Infused Water: Manfaat Kesehatan & Mitos Dibaliknya

Infused Water: Manfaat Kesehatan & Mitos Dibaliknya

Sering melihat orang di sekitar kita, di kantor, di tempat umum, atau di transportasi umum membawa botol minuman bening dengan rendaman buah di dalamnya? Infused water begitu kita menyebutnya. Rendaman buah, sayuran, atau bumbu dapur ini dinyatakan memiliki manfaat tertentu.

Infused Water
(Sumber: Pixabay.com)

Sesungguhnya menjaga tubuh tetap stabil dengan selalu terhidrasi (memiliki cukup cairan) adalah hal yang paling baik.

 

Bahkan, kita sering sekali salah kaprah bahwa setiap dari kita harus mengonsumsi paling sedikit 8 gelas air putih sehari.

 

Namun, banyak di antara kita yang berpikir bahwa menambahkan beberapa bahan tertentu ke dalam air yang dikonsumsi akan memberikan manfaat kesehatan.

 

Beberapa manfaat kesehatan dari infused water antara lain:

  • menghindarkan tubuh dari toksin atau racun (detoksifikasi)
  • meningkatkan energi, dan
  • menurunkan berat badan

 

Artikel ini saya tulis untuk gambaran sederhana terkait infused water. Dan bagaimana kita dapat memisahkan apakah benar infused water memiliki manfaat kesehatan atau hanya mitos belaka.

 

Untuk yang pertama mari kita mengenali secara rinci apa yang dimaksud dengan infused water.

 

Apa itu infused water?

Air Detoks
(Sumber: Pixabay.com)

Infused water atau air difusi atau air detoksifikasi adalah rendaman buah, sayuran, atau herba tertentu pada air (biasanya air dingin atau air panas).

 

Kita dapat dengan mudah membuat air ini sendiri dengan mengombinasikan beberapa buah, sayuran, dan herba lainnya yang kita inginkan.

 

Karena tidak menghancurkan buah atau sayuran seperti ketika membuat jus. Minuman ini rendah kalori dan hanya akan mengubah rasa pada air.

 

Hal ini membuat jenis minuman ini menjadi sangat populer terutama dengan klaim detoksifikasi seperti air rendaman lemon yang sangat terkenal sebagai “master cleanse”.

 

Nah, setelah tahu apa itu infused water ada baiknya saya sampaikan juga bagaimana cara membuat air ini di rumah.

 

 

Bagaimana cara membuat air detoksifikasi?

Air Detoksifikasi
(Sumber: Pixabay.com)

Infused water lemon merupakan salah satu jenis air detoksifikasi yang paling terkenal.

 

Selain itu, ada pula infused water kurma atau dikenal pula sebagai air nabeez yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ.

 

Membuat air detoks di rumah sangat sederhana.

 

Yang Anda butuhkan hanyalah air dan pilihan buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah.

 

Cukup potong bahan-bahan Anda dan tambahkan ke air panas atau dingin, tergantung keinginan Anda.

 

Semakin banyak bahan yang Anda gunakan, semakin kuat rasanya.

 

Jika Anda ingin membuat minuman dingin, Anda dapat meninggalkan air detoksifikasi di dalam lemari es selama 1–12 jam untuk memungkinkan rasa meresap lebih dalam.

 

Pastikan untuk membuang bahan seperti buah yang direndam setelah waktu di atas, sehingga mereka tidak mulai membusuk.

 

Jika Anda buru-buru ingin mendapatkan air detoksifikasi ini, menghancurkan atau menggeprek buah dan bumbu sebelum menggunakannya dapat membantu melepaskan citarasa lebih cepat.

 

Berikut adalah beberapa kombinasi resep air detoksifikasi yang populer:

  1. Mentimun dan mint.
  2. Lemon dan jahe.
  3. Blackberry dan oranye.
  4. Lemon dan cabai rawit.
  5. Semangka dan mint.
  6. Grapefruit dan rosemary.
  7. Jeruk dan lemon
  8. Lemon dan jeruk nipis.
  9. Stroberi dan kemangi.
  10. Apel dan kayu manis.

 

Lalu, apakah seluruh klaim kesehatan air detoksifikasi ini memiliki bukti ilmiah?

 

 

Klaim Kesehatan Infused Water

Banyak sekali klaim kesehatan yang disampaikan oleh orang-orang yang mendukung konsumsi air detoksifikasi ini.

 

Saya mencoba untuk meringkas klaim kesehatan tersebut sebagai berikut:

  • Penurunan berat badan
  • Menghilangkan racun atau detoksifikasi.
  • Menyeimbangkan pH tubuh.
  • Kesehatan pencernaan yang lebih baik.
  • Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
  • Meningkatkan mood.
  • Energi meningkat.
  • Memperbaiki kesehatan secara menyeluruh.

 

Meskipun demikian, kita semua perlu memahami bahwa manfaat air detoksifikasi ini akan bervariasi tergantung pada bahan yang kita gunakan dan kekuatan dari buah atau sayuran yang kita infus ke dalam air.

 

Namun, banyak klaim kesehatan untuk air detoksifikasi dapat dikaitkan dengan air itu sendiri, daripada bahan yang dibumbui dengan itu.

 

Yang perlu saya tekankan di sini adalah:

“Anda tidak mendapatkan banyak nutrisi dari bahan-bahan dalam infused water, terutama tidak dibandingkan dengan memakannya dalam bentuk utuh”.

 

 

Selanjutnya, mari kita kupas manfaat air detoksifikasi ini berdasarkan penelitian ilmiah.

 

Manfaat Kesehatan dari Infused Water berdasarkan Penelitian Ilmiah

Air Kesehatan
Air Kesehatan (Sumber: Pixabay.com)

Di bawah ini, saya akan menjabarkan hasil penelitian ilmiah terkait manfaat kesehatan air detoksifikasi.

 

Beberapa penelitian ini merupakan suatu penelitian yang baik dan valid.

 

Namun, beberapa lainnya menunjukkan kesimpulan penelitian yang dilebih-lebihkan.

 

Mengonsumsi air dalam jumlah tertentu terbukti menurunkan berat badan. Hal ini adalah prinsip umum, jadi kalau Anda minum infused water dalam jumlah tertentu maka akan dapat menurunkan berat badan pula.

 

Mengonsumsi air terbukti meningkatkan metabolisme tubuh kita sehingga membakar lebih banyak kalori.

 

Bila kita minum setengah liter air maka kecepatan metabolisme kita akan meningkat hingga 30% selama 1 jam.[1,2]

 

Pada orang-orang yang mengonsumsi sejumlah air yang disarankan untuk menurunkan berat badan maka cenderung akan mengalami penurunan berat badan yang lebih besar.[3-6]

 

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pada orang dewasa dengan berat badan berlebih mengonsumsi setengah liter air sebelum makan maka mereka akan mengalami penurunan berat badan 40% lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak minum.[7]

 

Kondisi ini dapat dijelaskan oleh peningkatan laju metabolisme tubuh tapi juga karena efek air terhadap nafsu makan kita.

 

Minum air dalam jumlah tertentu terkait dengan berkurangnya rasa lapar. Jadi, minum air sebelum makan akan membuat orang-orang makan lebih sedikit.[8,9]

 

Meningkatkan Kesehatan Saluran Cerna.

Manfaat infused water yang berikutnya adalah meningkatkan kesehatan saluran cerna.

 

Hidrasi yang cukup sangat penting untuk kesehatan saluran cerna dan mempertahankan gerakan usus normal. Dehidrasi (kekurangan cairan) kronis dapat menyebabkan konstipasi dan dapat menyebabkan perut terasa penuh dan tidak nyaman.[10-14]

 

Mengonsumsi air dalam jumlah tertentu dapat membantu makanan lebih lancar melewati usus dan mencegah konstipasi.

 

Memperbaiki Mood (Perasaan) dan Energi

Dehidrasi ringan dapat menyebabkan gangguan mood, konsentrasi, dan kekuatan tubuh.

 

Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi cairan tubuh 1% secara signifikan menurunkan mood, mengurangi konsentrasi dan menyebabkan nyeri kepala. [15-18]

 

Jika kita kurang minum, maka minum lebih banyak air dapat memperbaiki perasaan dan tenaga.

 

Meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh

Hal ini merupakan salah satu klaim yang sedikit berlebihan terkait dengan konsumsi air detoksifikasi.[19]

 

Mengonsumsi buah dan sayur atau minum jus buah dan sayuran dapat meningkatkan kekebalan tubuh.[20,21]

 

Bahkan, secara khusus vitamin C telah terbukti bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh bila dikonsumsi secara teratur.[22-25]

 

Namun, jumlah nutrisi yang akan kita dapatkan dari infused water atau air detoksifikasi cenderung minimal dan sangat bervariasi.

 

Meskipun secara teori mungkin terjadi, manfaat infused water untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

 

Mitos Seputar Infused Water

Saat ini banyak sekali orang yang mempromosikan manfaat infused water sebagai air detoksifikasi.

 

Sayangnya, sebagian besar manfaat yang dipromosikan tidak didukung dengan bukti ilmiah dan jelas memiliki kesalahan.

 

Berikut ini saya akan mencoba untuk menjabarkan beberapa kesalahan terkait dengan infused water.

 

Mitos 1: Air ini bermanfaat untuk mendetoks tubuh

Mungkin tulisan ini bukan tulisan pertama saya terkait dengan istilah detoksifikasi.

 

Istilah detoksifikasi sendiri merupakan salah satu klaim populer produk-produk diet, pembersihan tubuh, dan bahkan produk nutrisi termasuk infused water.

 

Produk-produk detoks sering kali mengklaim meningkatkan kesehatan dengan cara menghilangkan racun dari tubuh dan membantu untuk menurunkan berat badan.

 

Namun, baik “racun” dan “detoksifikasi” adalah istilah yang jelas secara kedokteran dimiliki oleh liver (hati).

 

Organ hati dan tubuh kita secara keseluruhan memiliki jalur detoksifikasi yang sangat luar biasa.

 

Tubuh kita dirancang untuk menghilangkan setiap racun yang masuk ke dalamnya.

 

Saat ini, tidak ada satu pun produk yang terbukti secara ilmiah dapat menjadikan proses detoksifikasi tubuh kita menjadi lebih cepat dan lebih efisien.[26]

 

Mitos 2: Infused Water Menyeimbangkan pH Tubuh.

Makanan dan minuman “alkali” juga merupakan salah satu tren populer saat ini.

 

Minuman dan makanan “BASA” ini diklaim membuat kondisi tubuh menjadi lebih basa.

 

Menurut teori “penyakit asam-basa” yang diyakini pendukungnya kondisi tubuh yang lebih basa akan lebih meningkatkan kesehatan.

 

Aduh, sayang sekali, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pernyataan di atas merupakan suatu hal yang harus diyakini.

 

Dalam dunia kedokteran, kita tidak dapat mengubah pH darah atau sel hanya dengan makanan atau minuman yang kita konsumsi.

 

Kesimpulan

Gagasan bahwa Anda dapat mempercepat dan meningkatkan jalur detoksifikasi tubuh Anda dan meningkatkan kesehatan dengan meminum infused water adalah salah secara ilmu pengetahuan.

 

Semoga akan ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa infused water benar memiliki manfaat kesehatan.

 

Meskipun demikian, minuman ini masih minuman sehat dengan sedikit manfaat kesehatan.

 

Anda mungkin bisa mendapatkan sebagian besar manfaat ini dari minum air biasa.

 

Namun, orang sering bosan minum air biasa.

 

Jika memasukkan buah-buahan dan sayuran yang akan menambah rasa air Anda berarti Anda minum lebih banyak air dan lebih sedikit minuman manis, maka itu hanya akan menjadi hal yang baik.

 

Wallahualam Bissawab

 

Bila teman-teman menemukan jurnal ilmiah tentang manfaat infused water silakan tuliskan di kolom komentar.

Referensi

Klik di Sini

  1. Boschmann, M., Steiniger, J., Franke, G., Birkenfeld, A. L., Luft, F. C., & Jordan, J. (2007). Water drinking induces thermogenesis through osmosensitive mechanisms. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 92(8), 3334-3337.
  2. Boschmann, Michael, et al. “Water-induced thermogenesis.” The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 88.12 (2003): 6015-6019.
  3. Stookey, Jodi D., et al. “Drinking water is associated with weight loss in overweight dieting women independent of diet and activity.” Obesity 16.11 (2008): 2481-2488.
  4. Vij, Vinu A., and Anjali S. Joshi. “Effect of ‘water induced thermogenesis’ on body weight, body mass index and body composition of overweight subjects.” Journal of clinical and diagnostic research: JCDR 7.9 (2013): 1894.
  5. Vij, Vinu Ashok Kumar, and Anjali S. Joshi. “Effect of excessive water intake on body weight, body mass index, body fat, and appetite of overweight female participants.” Journal of natural science, biology, and medicine 5.2 (2014): 340.
  6. Dubnov-Raz, G., et al. “Influence of water drinking on resting energy expenditure in overweight children.” International journal of obesity 35.10 (2011): 1295.
  7. Parretti, Helen M., et al. “Efficacy of water preloading before main meals as a strategy for weight loss in primary care patients with obesity: RCT.” Obesity 23.9 (2015): 1785-1791.
  8. Parretti, Helen M., et al. “Efficacy of water preloading before main meals as a strategy for weight loss in primary care patients with obesity: RCT.” Obesity 23.9 (2015): 1785-1791.
  9. Daniels, Melissa C., and Barry M. Popkin. “Impact of water intake on energy intake and weight status: a systematic review.” Nutrition reviews 68.9 (2010): 505-521.

 

Meningkatkan Kesehatan Saluran Cerna

  1. Popkin, Barry M., Kristen E. D’Anci, and Irwin H. Rosenberg. “Water, hydration, and health.” Nutrition reviews 68.8 (2010): 439-458.
  2. Arnaud, M. J. “Mild dehydration: a risk factor of constipation?.” European journal of clinical nutrition 57.S2 (2003): S88.
  3. Murakami, K., et al. “Association between dietary fiber, water and magnesium intake and functional constipation among young Japanese women.” European journal of clinical nutrition 61.5 (2007): 616.
  4. Robson, Kristen M., Dan K. Kiely, and Tony Lembo. “Development of constipation in nursing home residents.” Diseases of the colon & rectum 43.7 (2000): 940-943.
  5. Müller-Lissner, Stefan A., et al. “Myths and misconceptions about chronic constipation.” The American journal of gastroenterology 100.1 (2005): 232.
  6. Masento, Natalie A., et al. “Effects of hydration status on cognitive performance and mood.” British Journal of Nutrition 111.10 (2014): 1841-1852.
  7. Pross, Nathalie, et al. “Influence of progressive fluid restriction on mood and physiological markers of dehydration in women.” British Journal of Nutrition 109.2 (2013): 313-321.
  8. Benton, David, and Hayley A. Young. “Do small differences in hydration status affect mood and mental performance?.” Nutrition reviews 73.suppl_2 (2015): 83-96.
  9. Armstrong, Lawrence E., et al. “Mild dehydration affects mood in healthy young women.” The Journal of nutrition 142.2 (2011): 382-388.

 

Meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh

  1. Pross, Nathalie, et al. “Effects of changes in water intake on mood of high and low drinkers.” PloS one 9.4 (2014): e94754.
  2. Gibson, Andrew, et al. “Effect of fruit and vegetable consumption on immune function in older people: a randomized controlled trial.” The American journal of clinical nutrition 96.6 (2012): 1429-1436.
  3. Appleton, Katherine M., et al. “Increasing vegetable intakes: rationale and systematic review of published interventions.” European journal of nutrition 55.3 (2016): 869-896.
  4. Wintergerst, Eva S., Silvia Maggini, and Dietrich H. Hornig. “Immune-enhancing role of vitamin C and zinc and effect on clinical conditions.” Annals of Nutrition and Metabolism 50.2 (2006): 85-94.
  5. Maggini, S., S. Wenzlaff, and D. Hornig. “Essential role of vitamin C and zinc in child immunity and health.” Journal of International Medical Research 38.2 (2010): 386-414.
  6. Shaik-Dasthagirisaheb, Y. B., et al. “Role of vitamins D, E and C in immunity and inflammation.” J Biol Regul Homeost Agents 27.2 (2013): 291-295.
  7. Sorice, Angela, et al. “Ascorbic acid: its role in immune system and chronic inflammation diseases.” Mini reviews in medicinal chemistry 14.5 (2014): 444-452.

 

Mitos Infused Water

26. Detox diets for toxin elimination and weight management: a critical review of the evidence.

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Artikel Terkait