“Dok, apakah kita perlu tambahan suplemen untuk membuang racun dari dalam tubuh? Yang menawarkan produk menyebut suplemen tersebut sebagai obat detoksifikasi,” tanya seorang teman ketika berdiskusi ringan di warung kopi.
Kami menjawab, “Kita tidak butuh detoksifikasi sebab organ tubuh kita mampu melakukannya dengan sangat baik. Organ-organ tersebut membentuk sistem ekskresi pada tubuh kita. Membuang semua zat sisa dan racun keluar tubuh.”
Atas dasar pertanyaan tersebut kami menuliskan artikel ini.
Detoksifikasi adalah proses penawaran atau penetralan toksin atau racun pada tubuh. Proses tersebut merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam tubuh kita. Tubuh kita telah diberikan kemampuan untuk menghilangkan racun dengan cara yang sangat baik.
Sayangnya, banyak dukun modern atau promotor produk kesehatan memberikan pernyataan bahwa pada tubuh kita sangat banyak racun. Mereka menyatakan bahwa polusi udara, zat kimia dalam makanan, bahkan konsumsi obat merupakan penyebab terkumpulnya racun pada tubuh.
Oleh karena itu, kita butuh untuk membuang racun dan toksin tersebut. Mereka kemudian menawarkan metode untuk membuang racun dan toksin tersebut. Mereka memilih metode yang paling sesuai dengan produk kesehatan yang mereka pasarkan.
Benarkah demikian? Mari terlebih dahulu kita melihat berbagai klaim terhadap proses pembuangan racun dari dalam tubuh ini.
Banyak sekali dukun modern yang memberikan klaim terhadap proses pembuangan racun dari tubuh. Contohnya pada klaim ahli naturopati berikut:
“Racun merusak tubuh dengan cara yang berbahaya dan terus menumpuk. Begitu sistem detoksifikasi menjadi kelebihan beban, metabolit beracun menumpuk, dan kepekaan terhadap bahan kimia lain menjadi semakin besar. Akumulasi racun ini dapat merusak proses metabolisme normal.”
Ahli naturopati adalah seseorang yang memiliki kemampuan terapi atau pengobatan untuk meningkatkan daya tahan dan mengembalikan sistem tubuh yang rusak dengan menggunakan bahan dari alam, seperti air, udara, dan sinar matahari.
Beberapa pendukung lainnya menyatakan bahwa usus dapat membusuk karena menyerap terlalu banyak racun dari makanan. Kita harus membersihkan usus dari racun bila tidak ingin sakit.
Fakta ilmiahnya, kita tidak pernah perlu membersihkan usus kita dari racun. Orang yang normal memang bisa memiliki kebiasaan buang air besar yang berbeda. Namun, tidak pernah ada racun pada usus kita.
Kecuali bila kita memang menelan “racun” tersebut. Contohnya, pada seseorang yang ingin bunuh diri dengan menelan racun serangga.
Dukun-dukun modern yang berjualan produk kesehatan akan menyatakan bahwa kotoran dapat menempel di lapisan usus. Penempelan kotoran ini menyebabkan masalah atau menimbulkan penyakit.
Kita dapat terhindar dari penyakit tersebut bila kotoran dibuang. Puasa, obat pencahar, irigasi usus besar, diet khusus, dan berbagai suplemen makanan dapat membantu untuk membuang kotoran yang menempel.
Sekali lagi kami sampaikan bahwa pernyataan bahwa usus harus dibersihkan tidak berdasar. Kepalsuan pernyataan tersebut jelas tampak bagi dokter yang melakukan operasi usus.
Dokter dapat melihat ke dalam rongga usus besar dengan kamera (kolonoskopi). Berdasarkan tindakan kolonoskopi ini tampak bahwa kotoran tidak menempel pada lapisan dinding usus.
Praktik pelayanan kedokteran dan kesehatan juga menggunakan kata detoksifikasi. Namun, penggunaan kata tersebut untuk mendefinisikan program atau tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala penarikan (termasuk sakaw).
Program mengurangi gejala penarikan tersebut dilakukan pada orang yang menjalani pengobatan untuk menghentikan penyalahgunaan Alkohol atau Narkoba.
Kami tidak menjelaskan detoksifikasi tersebut dalam artikel ini. Kami menjelaskan tentang program-program pembersihan usus yang dipromosikan segelintir orang untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Bila teman-teman tertarik untuk membaca lebih banyak tentang scam kami juga telah menjelaskannya pada artikel berikut:
Bioglass: Kebohongan dari Para Pencari Keuntungan?
Teman-teman juga bisa membaca artikel kami sebelumnya dengan topik yang mirip melalui tautan di bawah ini:
8 Ciri Produk Detoksifikasi Anda adalah “PENIPUAN”
Lima Kebohongan Detoksifikasi Tubuh & Racun Tubuh
Selanjutnya, mari kita kenali skema dan scam yang mereka lakukan.
Pembersih kolon (usus besar) adalah produk dalam bentuk bubuk. Kita harus mencampurkan produk pembersih kolon dengan air bila ingin digunakan. Kandungan produk ini bervariasi seperti:
Semua hal di atas mendapat klaim dapat membuang racun dari tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menyehatkan untuk bakteri baik.
Magnesium oksida yang menjadi salah satu jenis obat pencahar mendapat klaim akan melepaskan oksigen yang baik di saluran pencernaan.
Pengguna pembersih usus besar disarankan untuk mengonsumsinya sebanyak 6 hingga 10 gelas setiap hari. Durasi penggunaan yang disarankan juga bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa bulan.
Beberapa pengguna produk melaporkan bahwa mereka berhasil mengeluarkan kotoran yang melekat di dinding usus. Namun, ahli saluran pencernaan beranggapan bahwa hal tersebut hanya tumpukan serat dari produk pembersih kolon ini.
Jika kita mengalami sembelit tanpa penyakit yang mendasari maka cukup dengan meningkatkan makan buah dan sayur. Menggunakan obat pelunak tinja juga cukup membantu.
Produk pembersih usus besar tidak memberikan manfaat tambahan untuk detoksifikasi tubuh. Produk ini hanya akan membuat efek samping seperti perut kembung, kram, dan diare.
Beberapa penjual produk mengklaim bahwa akumulasi racun akan mengganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi. Kondisi ini dapat menyebabkan kita kelebihan barat badan. Produk pembersih racun diharapkan mampu untuk menurunkan berat badan.
Berbagai ramuan suplemen herbal dan makanan juga mendapat klaim sebagai produk yang mampu membersihkan tubuh kita dari racun. Salah satu produk bahkan menyatakan bahwa dapat mendorong aktivitas seimbang jalur detoksifikasi tahap 1 dan 2.
Lagi-lagi, mereka bahkan tidak dapat menjelaskan apa jenis racun yang dibuang oleh produk mereka. Tidak ada bukti penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa produk mereka benar membuang racun.
Padahal, metode ilmiah untuk menentukan produk mereka benar membuang racun dari tubuh cukup sederhana. Penelitian untuk membuktikannya kurang lebih sebagai berikut:
Percayalah! Penjual produk ini tidak akan pernah melakukan penelitian tersebut. Mereka sudah tahu bahwa produk mereka tidak akan berhasil memberikan efek detoksifikasi yang nyata.
Alat kesehatan yang menyertai perkembangan teknologi juga mendukung praktik perdukunan modern. Dua jenis alat kesehatan dengan klaim dapat membuang racun adalah:
Sesi pembersihan ionik dilakukan dengan cara menempatkan kaki pasien dalam wadah tempat air garam yang dialiri oleh arus listrik tegangan rendah. Selama proses tersebut air dapat berubah menjadi cokelat kemerahan.
Klaim pembersihan racun tubuh muncul karena perubahan warna air ini. Air rendaman kaki berubah warna karena racun tubuh keluar.
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan warna pada air terkait teknik alat pembersih ionik ini muncul karena pengendapan karat (oksidasi besi). Pengendapan karat muncul karena korosi pada elektroda alat pembersih. Warna air akan selalu berubah bila alat dihidupkan bahkan tanpa harus ada kaki.
Berbagai bantalan atau plester juga mendapat klaim mampu mendetoksifikasi tubuh saat pengguna menempelkannya pada telapak kaki dan membiarkannya menempel semalaman.
Penjual mengklaim bahwa bantalan atau plester yang menyerap racun akan berubah menjadi cokelat keruh atau hitam.
Lagi-lagi peneliti menemukan bahwa perubahan warna tersebut tidak ada hubungannya dengan racun. Bantalan atau plester mengandung bahan kimia yang bereaksi terhadap kelembapan udara dan berubah menjadi gelap karena kelembapan tersebut.
Detoksifikasi yang kami jelaskan pada artikel ini adalah rangkaian praktik yang tidak berdasarkan pengetahuan terhadap fungsi tubuh, penyakit, dan pelayanan kesehatan yang diterima secara luas oleh komunitas ilmiah.
Dampak buruk praktik-praktik ini bergantung pada seberapa banyak praktik tersebut digunakan.
Termasuk apakah kegiatan yang dianggap membersihkan tubuh dari racun ini dilakukan untuk mengganti tindakan atau perawatan medis.
Beberapa dampak buruk yang dapat muncul antara lain:
Semoga kita dapat terhindar dari promosi alat atau produk kesehatan yang belum pasti bukti ilmiahnya.
[su_spoiler title=”Klik di Sini“]
[/su_spoiler]