Tindakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir merupakan salah satu upaya yang sangat baik dalam pencegahan wabah COVID-19. Namun, kesalahan cuci tangan akan menyebabkan kuman atau virus masih tetap berada di tangan kita. Tindakan cuci tangan yang tidak baik akan berdampak terhadap peningkatan risiko penyebaran penyakit bahkan terhadap diri kita sendiri. Untuk itu pastikan teman-teman tidak melakukan kesalahan cuci tangan yang kami jabarkan berikut ini.
Melakukan tindakan cuci tangan dengan benar merupakan cara paling sederhana untuk melindungi diri kita dan orang lain terhadap penyebaran penyakit infeksi.
Pernahkah teman-teman disuruh mencuci tangan ketika selesai bermain di tanah. Kami rasa pasti pernah. Bahkan, orang tua kita akan lebih sering meminta kita untuk mencuci tangan dengan air dan sabun selama masa wabah ini.
Mencuci tangan ketika tangan kotor saat bermain tanah atau ketika sedang berkebun menghindari diri kita dari kuman E. coli dan salmonella yang banyak terkandung di tanah.
Keduanya dapat menyebabkan penyakit diare atau mencret bila kuman ini masuk ke dalam tubuh kita.
Berbeda dengan corona virus yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan dan penyebarannya sangat cepat. Jadi, mari hindari kesalahan cuci tangan berikut agar terhindar dari infeksi yang disebabkan oleh virus corona baru ini.
Penelitian dari Michigan State University yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Health menunjukkan bahwa 95% orang tidak mencuci tangan cukup lama sehingga tidak efektif membunuh kuman.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama minimal 20 detik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan waktu cuci tangan dengan air mengalir dan sabun yang lebih lama yaitu 40-60 detik.
Kami mengajarkan kepada anak Sekolah Dasar untuk menyanyikan lagu Balon Ku dari awal hingga selesai untuk melakukan 6 langkah cuci tangan dengan sabun.
Peneliti dari Michigan State University menemukan sebagian besar orang hanya melakukan cuci tangan selama 6 detik. Bahkan penelitian ini juga menemukan kalau 15 persen laki-laki dan 7 persen perempuan tidak melakukan cuci tangan setelah keluar dari toilet.
Jika kita hanya menggosok sabun di antara kedua telapak tangan, membilasnya dengan air mengalir dan mengeringkannya maka tangan kita pasti masih kotor.
Kuman bersembunyi di ujung-ujung jari dan kuku, sela-sela jari, dan beberapa bagian lainnya. Pastikan kita melakukan cuci tangan menggunakan 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang direkomendasikan oleh WHO.
Pastikan tidak melakukan kesalahan cuci tangan dengan tidak menggosok atau tidak mempraktikkan 6 langkah cuci tangan.
Pastikan sabun yang digunakan berbusa. Gesekan merupakan kunci untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan mikroba dari permukaan kulit.
Teknik mencuci tangan yang baik dan sering tidak akan berguna bila tangan yang basah setelah dicuci tidak dikeringkan dengan baik. Kuman akan berkembang biak dalam kondisi kulit yang lembap. Membiarkan tangan yang tidak kering atau masih basah setelah mencuci tangan akan menyebabkan kuman lebih mudah menempel pada tangan bila menyentuh permukaan benda.
Usahakan menggunakan handuk dari kertas atau tisu untuk mengeringkan tangan. Penelitian menunjukkan bahwa tisu atau handuk kertas lebih baik untuk mengeringkan tangan dibandingkan dengan handuk atau pengering udara.
Jika pengering udara atau blower adalah pilihan satu-satunya untuk mengeringkan tangan maka pastikan kita meluangkan cukup waktu hingga tangan benar-benar kering.
Kapan pun kita menyentuh benda atau permukaan benda di ruang publik seperti tombol lift, gagang pintu, ATM, atau pegangan tangga maka tangan kita akan berisiko mengambil kuman dan bakteri.
Jadi, jangan cuci tangan hanya setelah menggunakan kamar mandi atau pergi ke toilet. Tetap cuci tangan setelah menyentuh permukaan benda tertentu.
Bila teman-teman sulit menemukan wastafel atau sulit untuk melakukan cuci tangan pakai sabun maka cairan berbasis alkohol atau handsanitizer adalah salah satu pilihan pengganti.
CDC menyatakan bahwa cairan berbasis alkohol dengan kadar minimal 60% efektif untuk membunuh banyak jenis kuman.
Jika menggunakan cairan berbasis alkohol maka itu dapat menghilangkan atau membuat tidak aktif banyak jenis kuman. Tapi, penggunaan handsanitizer ini memiliki batasan.
Cairan berbasis alkohol ini tidak mampu menghilangkan seluruh jenis kuman atau bahan kimia berbahaya lainnya. Selain itu, banyak dari kita yang salah dalam menggunakan handsanitizer.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah pilihan terbaik bahkan untuk menghilangkan kuman atau virus yang dapat mengancam jiwa.
Menyentuh permukaan benda setelah melakukan cuci tangan merupakan salah satu kesalahan cuci tangan yang fatal. National Sanitation Foundation menemukan bakteri coliform (termasuk bakteri E. coli dan salmonella) pada 75% spons dapur, 45 persen pada wastafel dapur, 32 persen pada telenan. Begitu pula dengan berbagai permukaan lain di kamar mandi.
Permukaan yang lembab merupakan tempat kuman berkembang biak. Maka sebaiknya tidak langsung menyentuh keran atau membuka pintu toilet menggunakan tangan setelah melakukan cuci tangan.
Itulah beberapa kesalahan yang sering kita lakukan terkait dengan cuci tangan. Kesalahan-kesalahan ini sebaiknya kita hindari sehingga kita mengurangi risiko diri kita tertular penyakit infeksi termasuk COVID-19.
Tetap jaga jarak, jangan berkumpul, jangan keluar rumah bila tidak ada keperluan mendesak, dan tetap melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
Semoga wabah ini dapat segera berakhir.
[su_spoiler title=”Klik di Sini“]
[/su_spoiler]
Ohh iyah setahu saja juga bahwa cuci tangan itu ada yang menggunakan 7 langkah yaitu sampai pergelangan tangan dan ada juga cukup 6 langkah tidak samapai pergelangan tangan