Dokter Sakit: Karena Dokter Juga Manusia

Dokter merupakan sekumpulan orang sebagai produk pendidikan kedokteran pada masa kini yang berpengetahuan, terampil, selalu up to date sebagai profesional dibidang kesehatan yang menempatkan kepentingan atau perawatan pasien di atas kepentingan pribadi dan selalu berusaha untuk mempertahanan serta mengembangkan keahliannya selama berkarir atau hingga seumur hidupnya. Proses pendidikan kedokteran akan menimbulkan kesibukkan, keriuhan, dan kelelahan yang saling bercampur aduk. Orang-orang didalamnya dituntut menjadi manusia super dimana sakit menjadi hal yang tabu dan waktu terasa tidak cukup untuk mendapatkan pengetahuan baru dari buku-buku dengan ribuan halaman serta menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan begitu pula ketika telah menyandang gelar dokter. Merawat pasien di rumah sakit, melakukan pekerjaan administratif, praktik pribadi di klinik pada sore hari dan kesibukkan lainnya selalu memenuhi keseharian seorang dokter. Lalu, apakah seorang dokter tidak boleh sakit. Tulisan ini memberikan pandangan mengenai dokter sakit dan gambaran mengenai apa yang sering dilakukan oleh para dokter ketika sakit.

dokter sakit

Ketika Dokter sakit

Dokter sampai saat ini dianggap sebagai salah satu profesi yang berada di strata sosial atas. Akan tetapi, ketika dokter sakit maka mau tidak mau status kami akan berubah dari seorang dokter yang membantu upaya pengobatan pasien menjadi seorang pasien. Perubahan status ini akan sangat jarang ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Seorang dokter yang berubah statusnya menjadi pasien bahkan hingga harus dirawat di rumah sakit akan kehilangan haknya dalam memberikan perintah pengobatan atau pemeriksaan (Plan [SOAP] dalam lembar follow up pasien terintegrasi) dan beberapa dokter sakit bahkan kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.

 

Dokter Juga Manusia

Selayaknya manusia kami juga dapat mengalami sakit. Kami tidak memiliki ilmu kebal terhadap kuman atau penyebab penyakit lainnya. Meskipun demikian, orang akan sangat jarang melihat atau mengetahui seorang dokter sakit. Hal ini terjadi karena seorang dokter cenderung bekerja saat sakit kecuali penyakitnya sangat berat hingga dokter tidak mampu lagi untuk beranjak melakukan aktivitas profesinya.

Seperti yang telah diungkapkan di atas. Seorang dokter menjalani pendidikan yang lebih keras dan bisa jadi pendidikan tersebut membentuk tubuh yang lebih kuat. Sangat jarang, seorang dokter akan tetap berada di rumahnya ketika dia terserang flu atau mengalami demam. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah data epidemiologi yang baik. Kondisi itu cederung akan memunculkan ego Superman atau Superwoman pada diri seorang dokter.

 

dokter sakitKebanyakan dari dokter bahkan tidak memikirkan kesehatan dirinya sendiri. Dokter sakit bahkan terus berupaya menempatkan kepentingan atau perawatan pasien di atas kepentingan pribadi dan selalu berusaha untuk mempertahanan serta mengembangkan keahliannya selama berkarir atau hingga seumur hidupnya. Beberapa lainnya mungkin berpikir bahwa kemampuannya dalam melawati masa pendidikan kedokteran hingga menjadi seorang dokter membuat mereka menjadi sangat kuat.

 

Orang-orang atau pasien akan sangat jarang melihat seorang dokter sakit sedang terbaring di atas kasur bangsal rumah sakit atau bahkan bertemu dokter sakit sedang antri di poliklinik rumah sakit menunggu panggilan. Sebagian besar pengobatan atau perawatan kesehatan dokter sakit ini dilakukan hanya melalui pesan atau telepon langsung ke teman sejawat (kolega dokter), pembicaraan singkat di koridor rumah sakit atau bahkan di lapangan parkir rumah sakit.

dokter sakit 3

Terkadang sebagian kecil dokter tidak memikirkan kesehatannya. Diantara mereka (pada umumnya dokter yang muda) ada yang tetap merokok meskipun tahu efek rokok terhadap kesehatan. Sekelompok kecil dokter ini beranggapan bahwa efek samping rokok akan hilang jika mereka rutin melakukan olahraga seperti futsal, sepak bola, basket, bulutangkis, renang, tenis dan olahraga lainnya.  

 

 

 

 

Pesan Bagi Rekan Sejawat dan Pasien

Bagi rekan sejawat dokter: sudah saatnya kita juga memberi perhatian terhadap kesehatan kita. Jangan sampai perubahan status dari dokter menjadi pasien malah menghambat kita dalam melaksanakan profesi mulia ini dan hingga kita tidak sadar bahwa penyakit yang kita alami semakin parah hingga perlahan-lahan merenggut tubuh kita. Berikan waktu khusus untuk berpikir sejenak tentang kesehatan kita dan upaya apa yang kita lakukan agar tubuh kita tetap sehat.

Bagi para pembaca atau pasien: dokter bukanlah manusia super yang kebal dari penyakit. Kami juga dapat mengalami sakit. Untuk itu, janganlah beranggapan bahwa ketika ada seorang dokter yang tampak sedang beristirahat (tidur) atau santai sejenak adalah dokter yang sedang lari dari tanggung jawabnya. Hal itu terkadang terjadi semata-mata karena kami hanya ingin memberikan tubuh kami waktu yang cukup untuk mengembalikan kondisi terbaiknya sehingga dapat membantu pasien dengan lebih baik.

 

Wallahu A’lam Bishawab

 

Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung

04 Juli 2017

Ditengah Kesibukkan dalam Menjalankan Program Internsip Dokter Indonesia

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Anda Juga Mungkin Suka
Menggapai Impian Meski Langkah Kadang Berat

Menggapai Impian Meski Langkah Kadang Berat

Mengatasi Burnout dengan Lima Pilar Manajemen Burnout ala Emily Ballesteros

Mengatasi Burnout dengan Lima Pilar Manajemen Burnout ala Emily Ballesteros

Overclaim pada Produk Kesehatan

Overclaim pada Produk Kesehatan

Tips Mengatasi Mata Lelah Saat Ujian SKD CPNS 2024

Tips Mengatasi Mata Lelah Saat Ujian SKD CPNS 2024

Persiapan Agar Tetap Fit Saat Ujian Seleksi Kompetensi Dasar CPNS 2024

Persiapan Agar Tetap Fit Saat Ujian Seleksi Kompetensi Dasar CPNS 2024

Tips Tetap Sehat di Tengah Perubahan Cuaca yang Tak Menentu

Tips Tetap Sehat di Tengah Perubahan Cuaca yang Tak Menentu