan peradangan.

 

Oleh karena itu, penting untuk dicatat bahwa fungsi penghalang epitel merupakan penentu penting dari efektivitas probiotik dalam meningkatkan kesehatan usus.

 

Manfaat Pemberian Probiotik Tercapai ketika Fungsi Penghalang Usus Sehat

Epitel usus adalah lapisan sel tunggal yang berfungsi sebagai penghalang selektif permeabel antara lingkungan pencernaan dan tubuh.

epitel penghalang usus
Epitel Usus (Penghalang Usus)

Fungsi epitel sebagai penghalang ini memungkinkan pengangkutan nutrisi, air, dan produk limbah. Epitel usus juga bertindak sebagai penghalang penting antara mikrobioma usus, sistem kekebalan yang mendasarinya, dan seluruh tubuh.

 

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara gangguan penghalang usus dan pengembangan penyakit radang seperti penyakit radang usus (IBD).

 

penghalang usus disfungsional adalah pemicu paling penting untuk timbulnya peradangan usus. Para peneliti menyarankan bahwa integritas penghalang usus diperlukan dan cukup untuk menekan peradangan.

 

Lebih jauh lagi, probiotik hanya bermanfaat bila penghalang usus sehat.

 

Bahkan, pemberian probiotik mungkin memiliki efek yang merugikan ketika fungsi penghalang terganggu.

 

Sebagai kesimpulan, pemeliharaan penghalang usus yang utuh adalah faktor yang paling penting dalam menentukan seluruh kaskade inflamasi usus.

 

Hal ini juga penting untuk penggunaan probiotik yang efektif.

 

Bahaya Dibalik Konsumsi Produk Probiotik

saluran pencernaan

Selama bertahun-tahun, lusinan laporan kasus telah menunjukkan bahaya potensial dari suplementasi probiotik.

 

Risiko termasuk fungemia dan bakteremia. Kehadiran jamur atau bakteri dalam darah.

 

Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang terancam adalah yang paling berisiko, termasuk yang sangat muda dan tua.

 

Bagaimanapun, organisme-organisme yang disebut dengan probiotik ini telah berevolusi untuk menginfeksi.

 

Karena banyak penelitian terkait probiotik tidak melaporkan efek samping yang cukup, ruang lingkup yang tepat dari masalah ini tidak diketahui.

 

Selain risiko infeksi oportunistik yang dipicu oleh konsumsi probiotik, ada potensi ancaman dari produk yang berkualitas rendah dan terkontaminasi.

 

Ancaman potensial ini menjadi fokus nyata pada kasus bayi berusia 8 hari yang mengalami infeksi jamur yang fatal setelah penggunaan suplemen probiotik yang telah terkontaminasi oleh jamur.

 

 

Kesimpulan

Probiotik adalah salah satu hal yang dapat menyehatkan tubuh dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan.

 

Tapi, manfaat pemberian probiotik hanya didapatkan ketika penghalang usus (epitel usus) sehat.

 

Bila penghalang usus mengalami inflamasi atau peradangan seperti pada kondisi gastroenteritis akut, manfaat pemberian probiotik tidak akan didapatkan.

 

Selain itu, banyak laporan kasus yang menunjukkan bahwa suplemen probiotik akan menimbulkan beberapa efek samping termasuk infeksi jamur yang fatal atau bakteremia.

 

Sehingga perlu ditinjau kembali apakah benar terdapat manfaat pemberian probiotik untuk diare pada anak sebab tindakan ini masih sering dilakukan pada praktik klinis.

 

“Pasien dan dokter tidak boleh berasumsi bahwa label pada suplemen probiotik memberikan informasi yang memadai untuk menentukan apakah mengkonsumsi mikroorganisme hidup (Probiotik) sepadan dengan risikonya. Terutama bila diberikan pada anak yang mengalami diare.”

 

Bila Anda memiliki pertanyaan seputar pemberian probiotik untuk Diare pada anak maka Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar.

 

[su_spoiler title=”Referensi ” style=”fancy”]

  1. Notes from the Field: Fatal Gastrointestinal Mucormycosis in a Premature Infant Associated with a Contaminated Dietary Supplement — Connecticut, 2014
  2. Salminen, Minna K., et al. “Lactobacillus bacteremia during a rapid increase in probiotic use of Lactobacillus rhamnosus GG in Finland.” Clinical infectious diseases 35.10 (2002): 1155-1160.
  3. Kunz, Anjali N., James M. Noel, and Mary P. Fairchok. “Two cases of Lactobacillus bacteremia during probiotic treatment of short gut syndrome.” Journal of pediatric gastroenterology and nutrition 38.4 (2004): 457-458.
  4. Schnadower, David, et al. “Lactobacillus rhamnosus GG versus placebo for acute gastroenteritis in children.” New England Journal of Medicine 379.21 (2018): 2002-2014.
  5. Shin, Woojung, and Hyun Jung Kim. “Intestinal barrier dysfunction orchestrates the onset of inflammatory host–microbiome cross-talk in a human gut inflammation-on-a-chip.” Proceedings of the National Academy of Sciences 115.45 (2018): E10539-E10547.

[/su_spoiler]

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Anda Juga Mungkin Suka
Hari TB Sedunia 2021 – Jam Terus Berdetak

Hari TB Sedunia 2021 – Jam Terus Berdetak

Viral Load SARS-CoV-2 Paling Rendah pada Anak

Viral Load SARS-CoV-2 Paling Rendah pada Anak

Vaksin Johnson & Johnson COVID-19 Tersedia April di Eropa

Vaksin Johnson & Johnson COVID-19 Tersedia April di Eropa

Serangan Jantung Lebih Fatal Pada Wanita

Serangan Jantung Lebih Fatal Pada Wanita

Alasan Lain Mengapa Tidak Perlu Mengkonsumsi Kalsium

Alasan Lain Mengapa Tidak Perlu Mengkonsumsi Kalsium

Lansia Tidak Butuh Suplemen Kalsium & Vitamin D

Lansia Tidak Butuh Suplemen Kalsium & Vitamin D