Kulit: Bukan Sekedar Pembungkus Otot

Fungsi Essensial Kulit

Jika ada yang bertanya kepada kita, apakah organ terbesar yang dimiliki oleh manusia? Maka pertanyaan tersebut jawabannya adalah kulit. Organ ini berperan dalam beberapa fungsi essensial di tubuh kita. Lapisan tipis berlapis-lapis, multifungsi dan dinamis. Sel yang sudah tua akan secara terus menerus digantikan oleh sel yang baru.

Kita mestinya terkesima dengan kemampuan restorasinya. Silakan garuk kulit anda, maka sel yang rusak akan segera tergantikan. Jika kita mengalami luka maka luka tersebut dapat tertutup dengan proses penyembuhan luka dan tidak sedikit kondisi luka tersebut kembali seperti semula.

Jika ada seseuatu yang mengiritasi kulit maka sepanjang waktu kulit akan bereaksi dengan menjadi lebih tebal untuk melindungi dirinya sendiri. Terkadang beberapa cedera yang terjadi pada kulit memerlukan perhatian yang serius. Akan tetapi, sebelum membalas hal tersebut maka kita akan melihat terlebih dahulu fungsi dari organ terbesar yang kita miliki ini.

Tugas 1: Regulator Udara Sentral

kulit

Pembuluh darah yang berada dekat dengan permukaan kulit kita akan bereaksi secara konstan untuk menjaga suhu tubuh tetap baik dan hangat, tapi bukan menjadi terlalu hangat. Jika suhu didalam tubuh menjadi terlalu panas, pembuluh darah akan melebar (vasodilatasi) dan membawa lebih banyak darah kepermukaan agar suhu inti tubuh dapat menjadi lebih dingin. Begitu pula sebaliknya, pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi) untuk menjaga kehangatan tubuh. Suhu ekstrem (terlalu panas atau terlampau dingin) dapat menyebabkan gangguan sistem dan sistem ini dapat berhenti bekerja.

Tugas 2: Media Penyimpanan

Kulit dapat menyimpan lemak (bahkan pada beberapa orang terlalu baik) untuk cadangan energi, ia juga menyimpan cairan internal dan mencegahnya dari proses evaporasi (berkeringat). Tanpa lapisan ini, kita dapat mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dengan sangat cepat. Suatu proses yang sangat berbahaya terjadi ketika sebagian besar bagian tubuh kita mengalami luka bakar. Luka bakar > 10% dari luas tubuh kita dapat menyebabkan keluarnya sejumlah besar cairan tubuh dan menyebabkan dehidrasi parah yang dapat berujung pada kematian.

Tugas 3: Sensor

Kulit mengandung sistem saraf yang akan memberitahukan kepada kita risiko potensial bahaya dari beberapa sumber bahaya seperti terlalu panas, dingin, tekanan, benda tajam dan sumber bahaya lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada lapisan-lapisan kulit terdapat reseptor yang mengandung persarafan sensitif terhadap respons atau rangsangan tertentu seperti yang telah disebutkan di atas. Rangsangan ini akan dihantarkan melalui sistem persarafan hingga ke otak untuk diterjemahkan menjadi berbagai respons tubuh tertentu. Hal inilah yang membuat kita akan segera menarik tangan kita ketika menyentuh benda panas atau akan segera mengangkat kaki kita ketika terinjak suatu benda tajam dan mekanisme lainnya.

Tugas 4: Layanan Keamanan

Kulit berfungsi juga sebagai penghalang bahkan menjadi lini pertama pertahanan terhadap kuman. Akan tetapi, beberapa sumber bahaya seperti yang sudah dijelaskan diatas dapat menyebabkan pertahanan ini lebih mudah dimasuki oleh kuman. Selain bertugas sebagai penghalang, pada organ terbesar kita ini juga ditemukan berbagai sel sistem kekebalan tubuh. Ketika kuman berhasil melewati sistem penghalang maka sel-sel imunitas ini akan menyerang kuman tersebut dan berusaha untuk menyingkirkannya dari tubuh kita. Proses inilah yang biasanya akan menimbulkan gejala-gejala inflamasi, yaitu: perubahan warna merah, perasaan panas, nyeri, dan lain sebagainya.

Tugas lainnya

Kulit melalui kelenjar yang ada padanya dapat mengeluarkan minyak yang berfungsi sebagai penghambat air, kelenjar keringat dapat membuat tubuh menjadi lebih dingin. Sel melanin pada lapisannya akan menghasilkan warna sekaligus memberikan perlindungan terhadap sinar matahari. Ia juga dapat menggunakan sinar ultraviolet untuk merubah beberapa unsur kimia dalam tubuh menjadi vitamin D.

Tagged with:
fungsi kulitkulit

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Anda Juga Mungkin Suka
Mengapa Supir Identik untuk Melarikan Diri Setelah Kecelakaan

Mengapa Supir Identik untuk Melarikan Diri Setelah Kecelakaan

Microsleep: Bahaya Tersembunyi bagi Pengemudi Mobil

Microsleep: Bahaya Tersembunyi bagi Pengemudi Mobil

Jantung Bengkak Apakah Bisa Sembuh

Jantung Bengkak Apakah Bisa Sembuh

Makanan Sehat yang Ternyata Berbahaya Jika Berlebihan

Makanan Sehat yang Ternyata Berbahaya Jika Berlebihan

Makanan Tinggi Serat Yang Harus Dimakan

Makanan Tinggi Serat Yang Harus Dimakan

Diabetes Bisa Sembuh – Benarkah?

Diabetes Bisa Sembuh – Benarkah?