[av_textblock size=” font_color=” color=”] Gout artritis merupakan penyakit klinis yang terjadi karena peradangan sendi dan jaringan periartikular sebagai akibat dari endapan kristal monosodium urat.
Gout artritis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:
hiperurisemia asimptomatik
kebanyakan pasien dengan peningkatan kadar serum asam urat tidak berkembang menjadi gout.
insiden tahunan Gout pada pasien dengan kadar asam urat 7-8,9 mg/dL (415-530 mcmol/L) adalah 0,5%
insiden tahunan Gout pada pasien dengan kadar asam urat ≥ 9 mg/dL (535 mcmol/L) adalah 4,5%
Kristal urat mulai tersimpan pada konsentrasi serum urat sebesar > 6,8 mg/dL (404 mcmol/L
Gout akut
ditandai dengan nyeri hebat, eritema, dan pembengkakan yang terjadi pada tengah malam atau pagi hari, dengan onset puncak selama 24-48 jam
biasanya sembuh sendiri dengan resolusi spontan dalam 3-14 hari
sekitar 90% serangan awal merupakan monoartikular, biasanya pada sendi metatarsophalangeal I
Sendi lainnya yang sering terlibat termasuk lutut, pergelangan kaki
bursitis akut atau tenosinovitis dapat terjadi pada struktur periartikular.
deskuamasi kulit dapat terjadi pada daerah yang mengalami inflamasi
Gout interval atau intekritikal
interval antara tiap serangan disebut sebagai periode interkritikal.
serangan berikutnya biasanya memiliki durasi yang lebih lama, dan melibatkan lebih banyak sendi serta tidak sembuh tanpa pengobatan.
Kristal biasanya masih muncul pada jaringan periartikular dan jaringan sinovial serta masih terdapat pada cairan sendi.
Gout Kronik (Topus)
progresivitasnya berlangsung selama beberapa tahun
sendi yang terlibat menjadi kaku dan bengkak persisten
frekuensi kekambuhan menjadi penyebab berlanjutnya akumulasi deposit kristal, baik pada intradermal (tofus) atau pada poliartikular (nodul subkutan)
“Gout Saturnine”
gout yang berhubungan dengan intoksikasi
Update Manajemen Diagnosis dan Tatalaksana Gout Artritis
Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.