Siang tadi saya sedang duduk sambil menikmati segelas kopi. Kemudian seorang teman menghampiri saya dan bertanya apakah Ia telah mengalami kondisi GERD yang menekan jantung.
Hampir saja saya menumpahkan kopi yang sedang saya seruput. Sebab saya ingin tertawa.
Dalam hati saya bergumam, “Wah, teman saya ini sudah percaya informasi yang kurang tepat dari media sosial.”
Teman-teman pembaca pasti tahu informasi kurang tepat yang saya maksud di atas
Bagi yang belum tahu di bawah ini saya tampilkan tangkapan layar teman di media sosial yang menyebarkan hal ini.
Gambar di atas hanya sebagian kecil dari postingan informasi yang kurang tepat tentang GERD.
Dan artikel ini saya tulis dengan penekanan untuk menunjukkan hubungan antara GERD dengan penyakit jantung terutama penyakit jantung koroner dan serangan jantung.
Jadi, saya akan coba menuliskan kembali apa yang saya jabarkan kepada teman saya di warung kopi tersebut dan menambahkan bukti ilmiah berdasarkan hasil penelitian.
Saya akan mulai dengan menggambarkan apa yang dimaksud dengan GERD atau Gastroesofageal refluks disease ini.
Sebab, bagaimana bisa kita mengaitkan suatu kondisi dengan penyakit lainnya sedangkan kita tidak apa yang dimaksud dengan kondisi tersebut.
GERD atau penyakit refluks gastroesofagel adalah kondisi dimana asam lambung dan/atau makanan yang kita telan kembali naik ke atas dari lambung ke kerongkongan. Selain itu, pada kondisi yang parah asam lambung dan makanan yang kita konsumsi dapat naik hingga ke bagian yang lebih tinggi termasuk saluran napas bagian atas lainnya (misalnya nasofaring).
Naiknya makanan dan asam lambung ini akan mengiritasi lapisan kerongkongan (mukosa) sehingga menimbulkan perasaan terbakar di belakang tulang dada (tulang sternum).
Teman-teman dapat memperhatikan gambar di bawah ini untuk melihat bagaimana proses GERD terjadi.
Seseorang dinyatakan mengalami kondisi penyakit refluks gastroesofagel bila mengalami gejala perasaan panas ini lebih dari 2 kali dalam satu minggu. Gejala ini dapat bertahan hingga beberapa minggu.
Penyebab utama gejala panas atau terbakar ini adalah asam lambung yang mengikis lapisan dalam saluran makan atau hingga saluran napas bagian atas.
Lalu, kenapa informasi yang tersebar banyak di media tersebut adalah hal yang kurang tepat.
Saya menjelaskan informasi tersebut menggunakan prinsip struktur tubuh kita disebut juga sebagai anatomi tubuh manusia.
Bila kita memahami struktur lambung, esofagus, dan jantung maka pernyataan GERD menekan jantung atau asam lambung naik mengenai jantung adalah hal yang mustahil terjadi.
Mengapa demikian, secara sistem organ saja jantung dan lambung adalah sistem organ yang terpisah.
Perhatikan gambar di bawah ini. Lihat dimana lokasi jantung dan dimana lokasi lambung kita.
Terpisah jauh bukan? Bahkan keduanya dipisahkan oleh otot yang sangat kuat yaitu diafragma.
Bila kita masih mempercayai bahwa asam lambung dapat mengenai jantung maka bisa jadi kita sedang mengejek kemampuan lambung kita.
Lambung kita memiliki 3 lapisan otot yang kuat dan lapisan pelindung yang menghindari lapisan lambung luruh karena asam lambung (HCl).
Perhatikan gambar di bawah ini yang menampilkan lapisan otot lambung.
Kalau pun lapisan lambung meluruh karena asam lambung pada beberapa kondisi penyakit maka akan mulai menimbulkan luka yang disebut ulkus.
Pada kondisi parah, lambung dapat bocor karena asam lambung yang disebut sebagai kondisi perforasi gaster mirip dengan balon karet yang bocor.
Bagian yang bocor ini dapat mengeluarkan asam lambung. Namun tetap sangat tidak mungkin mengenai jantung karena lebih mudah mengenai struktur yang terdekat dengan lambung.
Lalu, apakah memang benar GERD tidak berefek terhadap jantung kita? Atau sebenarnya terdapat mekanisme lainnya yang menghubungkan kedua informasi ini?
Mari kita tinjau beberapa penelitian terkait dengan hal ini.
Dan jujur, saya sedikit terkejut karena menemukan sumber-sumber referensi ilmiah ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Chien-Hua Chen dan rekan yang diterbikan oleh jurnal Medicine (Baltimore) menunjukkan bahwa kondisi GERD terkait dengan peningkatan risiko kejadian penyakit jantung koroner.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa konsumsi obat jenis proton pump inhibitor atau obat penghambat produksi asam lambung lebih dari 1 tahun juga meningkatkan risiko kejadian penyakit jantung koroner.
Penelitian ini tidak menjelaskan bahwa GERD merupakan penyebab langsung penyakit jantung koroner atau serangan jantung.
Penelitian ini merupakan penelitian yang cukup besar karena melibatkan 12.960 pasien dengan diagnosis penyakit refluks gastroesofageal.
Penelitian berbasis populasi lainnya yang melibatkan 54.422 pasien GERD juga menunjukkan bahwa penyakit refluks gastroesofageal ini terkait dengan kejadian penyumbatan pembuluh darah koroner (jantung) akut.
Penyumbatan pembuluh darah koroner ini yang menimbulkan serangan jantung (infark miokard akut).
Apa yang menyebabkan kaitan antara penyakit GERD dengan risiko yang lebih besar penderita penyakit ini mengalami serangan jantung di masa depan?
Para peneliti beranggapan bahwa sangat sulit untuk menentukan apakah kondisi karena asam lambung ini benar-benar dapat menyebabkan jaringan otot jantung kekurangan oksigen.
Kondisi jaringan otot jantung kekurangan oksigen ini merupakan mekanisme penyakit jantung koroner terutama karena sumbatan pada pembuluh darah koroner.
Sumbatan ini menyebabkan penurunan aliran darah pada pembuluh darah jantung.
Mellow dan Chaucan yang melakukan penelitian di dalam laboratorium menunjukkan bahwa bila asam lambung naik hingga ke kerongkongan maka akan terjadi penurunan aliran darah pembuluh darah jantung.
Beberapa penelitian klinis lainnya juga menunjukkan hubungan penyakit refluks gastroesophageal dengan perubahan listrik jantung yang terekam oleh mesin elektrokardiografi.
Segmen ST adalah salah satu bagian pada pemeriksaan listrik jantung yang dijadikan acuan untuk menilai apakah sel otot jantung mengalami kekurangan oksigen (iskemia) atau cedera (infark).
Meskipun demikian, penelitian-penelitian di atas dilakukan pada sedikit pasien dan tidak membandingkan kondisinya pada pasien yang tidak mengalami GERD. Berdasarkan hal ini hubungan antara GERD dan penyakit jantung koroner masih belum jelas.
Saya juga menemukan penjelasan lain bahwa beberapa kondisi tertentu ternyata dapat menyebabkan kemunculan plak yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung.
Penyakit jantung koroner terutama pada cedera otot jantung akut (infark miokard akut) adalah penyakit yang muncul karena peran dari proses peradangan atau proses inflamasi.
Penelitian-penelitian lainnya menunjukkan bahwa proses peradangan yang sama ditemukan juga pada pasien dengan GERD seperti:
Masalah lainnya yang mungkin terkait dengan percepatan proses sumbatan pada pembuluh darah jantung adalah sistem saraf autonom atau saraf vagus pada kerongkongan dan jantung.
Bila saya menuliskan penelitian-penelitian lainnya maka tulisan saya ini sangat panjang.
Jadi sebaiknya saya batasi hingga di sini. Namun, sebelum mengakhiri artikel ini setidaknya terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil.
Semoga artikel ini bermanfaat.
[su_spoiler title=”Klik di Sini“]
[/su_spoiler]
Aturan berkomentar:
Saya merupakan pribadi yang terbuka untuk mendengar dan mengambil berbagai sudut pandang dan berdiskusi dengan cerdas.
Silakan tuliskan pendapat Anda pada kolom komentar di bawah ini.
Bila Anda memiliki pertanyaan terkait kondisi ini kami juga dengan senang hati membantu Anda untuk menemukan jawaban atas pertanyaan Anda tersebut.