Bisakah Kita Mengenali Gejala Penyakit Jantung?

Bisakah Kita Mengenali Gejala Penyakit Jantung?

Di tengah hiruk pikuk pemberitaan terkait penyebab kematian seorang aktor Indonesia, Ashraf Sinclair, Penyakit Jantung dan GERD menjadi dua kondisi utama yang dinyatakan sebagai penyebab kematian mendadak aktor tersebut. Bahkan belakangan, muncul lagi pernyataan bahwa ia meninggal dunia karena jet lag. Mengesampingkan apa pun kondisi yang menjadi penyebab kematian beliau, sebaiknya kita semua harus mengenali gejala penyakit jantung.

 

Mengapa mengenali gejala penyakit jantung ini menjadi sangat penting?

 

Terdapat beberapa fakta yang mengharuskan kita mengenali gejala penyakit jantung:

  1. Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyumbang angka kematian terbesar di seluruh dunia. Lebih tinggi dari kanker dan diabetes mellitus.
  2. Pada awal perkembangan penyakit, penyakit-penyakit terkait jantung tidak memunculkan gejala yang berat. Hanya gejala ringan yang mirip dengan gejala penyakit ringan lainnya.
  3. Faktor risiko penyakit jantung cukup besar kita alami saat ini mulai dari peningkatan tekanan darah, peningkatan berat badan (obesitas), peningkatan kadar kolesterol dan peningkatan kadar gula darah.

 

Lalu, apakah orang awam dapat mengenali gejala penyakit jantung?

 

Yang pertama harus kita sadari bahwa terdapat banyak jenis penyakit jantung. Masing-masing penyakit jantung dapat menghasilkan gejala berbeda. Meskipun demikian, beberapa gejala dapat muncul pada beberapa penyakit jantung. Mari kita sebut mereka dengan sebutan “gejala kunci”.

 

Gejala-gejala kunci pada penyakit jantung antara lain:

  • Nyeri dada (angina)
  • Jantung berdebar
  • Pusing
  • Pingsan
  • Mudah lelah, dan
  • Sesak napas
gejala penyakit jantung
Gejala penyakit jantung [CC BY-NC-SA 4.0]
Mari kita kenali lebih dekat masing-masing gejala kunci penyakit jantung di atas.

 

Gejala Penyakit Jantung yang Paling Umum

Gejala umum atau gejala kunci penyakit jantung ini merupakan kondisi yang paling sering ditemukan pada banyak jenis penyakit jantung.

 

Mari kita bahas satu per satu!

 

Nyeri dada atau perasaan dada tertekan

Siapa pun yang merasakan nyeri dada sebelah kiri seperti tertekan atau tertimpa beban berat maka tidak boleh mengabaikan gejala ini.

 

Nyeri dada sebelah kiri (angina) merupakan gejala penyakit jantung yang sangat umum.

 

Nyeri dada saja tidak dapat diartikan sebagai gejala umum penyakit jantung namun rasa sakit pada dada yang digambarkan seperti remasan, tekanan, tersedak, tertimpa benda berat disertai dengan perasaan tidak nyaman pada lengan kiri, leher, bahu, dan dagu harus diwaspadai sebagai gejala yang berat.

 

Nyeri dada karena penyakit jantung ini dapat berlangsung sebentar atau lama, beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu.

 

Dapat pula terjadi nyeri dada yang berat sehingga orang yang merasakan nyeri dada tersebut pingsan.

 

Variasi ini harus mampu digambarkan oleh orang dengan keluhan nyeri dada agar dokter mampu menemukan penyebab nyeri dada tersebut.

Apakah nyeri dada muncul karena penyakit jantung (angina) atau nyeri dada muncul karena sebab lainnya.

 

Gejala umum penyakit jantung lainnya adalah merasakan detak jantung sendiri atau palpitasi.

 

Palpitasi

Palpitasi dapat diartikan secara sederhana sebagai jantung berdebar. Pada kondisi normal kita tidak dapat merasakan detak jantung kita. Kita sering kali merasakan detak jantung ketika selesai melakukan aktivitas fisik berat atau berolahraga.

 

Namun, perbedaan mencolok merasakan detak jantung setelah aktivitas berat dan palpitasi adalah detak jantung palpitasi luar biasa cepat, kuat, atau tidak teratur.

 

Palpitasi merupakan gejala umum penyakit jantung.

 

Kondisi ini juga dapat digambarkan sebagai keluhan bahwa orang yang mengalami palpitasi merasakan ada jeda pada detak jantungnya disertai dengan detak jantung yang sangat kuat berikutnya.

 

Sebagian lainnya menyatakan bahwa detak jantungnya sangat cepat atau tidak teratur.

 

Palpitasi ini merupakan gejala umum yang muncul karena gangguan irama jantung.

 

Detak jantung kita diatur berirama oleh sistem kelistrikan jantung. Sistem ini disebut juga sebagai sistem konduksi jantung.

 

Gangguan irama jantung atau aritmia sendiri juga memiliki banyak jenis. Beberapa jenis gangguan irama jantung yang paling sering menyebabkan palpitasi antara lain:

  • Premature atrial complex
  • Premature ventricular complex
  • Atrial fibrilasi
  • Supraventrikular takikardia

 

Namun, pada beberapa keadaan, palpitasi dapat menjadi tanda kondisi penyakit jantung yang lebih berbahaya seperti takikardia ventrikel.

 

Kondisi palpitasi dapat menjadi tanda yang lebih serius bila disertai dengan kondisi pusing atau pingsan.

 

Mari kita bahas gejala umum penyakit jantung yang berikutnya.

 

Pusing atau perasaan berputar

Kondisi pusing atau perasaan berputar dapat menjadi tanda berbagai penyakit. Termasuk kekurangan hemoglobin (komponen sel darah merah) yang disebut anemia.

 

Kondisi ini juga dapat muncul pada kelainan darah lainya, infeksi virus, dehidrasi, diabetes, penyakit tirorid, gangguan saluran cerna, penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan saraf, dan penyakit gagal jantung serta aritmia jantung.

 

Tapi, bila kondisi ini muncul bersamaan dengan palpitasi maka kemungkinan besar disebabkan oleh aritmia jantung.

 

Banyak penyakit berbeda yang menyebabkan gejala ini sehingga seorang dokter harus melakukan pemeriksaan menyeluruh bila menemukan pasien dengan keluhan pusing atau perasaan berputar.

 

Gejala penyakit jantung yang selanjutnya adalah letih, lesu, dan perasaan mengantuk di siang hari.

 

Kelelahan, Lesu, dan Perasaan mengantuk di siang hari

Lelah, lesu, dan mengantuk di siang hari adalah gejala yang sangat sering ditemukan pada berbagai jenis penyakit. Lelah dan lesu yang dianggap sebagai hilangnya perasaan antusias atau semangat dan membuat seseorang sulit untuk mencapai kinerja optimalnya.

 

Rasa mengantuk di siang hari bahkan dapat lebih buruk. Kondisi ini mengakibatkan seseorang merasa butuh tidur di siang hari. Pada kondisi yang lebih parah seseorang tiba-tiba tertidur di siang hari.

 

Kondisi tertidur secara tiba-tiba pada siang hari ini disebut sebagai narkolepsi.

 

Lelah dan lesu dapat menjadi gejala penyakit jantung terutama pada penderita gagal jantung.

 

Namun mereka juga merupakan gejala umum yang tidak spesifik untuk banyak kondisi penyakit lainnya.

 

Dokter butuh melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apa penyebab lelah dan lesu.

 

Sesak Napas (Dispnea)

Sesak napas disebut sebagai dispnea. Kondisi ini sering muncul karena gangguan jantung atau paru-paru. Gagal jantung atau penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama sesak napas sebagai gejala penyakit jantung.

 

Jika seseorang mengalami gagal jantung, teman-teman akan mengalami dispneu saat berbaring datar.

 

Pasien gagal jantung juga dapat terbangun tiba-tiba karena sesak saat tidur. Pada kondisi yang berat sesak napas bahkan muncul ketika baru berjalan beberapa puluh meter.

Kondisi kelainan jantung lainnya juga dapat menimbulkan penyakit katup jantung atau penyakit selaput pembungkus jantung (perikardium). Begitu pula dengan gangguan irama jantung juga dapat menyebabkan sesak napas.

 

Pingsan (Jatuh tiba-tiba/Penurunan Kesadaran)

Pingsan pada kondisi dengan penyakit jantung disebut dengan sinkop. Banyak orang pernah mengalami pingsan dan kondisi ini tidak menunjukkan gejala penyakit yang serius.

 

Namun, pingsan dapat menjadi masalah yang berbahaya bahkan mengancam jiwa jika disebabkan oleh penyakit jantung. Setidaknya kita dapat membagi penyebab pingsan menjadi beberapa kategori, yaitu:

  1. Gangguan sistem saraf (neurologis)
  2. Gangguan metabolisme
  3. Gangguan keseimbangan tubuh
  4. Gangguan jantung

 

Dari beberapa penyebab di atas, hanya gangguan jantung yang dapat menyebabkan kondisi serius.

 

Semua penurunan kesadaran harus diperiksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

 

Kemudian, mari kita kenali gejala penyakit jantung berdasarkan penyakit jantung spesifik yang menyebabkan kemunculan gejala tersebut.

 

Gejala Penyakit Jantung Berdasarkan Penyakit Spesifik

Pada bagian ini kami akan menerangkan gejala umum pada beberapa jenis penyakit jantung yang sering di alami oleh masyarakat termasuk:

  • Penyakit jantung koroner
  • Gangguan irama jantung (aritmia)
  • Penyakit katup jantung
  • Infeksi jantung
  • Gagal jantung

 

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah kondisi yang terjadi karena penumpukan plak di dalam pembuluh darah.

 

Plak pada pembuluh darah ini disebut sebagai aterosklerosis.

 

Gejala sumbatan karena aterosklerosis ini termasuk:

  • Rasa sakit atau tidak nyaman di dada termasuk sesak atau perasaan tertekan (angina)
  • Sesak napas (dispneu)
  • Mati rasa, lemah, perasaan dingin, atau nyeri pada lengan atau kaki Anda
  • Nyeri di leher, rahang, punggung, perut bagian atas, dan lengan kiri
  • Mual
  • Kelelahan

 

Gangguan Irama Jantung

Sebagian besar gangguan irama jantung tidak menimbulkan gejala. Namun, bila kondisi serius maka dapat menghasilkan palpitasi, kelemahan, atau sakit kelapa ringan.

 

Gejala gangguan irama jantung lain dapat termasuk:

  • Detak jantung lambat (bradikardia)
  • Detak jantung cepat (takikardia)
  • Nyeri di dada Anda
  • Sesak napas
  • Merasa pusing
  • Pingsan (sinkop)

 

Penyakit Katup Jantung

Gejala penyakit katup jantung bergantung pada katup jantung mana yang tidak berfungsi. Jantung kita memiliki empat katup jantung yang memisahkan masing-masing ruang jantung. Untuk lebih jelas silakan lihat di bawah ini.

 

Gejala penyakit katup jantung antara lain:

  • Sesak napas
  • Detak jantung tidak teratur
  • Kaki atau pergelangan kaki bengkak
  • Nyeri pada dada
  • Pingsan

 

Infeksi Jantung

Jika kita mengalami infeksi pada jantung maka gejalanya termasuk:

  • Demam
  • Meriang
  • Berkeringat di malam hari
  • Sesak napas
  • Kelelahan
  • Kelemahan
  • Pembengkakan di kaki atau perut
  • Detak jantung tidak normal
  • Batuk kering yang menetap
  • Ruam atau bintik aneh pada kulit
  • Peningkatan berat badan

 

Gagal Jantung

Kondisi gagal jantung disebabkan oleh kelemahan otot jantung. Otot jantung sendiri merupakan komponen utama yang memberikan fungsi pompa jantung.

 

Fungsi pompa jantung diperlukan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Semakin buruk pompa jantung maka semakin buruk gejala penyakit jantung yang muncul.

 

Gejala yang paling sering dialami penderita gagal jantung adalah sesak napas dan mudah lelah.

 

Gejala lain yang dapat terjadi adalah:

  • Pembengkakan di kaki
  • Merasa pusing atau pening
  • Pingsan

 

Bila gejala-gejala di atas tidak ditangani dengan baik maka dapat menimbulkan komplikasi.

 

Selanjutnya, kami akan membahas tentang komplikasi yang terjadi pada kondisi-kondisi penyakit jantung.

 

Komplikasi Penyakit Jantung Bila Gejala Penyakit Jantung Tidak Diobati

Komplikasi potensial penyakit jantung menggambarkan pentingnya mendapatkan perawatan dan menjalani gaya hidup sehat. Komplikasi ini termasuk:

  • Gagal jantung: kondisi ini adalah salah satu komplikasi paling dari penyakit jantung. Gagal jantung terjadi ketika jantung Anda menjadi rusak dan lemah sehingga tidak dapat memompa darah. Gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai jenis penyakit seperti serangan jantung, penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, kelainan jantung bawaan, kelainan katup jantung, dan infeksi jantung.
  • Sarangan jantung: penyumbatan pada salah satu atau lebih pembuluh darah jantung dapat menyebabkan serangan jantung. Penyakit jantung koroner biasanya merupakan penyebab komplikasi ini.
  • Stroke: kondisi stroke juga dapat disebabkan oleh penyakit aterosklerosis. Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat dan tidak memungkinkan kebutuhan aliran darah otak. Kondisi ini merupakan darurat medis karena jaringan otak akan mulai kekurangan oksigen dan mengalami kematian sel otak.
  • Penyakit arteri perifer: merupakan jenis penyakit aterosklerotik. Ketika seseorang mengalami kondisi ini maka alirah darah ke tungkai akan tersumbat.
  • Henti jantung mendadak: kondisi ini sering disebabkan oleh gangguan irama jantung atau aritmia dimana detak jantung menjadi tidak normal. Henti jantung mendadak mengakibatkan jantung berhenti bekerja dan diikuti dengan henti napas. Kondisi ini harus segera mendapatkan penanganan medis karena berujung pada kematian.

 

Lalu, bila teman-teman merasa mengalami gejala umum penyakit jantung, kapan teman-teman harus bertemu dengan dokter?

 

Kapan Harus ke Dokter Bila Merasa Gejala Penyakit Jantung?

Gejala-gejala di atas sangat mungkin disebabkan oleh penyakit jantung atau kondisi medis lainnya. Mulai dari kondisi medis yang ringan hingga kondisi medis yang berat.

 

Jika teman-teman mengalami salah satu kondisi medis di atas maka teman-teman harus segera bertemu dengan dokter.

 

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebab dari gejala tersebut.

 

Gejala-gejala yang kami rangkum dalam artikel ini merupakan gejala penyakit yang tidak boleh di abaikan.

 

Pada seorang pria, bila mengalami gangguan ereksi maka pastikan segera bertemu dengan dokter. Gangguan ereksi terutama yang muncul secara bertahap merupakan salah satu tanda penyakit jantung atau diabetes.

 

Jika teman-teman memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit jantung dan teman-teman khawatir dengan risiko teman-teman mengalami kondisi yang sama maka sebaiknya teman-teman mendiskusikannya dengan dokter.

 

Tetap waspadai kondisi jantung kita dan kita sendiri dapat mendeteksi masalah jantung dengan melakukan langkah sederhana seperti melakukan pemeriksaan nadi sendiri.

 

Bagaimana melakukan pemeriksaan nadi sendiri?

 

Memeriksa Nadi Sendiri untuk Mendeteksi Gejala Penyakit Jantung

Memeriksa nadi sendiri atau MENARI merupakan tindakan sederhana yang dapat kita lakukan untuk mendeteksi penyakit jantung.

 

Teman-teman dapat melakukan pemeriksaan jari sendiri dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. GENGGAM pergelangan tangan dengan tangan lainnya
  2. Menggunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis tangan lainnya RABALAH tonjolan tulang di bagian bawah pangkal ibu jari.
  3. GESER sedikit ke arah tengah pergelangan tangan
  4. RASAKAN denyutan dan HITUNG dalam 60 detik.
  5. Jika denyut nadi tidak teratur atau jumlah denyutan DI ATAS 100 atau DI BAWAH 60, WASPADAI GANGGUAN IRAMA JANTUNG.

 

Kemudian, apakah bila mengalami gejala tersebut di atas ini kita juga perlu memeriksakan diri ke rumah sakit?

 

Kapan Kita Harus Ke Rumah Sakit bila Merasakan Gejala Penyakit Jantung?

Kapan Kita Harus Ke Rumah Sakit bila Merasakan Gejala Penyakit Jantung?

Teman-teman harus segera ke rumah sakit bila mengalami salah satu gejala berikut:

  • Nyeri dada
  • Gejala sarangan jantung
  • Henti jantung mendadak

 

Kesimpulan

Beberapa gejala penyakit jantung dapat dengan mudah kita kenali. Salah satunya dengan melakukan tindakan memeriksa nadi sendiri (MENARI).

 

Namun, dari pada kita harus mengenali gejala tersebut pada diri kita maka lebih baik kita menghindari gejala tersebut muncul pada kita.

 

Cukup lakukan langkah-langkah gaya hidup sehat dengan:

  • Cek kesehatan rutin
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin berolahraga
  • Diet sehat (konsumsi lebih banyak buah dan sayur)
  • Istirahat cukup
  • Kelola stres

 

Dengan gaya hidup sehat kita dapat terhindar dari penyakit jantung.

 

Referensi

Klik di Sini
  1. Centers for Disease Control and Prevention. FastStats – Leading Causes of Death. Mar 17, 2017.
  2. American Heart Association. Problem: Mitral Valve Prolapse. May 31, 2016.
  3. Mcdonald JR. Acute infective endocarditis. Infect Dis Clin North Am. 2009;23(3):643-64. doi:10.1016/j.idc.2009.04.013
  4. American Heart Association. Dilated Cardiomyopathy (DCM). Mar 31, 2016.
  5. Basso C, Corrado D, Marcus FI, Nava A, Thiene G. Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy. Lancet. 2009;373(9671):1289-300. doi:10.1016/S0140-6736(09)60256-7
  6. National Heart Lung and Blood Institute. Heart Valve Disease.
  7. Siasos G, Tsigkou V, Kokkou E, et al. Smoking and atherosclerosis: mechanisms of disease and new therapeutic approaches. Curr Med Chem. 2014;21(34):3936-48. doi:10.2174/092986732134141015161539
  8. Anand SS, Hawkes C, De souza RJ, et al. Food Consumption and its Impact on Cardiovascular Disease: Importance of Solutions Focused on the Globalized Food System: A Report From the Workshop Convened by the World Heart Federation. J Am Coll Cardiol. 2015;66(14):1590-1614. doi:10.1016/j.jacc.2015.07.050
  9. Jin J. JAMA patient page. Obesity and the heart. JAMA. 2013;310(19):2113. doi:10.1001/jama.2013.281901
  10. Wakabayashi I. Associations between alcohol drinking and multiple risk factors for atherosclerosis in smokers and nonsmokers. Angiology. 2010;61(5):495-503. doi:10.1177/0003319709358694
  11. Park SY, Kim SH, Kang SH, et al. Improved oral hygiene care attenuates the cardiovascular risk of oral health disease: a population-based study from Korea. Eur Heart J. 2019;40(14):1138-1145. doi:10.1093/eurheartj/ehy836
  12. Kochanek KD, Murphy SL, Xu J, Arias E. National Vital Statistics Reports. Centers for Disease Control. Jun 24, 2019.
  13. Allport SA, Kikah N, Abu saif N, Ekokobe F, Atem FD. Parental Age of Onset of Cardiovascular Disease as a Predictor for Offspring Age of Onset of Cardiovascular Disease. PLoS ONE. 2016;11(12):e0163334. doi:10.1371/journal.pone.0163334
  14. Einarson TR, Acs A, Ludwig C, Panton UH. Prevalence of cardiovascular disease in type 2 diabetes: a systematic literature review of scientific evidence from across the world in 2007-2017. Cardiovasc Diabetol. 2018;17(1):83. doi:10.1186/s12933-018-0728-6

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Artikel Terkait