Beberapa minggu belakangan isu terkait garam himalaya menjadi salah satu isu yang hangat. Kementerian Perdagangan melakukan tindakan tegas untuk garam berwarna pink ini. Tindakan tersebut adalah menarik seluruh produk garam himalaya dari peredaran baik di toko ritel maupun toko daring.
Sebelum memutuskan untuk menarik seluruh peredaran garam yang katanya lebih baik dari garam dapur ini, Kemendag terlebih dahulu memusnahkan 2,5 ton produk yang mayoritas berasal dari Pakistan. Kemendag menyatakan bahwa seluruh produk garam himalaya yang masuk ke Indonesia dalam kategori yang berbahaya.
Pernyataan tersebut ditetapkan karena pelaku usaha yang terlibat memasarkan produk gram ini tidak melakukan prosedur standar nasional Indonesia (SNI) wajib. Selain itu, produk garam ini juga melanggar izin edar Kemendag.
Di sisi lain, klaim terkait manfaat kesehatan garam ini sangat berlebihan. Pada artikel kali ini kami akan mencoba memaparkan apakah benar garam Himalaya memiliki manfaat kesehatan yang jauh lebih baik dibandingkan garam dapur yang ada di rumah kita.
Untuk yang pertama mari kita kenali apa itu garam terlebih dahulu dan apa saja manfaat kesehatannya.
Kita semua pasti kenal dengan yang namanya garam. Zat ini merupakan salah satu bahan yang tidak boleh ketinggalan dalam setiap masakan.
Garam merupakan mineral dengan komposisi senyawa terbesarnya adalah natrium klorida atau NaCl.
Senyawa NaCL ini mengandung 40% natrium dan 60% klorida.
NaCl yang terkandung pada garam menyumbang sekitar 98% massa garam. Sering kali orang menyebut garam sebagai natrium atau sebaliknya. Selain itu, garam merupakan sumber utama natrium dari makanan yang kita konsumsi.
Garam yang sering kita temui di dapur setiap rumah dibuat dengan cara menguapkan air laut atau dengan teknik ekstraksi garam padat dari tambang garam bawah tanah.
Sebelum sampai ke toko atau ke rumah-rumah, garam dapur menjalani proses pemurnian (refining) untuk menghilangkan kotoran dan mineral lain selain natrium klorida.
Yodium merupakan senyawa lain yang sering ditambahkan ke garam untuk mencegah kondisi kekurangan yodium.
Pendahulu kita hingga kita saat ini telah menggunakan garam untuk memberikan rasa pada makanan. Garam juga sudah lama digunakan sebagai bahan untuk mengawetkan.
Menariknya, natrium berperan sangat penting dalam beberapa fungsi tubuh kita. Peran natrium dalam fungsi tubuh kita antara lain:
Untuk menjaga fungsi-fungsi tubuh di atas tetap baik maka kita butuh natrium dalam makanan yang kita konsumsi.
Meskipun demikian, mengonsumsi terlalu banyak natrium dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Beberapa dekade belakangan, banyak organisasi kesehatan merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi garam. Rekomendasi tersebut menyatakan bahwa kita tidak boleh mengonsumsi garam lebih dari 2.300 mg natrium setiap hari.
Rekomendasi juga menyatakan kita tidak boleh mengonsumsi 6 gram per hari atau sekitar 1 ¼ sendok teh.
Namun, berdasarkan penelitian 90% orang di dunia mengonsumsi garam lebih banyak dari yang direkomendasikan. Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, konsumsi garam berlebihan terkait dengan peningkatan tekanan darah dan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.
Terdapat pula bukti bahwa menurunkan konsumsi garam dapat menurunkan kadar tekanan darah pada pasien darah tinggi (hipertensi).
Anggapan bahwa garam dapur saat ini merupakan garam yang diputihkan secara kimia dan berpotensi berbahaya bagi tubuh menjadi alasan bagi sebagian dari kita beralih ke jenis garam yang lain.
Mayoritas dari kita beralih menggunakan garam merah muda yang berasal dari Himalaya. Pengguna garam ini yakin bahwa garam Himalaya jauh lebih sehat dari garam dapur.
Benarkah demikian? Mari kita kenali terlebih dahulu apa itu garam Himalaya.
Garam Himalaya atau garam merah muda Himalaya adalah garam yang berbeda dengan garam dapur pada umumnya.
Bila garam dapur berwarna putih maka sesuai dengan namanya garam Himalaya berwarna merah muda.
Bila garam dapur berasal dari penguapan air laut, maka garam merah muda ini berasal dari tambang garam Khewra, yang terletak dekat pegunungan Himalaya di Pakistan.
Tambang garam Khewra ini merupakan salah satu tambang garam tertua dan terbesar di dunia.
Garam yang diperoleh dari tambang tersebut diyakini telah terbentuk jutaan tahun yang lalu dari proses penguapan (evaporasi) air masa purba.
Garam dieskstraksi dengan tangan dan diproses dengan cara tradisional untuk menghasilkan produk garam yang tidak dimurnikan. Garam merah muda ini juga dianggap bebas dari zat tambahan.
Karena prosesnya yang tradisional ini maka garam ini dianggap lebih alami dibandingkan garam dapur.
Pada dasarnya, baik garam dapur atau garam Himalaya tetap memiliki kandungan terbesar senyawa natrium. Namun, proses alami memungkinkan garam berwarna merah muda karena memiliki banyak mineral lain dan senyawa lain yang tidak ditemukan pada garam dapur.
Beberapa peneliti beranggapan garam merah muda ini memiliki 84 mineral dan senyawa yang berbeda.
Faktanya, zat besi merupakan mineral utama yang memberikan warna merah muda yang khas.
Garam berwarna merah muda ini sama seperti garam dapur dengan kandungan utama adalah natrium klorida. Namun, garam merah muda ini diklaim memiliki kandungan mineral dan senyawa lainnya hingga 84 jenis.
Kandungan mineral lainnya ini termasuk mineral umum seperti kalium dan kalsium hingga beberapa mineral yang kurang dikenal seperti strontium dan molibdenum.
Terdapat satu penelitian yang menganalisis kandungan mineral dari berbagai jenis garam termasuk garam merah muda Himalaya dan garam dapur biasa. Perbandingan mineral dan senyawa kedua garam ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel perbandingan mineral garam dapur dan garam Himalaya
Garam Himalaya | Garam Dapur | |
---|---|---|
Kalsium (mg) | 1,6 | 0,4 |
Kalium (mg) | 2,8 | 0,9 |
Magnesium (mg) | 1,06 | 0,0139 |
Zat besi (mg) | 0,0369 | 0,0101 |
Natrium (mg) | 368 | 381 |
Seperti yang terlihat pada tabel, garam merah muda mengandung lebih banyak kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi. Sementara garam dapur lebih banyak mengandung natrium.
Meskipun demikian, jumlah mineral lain dalam garam merah muda Himalaya ini sangat kecil. Karena jumlahnya yang kecil ini dibutuhkan 1,7 kg garam merah muda Himalaya untuk memenuhi kebutuhan mineral kalium harian yang disarankan.
Pertanyaannya siapa yang sanggup mengonsumsi 1,7 kg garam setiap hari?
Sebagian besar mineral pada garam merah muda Himalaya ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Sulit untuk sejumlah mineral kecil tersebut memberi manfaat kesehatan pada tubuh kita.
Garam merah muda ini digunakan baik sebagai makanan atau bukan makanan.
Secara umum, kita dapat memasak menggunakan garam merah muda ini sama persis seperti menggunakan garam dapur.
Masukkan garam ke dalam saus atau bumbu masak lainnya atau langsung saja tambahkan ke makanan yang kurang asin.
Sayangnya, Kementerian Perdagangan menarik izin edar seluruh garam merah muda ini. Sebelumnya kita dapat membeli garam ini dalam bentuk halus seperti garam dapur atau dalam bentuk kasar.
Garam ini juga populer digunakan selain untuk menambahkan rasa pada makanan. Beberapa orang menganggap garam ini akan bermanfaat untuk menyehatkan kulit dan melemaskan otot yang sakit bila ditambahkan pada air yang digunakan untuk berendam.
Garam merah muda Himalaya juga sering digunakan pada lampu garam dan diklaim dapat menghilangkan polusi udara.
Lampu ini terdiri dari balok besar garam dengan sumber cahaya pada bagian dalam balok untuk memanaskan garam.
Selain itu, menghabiskan waktu menghirup udara di dalam tambang garam Himalaya in dipercaya dapat mengobati penyakit kulit dan pernapasan.
Sayangnya, penelitian yang mendukung klaim di atas sangat lemah. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
Lalu, apakah klaim kesehatan terkait garam ini adalah suatu bukti ilmiah?
Terlepas dari fakta bahwa garam merah muda ini hanya mengandung sejumlah kecil mineral tambahan, banyak yang mengklaim garam ini sangat baik untuk kesehatan.
Sayangnya, sebagian besar klaim ini tidak memiliki penelitian yang mendukungnya.
Beberapa klaim kesehatan garam merah muda ini yang sering dijadikan salah satu materi promosi dan marketingnya antara lain:
Klaim kesehatan terkait penggunaan garam merah muda Himalaya ini bukan sebagai bahan makanan didasarkan pada beberapa penelitian yang tidak memberikan cukup bukti kuat.
Manfaat masuk ke dalam tambang garam untuk mengobati penyakit pernapasan telah dinilai pada beberapa penelitian. Penelitian tersebut antara lain:
Hasil penelitian di atas menunjukkan garam merah muda ini mungkin memiliki manfaat. Namun, dibutuhkan penelitian lanjutan yang lebih baik untuk mengetahui seberapa besar efektivitasnya.
Di sisi lain, beberapa klaim kesehatan di atas sebenarnya merupakan fungsi natrium klorida dalam tubuh.
Kita akan mendapatkan manfaatnya dari garam apapun yang kita konsumsi.
Sebagai contoh, peneliti menemukan bahwa diet rendah garam dapat menyebabkan masalah tidur. Sehingga asupan garam yang cukup akan memberikan kualitas tidur yang lebih baik.
Senyawa dan mineral lainnya pada garam merah muda Himalaya juga tidak cukup besar untuk mempengaruhi fungsi tubuh.
Termasuk mempengaruhi kadar pH dalam darah. Paru dan ginjal kita mengatur pH tubuh dengan sangat ketat dan tidak perlu bantuan garam Himalaya.
Selain itu, kadar gula darah, penuaan, dan libido terkait dengan faktor-faktor lainnya selain konsumsi garam dalam makanan.
Kami tidak menemukan penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa garam Himalaya memberikan manfaat kesehatan tersebut.
Demikian pula, tidak ada penelitian yang membandingkan manfaat kesehatan garam merah muda ini dengan gram dapur.
Jika, pembaca menemukan penelitian terkait hal di atas maka dapat disampaikan kepada kami agar kami dapat memperbarui tulisan ini.
Klaim kesehatan garam Himalaya tidak memiliki dasar penelitian ilmiah yang kuat. Hingga saat ini, tidak ada penelitian yang membandingkan efek kesehatan garam merah muda lebih baik dibandingkan garam dapur biasa.
Jika dilakukan, mungkin temuan penelitiannya tidak menunjukkan perbedaan signifikan karena perbedaan kandungan mineral dan senyawa pada garam merah muda sangat kecil.
Meskipun demikian, jika kita ingin menghindari zat tambahan dalam garam dapur maka garam merah muda Himalaya dapat menjadi alternatif yang baik. Namun, hal ini baru bisa kita lakukan kalau garam merah muda ini sudah mendapatkan izin edar kembali dari Kemendag.
Ingat pula bahwa garam dapur merupakan sumber utama untuk Yodium. Jadi, bila kita menggunakan garam merah muda Himalaya maka kita harus mendapatkan asupan Yodium dari bahan makanan lain seperti rumput laut, produk olahan susu, dan ikan.
Hal ini sangat perlu dilakukan untuk menghindarkan diri kita dari kondisi kekurangan yodium.
Terakhir, garam merah muda Himalaya pasti jauh lebih mahal dari garam dapur biasa. Jadi, bila manfaat kesehatannya belum terbukti lebih baik dari garam dapur apakah kita masih memilihnya sebagai garam utama yang kita gunakan di rumah?