Golongan darah merupakan suatu sistem pembagian golongan darah berdasarkan antigen dan antibodi yang dimiliki oleh darah. Sistem pembagian golongan darah ABO pertama kali dijabarkan oleh ilmuwan Austria bernama Karl Landsteiner pada tahun 1900. Saat ini terdapat suatu pandangan yang umum di Asia ataupun di Jepang bahwa golongan darah seseorang dapat digunakan untuk memprediksi kepribadian seseorang. Hal ini bahkan mengalahkan prediksi astrologi yang sering digunakan dunia barat untuk menentukan kepribadian seseorang.
Pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk memaparkan fakta ilmiah apakah benar kepribadian seseorang itu sangat bergantung dari golongan darahnya.
Sebenarnya hal ini bukanlah merupakan sesuatu yang baru. Jika kita melirik pada sejarah maka hal ini pertama kali dipaparkan oleh Takeji Furukawa seorang profesor dari Tokyo Women’s Teacher’s School pada tahun 1927. Pada saat itu dia mempublikasikan sebuah tulisan yang berjudul “The Study of Temperament Through Blood Type” di jurnal Psychological Research. Ide dalam tulisannya ini cepat meluas di masyarakat Jepang pada saat itu. Karena saya penasaran dengan tulisan ilmiah pertama terkait hubungan antara golongan darah dan kepribadian seseorang maka saya memulai melakukan pencarian terhadap tulisan dari Takeji Fukurawa ini. Dan saya tidak menemukan artikel aslinya. Tapi saya mendapatkan penjelasan dari beberapa sumber yang menyatakan bahwa penelitian ini dilakukan pada puluhan orang dan secara statistik dinyatakan gagal untuk memenuhi sebuah generalisasi terhadap suatu populasi yang umum.
Tahun 1934 Fisher mengajukan sebuah uji yang hingga saat ini merupakan suatu uji analisa statistik yang paling terkenal yaitu uji Chi-Square. Beberapa peneliti yang mencoba melakukan uji statistik Chi-square terhadap panelitian Takeji Furukawa tersebut dan menyatakan terdapat hubungan yang signifikan secara statistik.
Dalam studi lain, Furukawa membandingkan distribusi golongan darah antara dua kelompok etnis: etnis Formosa di Taiwan dan Ainu dari Hokkaido. Motivasinya untuk penelitian ini tampaknya datang dari insiden politik. Setelah pendudukan Jepang di Taiwan yang terjadi setelah invasi Jepang Cina pada tahun 1895, penduduk gigih menolak penjajah mereka. Pemberontakan pada tahun 1930 dan pada tahun 1931 mengakibatkan kematian ratusan penduduk Jepang.
Tujuan dari penelitian Furukawa adalah untuk “menembus esensi dari sifat-sifat rasial dari Taiwan, yang baru-baru ini memberontak dan berperilaku begitu kejam”. Berdasarkan temuannya 41,2% dari sampel Taiwan memiliki golongan darah O, Furukawa mengasumsikan bahwa pemberontakan Taiwan ditentukan secara genetik. Alasannya didukung oleh fakta bahwa di antara etnis Ainu yang memiliki sifat penurut, hanya 23,8% memiliki jenis O. Kesimpulannya, Furukawa menyarankan bahwa Jepang harus meningkatkan perkawinan dengan Taiwan untuk mengurangi jumlah Taiwan dengan golongan darah O.
Minat pada teori di atas memudar pada tahun 1930-an. Akan tetapi ditampilkan kembali oleh Masahiko Nomi dengan sebuah buku. Masahiko Nomi merupakan seorang wartawan dengan tidak memiliki latar belakang medis (ia lulus dari fakultas teknik dari Universitas Tokyo). Minat dalam teori itu memudar di tahun 1930-an. Hal dihidupkan kembali pada 1970-an dengan sebuah buku oleh Masahiko Nomi, wartawan, dengan tidak memiliki latar belakang medis (ia lulus dari fakultas teknik dari Universitas Tokyo). Beberapa psikolog Jepang mengkritiknya saat itu, tapi ia terus menunjukkan data statistik yang signifikan di berbagai bidang dan menerbitkan beberapa buku dengan hasil terkait antara golongan darah dan kepribadian. Sebagian orang setelah kematiannya pada tahun 1981, menyatakan bahwa pekerjaan Masahiko Nomi sebagian besar tidak terkontrol dan anekdot, serta metodologi penarikan kesimpulannya tidak jelas. Karena itu, ia banyak dikritik oleh masyarakat psikologis Jepang, meskipun buku-bukunya tetap populer. Anaknya, Toshitaka Nomi terus mempromosikan teori dengan serangkaian buku dan dengan menjalankan Institute of Blood Type Humanics. Ia kemudian mendirikan Human Science ABO Center untuk penelitian lebih lanjut dan publikasi pada tahun 2004.
Pencarian saya berlanjut dengan temuan sebuah artikel ilmiah paling baru yang saya dapatkan dengan memasukkan kata kunci golongan darah dan kepribadian di google schoolar dalam bahasa Inggris. Dengan pencarian saya batasi hanya pada judul artikel saya hanya mendapatkan 35 hasil pencarian. Ketika saya membatasi pencarian dalam 5 tahun terakhir. Saya hanya mendapatkan satu artikel yang relevan dengan apa yang sedang saya cari. Sebuah artikel ilmiah yang ditulis oleh Nawata K di jurnal Shinrigaku Kenkyu : The Japanese Journal of Psychology [2014, 85(2):148-156]. Saya mengutip bagian abstraknya di bawah ini
“Meskipun kepercayaan populer luas di Jepang tentang hubungan antara kepribadian dan golongan darah ABO, asosiasi ini belum secara empiris dibuktikan. Studi ini memberikan bukti yang lebih kuat bahwa tidak ada hubungan antara golongan darah dan kepribadian, melalui analisis data sekunder survei berskala besar. Data terbaru (setelah 2000) dikumpulkan dengan menggunakan skala besar random sampling dari lebih dari 10.000 orang secara total dari kedua negar Jepang dan Amerika Serikat. Efek ukuran dihitung. Dataset dari Jepang tahun 2004 (N = 2,878-2,938), dan 2005 (N = 3,618-3,692) serta satu dataset dari Amerika Serikat pada tahun 2004 (N = 3,037-3,092) digunakan. Di semua dataset, 65 dari 68 item menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan antara golongan darah. Efek ukuran (eta2) kurang dari 0.003. Ini berarti bahwa golongan darah menjelaskan kurang dari 0,3% dari total variasi dalam kepribadian. Hasil ini menunjukkan tidak terdapat hubungan golongan darah kepribadian.”
Sebuah penelitian lainnya yang dilakukan oleh Kunher Wu, Kristian D. Lindsted, dan Jerry W. Lee pada 2681 orang murid sekolah menengah atas di Taiwan pada tahun 2005 juga menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara tipe kepribadian dengan golongan darah. Beberapa artikel penelitian lainnya yang saya temukan dalam pencarian juga menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara golongan darah dengan kepribadian seseorang.
Dari penjabaran di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa peran golongan darah dalam menentukan suatu kepribadian adalah sebuah prediksi saja dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hubungan antara golongan darah dengan kepribadian. Nah jika merupakan sebuah prediksi saja maka mempercayai bahwa golongan darah mempengaruhi kepribadian sama dengan mempercayai bahwa shio, kartu tarot dan astrologi (zodiak) berpengaruh terhadap kepribadian dan kehidupan kita. Semua yang dijabarkan ini merupakan suatu prediksi dan ramalan. Dalam islam mempercayai ramalan hukumnya adalah haram.
Jika kita membaca ramalan, meskipun kita tidak membenarkan ramalan tersebut. maka hukumnya adalah haram, sholatnya tidak diterima selama 40 hari. Dalilnya adalah “Barangsiapa yang mendatangi peramal, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim)
Jika kita membaca ramalan kemudian membenarkan ramalan tersebut, maka kita telah kufur terhadap ajaran Muhammad Shallahu alaihi wasallam. Rasulullah bersabda “Barang siapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallahu alaihi wasallam.” (Hadits sahih Riwayat Imam Ahmad dan Hakim).
Wallahu’alam bissawab
Sumber: