Lima Kebohongan Detoksifikasi Tubuh & Racun Tubuh

Beberapa orang dari suatu Lembaga terkait kanker datang ke Puskesmas tempat saya bertugas beberapa bulan yang lalu. Mereka meminta izin untuk melakukan penyuluhan terkait dengan kanker dan pencegahannya. Tapi, apa yang terjadi diujung penyuluhan mereka? Mereka menawarkan produk herbal kapsul temu putih dengan klaim anti kanker dan memberi efek detoksifikasi tubuh.

Air Detoks
Air Detoks (Sumber: pixabay.com)

Detoks atau detoksifikasi tubuh ini sering kali digunakan sebagai klaim berbagai produk terkait kesehatan terutama produk herbal.

 

Pada umumnya, penjual produk kesehatan atau herbal, terutama dengan sistem penjualan langsung (multi level marketing) menjadikan kata atau frasa ini sebagai kata dewa.

 

“Beli produk kami, produk kami dapat mengeluarkan racun tubuh dengan proses detoksifikasi.”

 

“Anda merasa capek, itu semua karena penumpukan racun atau toksin pada tubuh Anda. Produk kami memiliki efek detoks yang dapat membuang racun tersebut. Dapatkan produk kami melalui agen terpercaya. Awas produk tiruan.”

 

Kalimat di atas merupakan contoh promosi produk kesehatan atau herbal yang mudah kita temukan pada saat ini.

 

Lalu, apakah teman-teman pernah membaca kata toksin pada promosi mereka

 

Membersihkan racun pada tubuh atau toksin ini adalah kata-kata yang juga sering digunakan untuk promosi produk.

 

Padahal dunia kedokteran mengenal racun atau toksin sebagai bisa ular, botulinum toksin, atau toksin tetanus.

 

Toksin kini menjadi kata populer yang digunakan juga untuk polutan, logam berat, mikroba (kuman), bahkan stres juga dikatakan menghasilkan toksin ini.

 

Menurut para penjual produk kesehatan tubuh kita memiliki sisa proses metabolisme yang harus dibuang. Jika tidak tubuh kita akan sakit.

 

Benarkah demikian? artikel ini akan membahas kebohongan mereka seputar detoksifikasi tubuh dan toksin.

 

Kata-Kata Terkait Detoksifikasi

Sebelum membahas kebohongan-kebohongan detoksifikasi tubuh ini. Ada baiknya kita mengetahui kata-kata yang sering digunakan pada produk kesehatan dan terkait detoksifikasi.

 

Para penjual langsung (MLM) bahkan di apotek pun kini teman-teman dapat menemukan berbagai produk yang menjanjikan untuk menghilangkan toksin atau racun tubuh ini.

 

Produk ini biasanya memuat kata-kata seperti:

  • Detoks
  • Detoksifikasi
  • Pembersihan (Cleanse)
  • Program pembersihan organ tubuh
  • Menyehatkan hati atau liver
  • Melindungi dan menghilangkan pembesaran hati
  • Meningkatkan pembakaran lemak dan memberikan penurunan berat badan

 

Produk-produk ini laku keras terutama ketika musim liburan telah berakhir. Mereka dapat meyakinkan kita untuk membeli produk mereka karena harus segera mengembalikan keseimbangan tubuh.

 

Mengembalikan keseimbangan tubuh dengan membuang racun pada tubuh melalui proses detoksifikasi.

 

Sayangnya, detoksifikasi tubuh adalah “SCAM”. Yang mereka maksud dengan produk pembersihan tubuh tidak mengandung zat yang benar-benar memberikan efek pembersihan.

 

Melainkan campuran beberapa zat herbal atau alami dengan berbagai jenis khasiat, atau obat pencahar yang membuat Anda bolak-balik ke kamar mandi.

 

Menarik bukan? Untuk tujuan edukasi kepada teman-teman semua, mari kita tertawakan produk-produk konyol ini.

 

Produk-produk yang menawarkan detoksifikasi tubuh ini kemungkinan besar hanya memeras kantong teman-teman yang mudah percaya dengan testimoni produk.

 

Dimana sebagian besar testimoni tersebut berasal dari aplikasi chatting whatsapp yang bahkan bisa dibuat sendiri.

 

Pada kesempatan ini, mari kita bahas tipuan dan kebohongan kunci yang digunakan produsen produk kesehatan dengan kata-kata detoks atau membuang racun.

 

Kebohongan Pertama Detoksifikasi Tubuh

“Sejak revolusi industri, globalisasi, dan efek pemanasan global kita konstan terpapar dengan racun yang buruk bagi kesehatan.”

 

Faktanya, zat-zat racun secara alami ada di sekitar manusia. Bahkan sejak era prasejarah.

 

Beberapa kejadian yang menimbulkan banyak zat racun di lingkungan prasejarah antara lain:

  • Letusan (erupsi) gunung berapi dimana lahar mengalir ke sungai membuat air sungai mendidih dan menghasilkan zat belerang (sulfur) yang bersifat mengikis (korosif)
  • Kotoran binatang dan manusia purba mengandung gas metana dan menyebarkan kuman penyebab penyakit
  • Manusia purba menggunakan api untuk berbagai aktivitas dan menimbulkan asam yang dapat memicu kanker (karsinogenik)
Erupsi Gunung Api
Erupsi Gunung Api (Sumber: pixabay.com)

Dan, coba lihat diri teman-teman. Kita masih bertahan sampai sekarang.

 

Saat ini, lebih banyak racun atau toksin yang dihasilkan oleh manusia dibandingkan dengan masa prasejarah.

 

Tapi, percayakah teman-teman bila saya katakan bahwa kita ternyata punya kesehatan yang lebih baik dan lebih panjang umur.

 

Infografis di bawah ini kami buat untuk memudahkan perbandingan meskipun polusi atau racun pada lingkungan lebih banyak tapi angka harapan hidup kita lebih panjang.

Infografis detoksifikasi
Infografis detoksifikasi [CC BY-NC-SA 4.0]

Kebohongan Kedua Detoksifikasi Tubuh

“Jika teman-teman merasa lebih gemuk dan lelah setelah berlibur. Hal tersebut adalah tanda bahwa teman-teman harus membersihkan tubuh dari racun.”

 

Faktanya, semua orang dapat saja menjadi lelah dan mengalami peningkatan berat badan selama masa liburan.

 

Hal ini merupakan suatu kondisi wajar. Aktivitas kita selama liburan yang tidak memperhatikan makanan yang kita konsumsi atau bahkan banyaknya aktivitas dalam waktu yang singkat tentu akan membuat lelah dan gemuk.

 

Jika teman-teman merasa bertambah berat badan dan lelah selama liburan maka itu tandanya teman-teman butuh istirahat.

 

Berbaring di kasur beberapa waktu dan persiapkan diri teman-teman untuk kembali ke aktivitas harian yang biasa dilakukan.

 

Tidak perlu untuk membersihkan diri dengan produk kesehatan yang mengklaim dapat mendetoksifikasi tubuh.

 

Tubuh teman-teman tidak butuh itu, hanya butuh tirah baring (bed rest/istirahat total).

 

Kebohongan Ketiga Detoksifikasi Tubuh

“Ketika tubuh berisi terlalu banyak toksin atau racun dan ‘sampah beracun’, tubuh kita akan sakit karena tidak dapat mencerna vitamin dan zat gizi lagi.”

Logo Biohazard
Logo Biohazard (Sumber: pixabay.com)

Faktanya, tubuh kita tidak pernah berisi racun atau “sampah beracun” tersebut.

 

Proses metabolisme yang menghasilkan sampah metabolisme atau zat racun akan dibuang keluar tubuh oleh organ kita.

 

Karena itu adalah tugas organ tubuh kita.

 

Pembuangan sisa atau sampah metabolisme ini disebut dengan proses Ekskresi.

 

Proses ini tidak ada hubungannya dengan penyerapan vitamin dan zat gizi.

 

Orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi medis berbohong kepada kita dan mencoba menakut-nakuti dengan mengatakan bahwa, “Tubuh Anda penuh sampah sehingga Anda butuh membersihkannya.”

 

Jika teman-teman merasa kurang yakin dengan istilah detoks atau pembersihan atau produk-produk yang menawarkan detoksifikasi tubuh dengan segudang manfaat produk. Sebaiknya teman-teman bertanya kepada dokter.

 

Jangan berdiskusi dengan penjual produknya. Mereka pasti ingin teman-teman membeli produknya dan bahkan pada sistem penjualan langsung (MLM) mereka pasti ingin teman-teman menjadi bawahannya (downline).

 

Hal ini dilakukan karena tujuan utama produk mereka bukan manfaat kesehatan melainkan mendapatkan bonus sebanyak-banyaknya.

 

Pendukung detoksifikasi mengatakan bahwa timun mengandung 95% air sehingga memiliki kemampuan untuk detoks.

 

Mereka lupa bahwa terdapat fakta sederhana yang harusnya mereka ingat bawa satu gelas air mengandung 100% air.

 

Bila menjadikan persentase maka sewajarnya air lebih memiliki kemampuan detoksifikasi dibandingkan timun.

 

Sayangnya, detoksifikasi ini hanya kebohongan saja.

 

Kebohongan Keempat Detoksifikasi Tubuh

“Kita harus membantu hati dan ginjal sehingga mereka dapat membuang sisa metabolisme atau racun.”

Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan (Sumber: servier.com)

Faktanya, sejak kapan organ tubuh kita butuh bantuan atau minta pertolongan?

 

Hati dan ginjal kita akan berfungsi dengan sangat baik dan tidak membutuhkan bantuan apapun. Kecuali kita mengalami penyakit hati atau ginjal kronis.

 

Saat penyakit kronis melanda, mereka butuh bantuan, tapi tidak dengan proses pembersihan atau detoksifikasi.

 

Jika ginjal dan hati kita berhenti bekerja maka dapat dipastikan tubuh kita juga akan berhenti dalam jangka waktu beberapa jam.

 

Di bawah ini terdapat diagram alir yang dapat kita gunakan untuk menilai apakah tubuh kita butuh bantuan atau tidak.

Diagram Alir Detoksifikasi Tubuh
Diagram Alir Detoksifikasi Tubuh [CC BY-NC-SA 4.0]

Kebohongan Kelima Detoksifikasi Tubuh

“Produk detoksifikasi kami membersihkan usus dari makanan yang terkumpul, zat lendir (mukus), dan sampah.”

 

Faktanya, usus halus kita hanya berdiameter 1 inci.

 

Dapatkah sampah terkumpul pada usus halus dengan diameter 1 inci tanpa menyumbat seluruh usus halus?

 

Bayangkan apa yang terjadi bila makanan dapat terkumpul pada usus tanpa alasan yang jelas?

 

Sebagian besar produk kesehatan detoksifikasi yang menawarkan pembersihan usus mengandung obat atau zat pencahar.

 

Bila kita mengonsumsi obat ini tentu saja kita akan membuang sampah didalam usus bukan.

 

Tapi, membiarkan proses tersebut berjalan dengan sendirinya tanpa bantuan obat pencahar jauh lebih baik dibandingkan dengan bantuan obat pencahar.

 

Kesimpulan

Setelah membaca lima kebohongan detoksifikasi tubuh di atas, apakah teman-teman masih ingin membeli produk-produk kesehatan tersebut?

 

Pilihannya tetap ada di teman-teman sendiri. Kami hanya berusaha dan memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang tepat secara ilmiah kepada teman-teman pembaca kami.

 

Silakan, teman-teman pertimbangkan sendiri. Bila masih ragu silakan diskusikan kepada dokter jangan kepada yang menjual produk.

 

Semoga kita semua tetap sehat tanpa harus membersihkan tubuh kita dari zat-zat beracun melalui produk kesehatan dengan klaim detoksifikasi tubuh.

 

Referensi Utama

[su_spoiler title=”Klik di Sini“]

  1. Air pollution is not a recent problem: http://www.smithsonianmag.com/history/air-pollution-has-been-a-problem-since-the-days-of-ancient-rome-3950678/?no-ist
  2. Pollution in ancient times: http://www2.sci.u-szeged.hu/eghajlattan/akta03/005-015.pdf
  3. Cavemen were exposed to a toxic environment: http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-3128818/400-000-year-old-teeth-reveal-evidence-man-pollution-shows-caveman-diet-really-balanced.html
  4. Life expectancy in the US: http://www.cdc.gov/nchs/fastats/life-expectancy.htm
  5. Scientific analysis of detox and cleanses by pharmacist Scott Gavura: https://www.sciencebasedmedicine.org/the-detox-scam-how-to-spot-it-and-how-to-avoid-it/
  6. Dr Ben Goldacre’s video recap on detox : https://www.youtube.com/watch?v=_UrhJ8P8iZ8
  7. The theory of autointoxication by feces was disproven a long time ago: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9252839
  8. Colonics and laxative-based therapies are a useless and dangerous: http://www.quackwatch.com/01QuackeryRelatedTopics/gastro.html

[/su_spoiler]

Aturan berkomentar:

Saya merupakan pribadi yang terbuka untuk mendengar dan mengambil berbagai sudut pandang dan berdiskusi dengan cerdas.

Silakan tuliskan pendapat Anda pada kolom komentar di bawah ini.

Bila Anda memiliki pertanyaan terkait hal ini kami juga dengan senang hati membantu Anda untuk menemukan jawaban atas pertanyaan Anda tersebut.

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Anda Juga Mungkin Suka
Remisi Penyakit Spontan & Efek Placebo

Remisi Penyakit Spontan & Efek Placebo

Mengapa Kita Mudah Tertipu Disinformasi Kesehatan?

Mengapa Kita Mudah Tertipu Disinformasi Kesehatan?

Klaim Menakjubkan Membutuhkan Fakta Ilmiah yang Menakjubkan Pula

Klaim Menakjubkan Membutuhkan Fakta Ilmiah yang Menakjubkan Pula

Penipuan Alat Kesehatan & Cara Menghindarinya

Penipuan Alat Kesehatan & Cara Menghindarinya

Menyoal Buah Tanpa Biji & Efeknya Bagi Kesehatan

Menyoal Buah Tanpa Biji & Efeknya Bagi Kesehatan

Pseudosains dan Ilmu Kedokteran – Mitos VS Fakta Ilmiah

Pseudosains dan Ilmu Kedokteran – Mitos VS Fakta Ilmiah