Rangkuman Hasil Penelitian Terkait Corona

Sekitar 664.192 kasus infeksi virus corona positif ditemukan di seluruh dunia dengan angka kematian 30.888 jiwa serta 142.364 pasien yang dinyatakan sembuh. Wabah ini masih berlanjut dengan masih meningkatnya jumlah kasus positif yang ditemukan.

wabah global corona
wabah global corona (sumber: pixabay.com)

Pandemi global dengan gejala penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus corona baru (SARS-CoV-2) telah meningkatkan publikasi ilmiah dengan topik ini.

 

Para peneliti masih terus berupaya mengumpulkan data dan fakta untuk lebih mengenali kondisi ini diiringi dengan upaya menemukan pengobatan dan vaksin yang efektif untuk virus ini.

 

Kita tentu tidak memiliki waktu yang cukup bila harus membaca seluruh hasil penelitian yang terpublikasi melalui jurnal kedokteran terkait dengan SARS-CoV-2 atau COVID-19 ini.

 

Untuk itu kami mencoba merangkum beberapa jurnal penelitian yang memiliki reputasi tinggi dan menyajikan rangkumannya kepada teman-teman.

 

Untuk bagian yang pertama mari kita lihat apa yang peneliti temukan terkait dengan siapa yang paling mengalami COVID-19.

 

Rangkuman Penelitian Corona terkait Epidemiologi

Tidak Menyebar Melalui Paket Luar Negeri
Epidemiologi (sumber: pixabay.com)

Wabah ini telah ditetapkan sebagai pandemi sehingga dapat ditemukan hampir di seluruh negara di dunia. Meskipun demikian, tingkat infeksi sangat bergantung pada lokasi negara dan faktor-faktor lainnya.

 

Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kasus COVID-19 di alami oleh orang dewasa.

 

Penelitian kohort yang diberi judul The Epidemiological Characteristics of an Outbreak of 2019 Novel Coronavirus Diseases (COVID-19) in China ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien COVID-19 adalah orang dewasa.

 

Penelitian ini melibatkan 44.672 pasien positif COVID-19 pada Desember 2019 hingga Februari 2020.

 

Mayoritas pasien yaitu 86,6% adalah pasien berusia 30-79 tahun.

 

Persentase kasus terkait usia ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

No. Usia Persentase Kasus
1 0-9 tahun 0,9%
2 10-19 tahun 1,2%
3 20-29 tahun 8,1%
4 30-39 tahun 17%
5 40-49 tahun 19,2%
6 50-59 tahun 22,4%
7 60-69 tahun 19,2%
8 70-79 tahun 8,8%
9 ≥80 tahun 3,2%

 

Jumlah kasusnya masih terus meningkat. Bila teman-teman ingin melihat jumlah kasus secara real time dari seluruh dunia maka teman-teman dapat mengunjungi situs di bawah ini:

COVID-19 CORONAVIRUS PANDEMIC WORLDOMETER

 

Atau kunjungi  Real Time dashboard dari Johns Hopkins Center for Systems Science and Engineering (CSSE).

 

Kemudian, mari kita lihat rangkuman penelitian terkait dengan penyebaran virus SARS-CoV-2 ini.

 

Transmisi Virus Corona Baru

Ilustrasi COVID-19
Ilustrasi COVID-19 (sumber: pixabay.com)

Sebelum membicarakan transmisi virus ini maka ada baiknya kita lebih dulu mengenalnya.

Kami telah membuat tulisan yang lumayan ringkas terkait virus baru ini.

 

Teman-teman dapat melihat artikel kami tersebut melalui link berikut ini:

Virus Corona: Jenis, Gejala, & Pengobatan

 

Kasus infeksi pertama dikaitkan dengan pasar hewan di Wuhan. Cina juga menyatakan bahwa kondisi ini ditularkan dari hewan ke manusia sebelum akhirnya penularannya dapat terjadi dari manusia ke manusia.

 

Penularan dari manusia dan manusia lainnya dari SARS-CoV-2 dapat terjadi karena kontak dalam jarak dekat (dalam 1 meter) melalui droplet (cairan partikel kecil) yang keluar dari orang positif  atau terinfeksi ketika batuk atau bersin.

 

Penelitian Neeltje van Doremalen dan rekan menyarankan bahwa penularan secara sentuhan juga mungkin terjadi namun tidak dianggap sebagai rute utama penularan.

 

Rata-rata waktu virus SARS-CoV-2 dalam droplet dapat bertahan pada berbagai media adalah sebagai berikut:

  • 6,8 jam di atas plastik
  • 5,6 jam pada stainless steel
  • 3,5 jam di atas kardus
  • 1,1 jam dalam aerosol
  • 0,8 jam pada tembaga

 

Stabilitas SARS-CoV-2 mirip dengan SARS-CoV-1. Untuk selanjutnya mari kita lihat rangkuman penelitian terkait masa inkubasi virus ini.

 

Masa Inkubasi Virus Corona

Ilustrasi Virus Corona
Ilustrasi Virus Corona (sumber: pixabay.com)

Peneliti lainnya menunjukkan perbedaan terkait masa inkubasi virus corona penyebab COVID-19.

 

COVID-19 dilaporkan memiliki masa inkubasi rata-rata 5,2 hari dengan setiap kasus diperkirakan menularkan infeksi berarti 2,2 orang lainnya di Wuhan, Cina.

 

Masa inkubasi meningkat sekitar 6,4 hari diperkirakan berdasarkan infeksi COVID-19 yang diekspor dari Wuhan, Cina, ke negara lain pada 25 Januari 2020.

 

Hingga saat kami merangkum hasil penelitian pada artikel ini belum terdapat infeksi intrauterin melalui transmisi vertikal yang dilaporkan pada wanita dengan COVID-19 pada akhir kehamilan.

 

Kemudian, mari kita lihat apa yang ditunjukkan oleh hasil penelitian terkait dengan manifestasi klinis penyakit ini.

 

Manifestasi Klinis COVID-19

Ilustrasi Bersin
Ilustrasi Bersin (Sumber: pixabay.com)

COVID-19 dapat berupa penyakit ringan hingga berat. Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan penelitian kohort retrospektif menunjukkan bahwa 80% kasus COVID-19 adalah ringan.

 

Ada pun detail penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

  • Penelitian melibatkan 44.672 pasien terkonfirmasi atau positif COVID-19
  • Hanya 44.415 pasien yang memiliki data cukup untuk menilai tingkat keparahan penyakit yaitu:
    • Ringan (non-pneumonia atau pneumonia ringan) pada 80,9%.
    • Berat (dispneu, frekuensi pernapasan ≥ 30 kali/menit, saturasi oksigen darah ≤ 93%, Rasio PaO2/FiO2 < 300, dan/atau infiltrat paru > 50% dalam 48 jam) pada 13.8%.
    • Kritis (gagal pernapasan, syok septik, dan kegagalan atau disfungsi organ multipel) pada 4,7% kasus

 

Mari kita lihat apa yang ditemukan penelitian terkait gejala yang dimunculkan oleh COVID-19.

 

Gejala yang Ditimbulkan karena Infeksi Virus Corona Baru

Banyak informasi yang telah diedarkan bahwa gejala infeksi virus ini adalah:

  • Demam
  • Batuk
  • Pilek
  • Sakit tenggorokan
  • Sesak napas
  • Letih dan lesu

 

Berdasarkan 3 jurnal yang dapat teman-teman lihat pada link di bawah ini:

JAMA 2020 Feb 7 early online

 

Lancet 2020 Feb 15;395(10223):497

 

Lancet 2020 Feb 15;395(10223):507

 

Gejala Pneumonia COVID-19 yang umum ditemukan dari ketiga publikasi di atas adalah Demam, Kelelahan, dan Batuk.

 

Namun, yang paling harus kita perhatikan bahwa pada anak-anak, gejala klinis yang muncul memiliki spektrum yang luas berdasarkan penelitian di Cina.

 

Kesimpulan di atas dibuat berdasarkan penelitian kohort retrospektif dari 171 anak-anak (rata-rata usia 6 tahun) dengan infeksi corona baru positif di rumah sakit anak Wuhan, Cina.

 

Spektrum penyakit COVID-19 pada anak dapat berupa:

  • pneumonia pada 64,9% (111 anak, di antaranya 12 memiliki gambaran radiologis pneumonia tanpa gejala)
  • infeksi saluran pernapasan atas pada 19,3% (33 anak)
  • infeksi asimptomatik tanpa gambaran radiologis pneumonia pada 15,8% (27 anak)

 

Gejala klinis yang muncul pada pasien anak antara lain:

  • batuk (48,5%)
  • eritema faring (46,2%)
  • demam (41,5%)
  • takikardia (42,1%)
  • takipnea (28,7%)
  • diare (8,8%)
  • kelelahan (7,6%)
  • rhinorrhea (7,6%)
  • muntah (6,4%)
  • hidung tersumbat (5,3%)
  • saturasi oksigen <92% selama rawat inap (2,3%)

 

Itulah gejala yang dapat kita pelajari dari jurnal yang telah diterbitkan.

 

Selanjutnya mari kita lihat perubahan apa yang terjadi pada pemeriksaan darah.

 

Pemeriksaan Darah Terkait Infeksi Corona

ilustrasi pemeriksaan darah
ilustrasi pemeriksaan darah (Sumber: pixabay.com)

Berdasarkan 4 penelitian kohort yang dapat teman-teman lihat di bawah ini:

JAMA 2020 Feb 7 early online

 

Lancet 2020 Feb 15;395(10223):497

 

Lancet 2020 Feb 15;395(10223):507

 

Allergy 2020 Feb 19 early online

 

Temuan keempat kohort tersebut, Limfopenia merupakan temuan umum pada pasien dengan Pneumonia COVID-19.

 

Lalu, apa yang menjadi temuan pemeriksaan radiologis berdasarkan jurnal yang telah diterbitkan terkait infeksi corona baru ini?

 

Temuan Radiologis pada Pasien COVID-19

Hasil CT Scan Pasien COVID-19
Hasil CT Scan Pasien COVID-19 (Jin, Y., Cai, L., Cheng, Z. et al. / CC BY)

Menurut penelitian kohort diagnostik yang diterbitkan pada Radiology 2020 Feb 26 early online CT-Scan Thoraks dapat membantu untuk skrining pasien COVID-19 pada area epidemi, tapi tingkat positif-palsu dapat membatasi utilitas penggunaannya.

 

Rangkuman penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • interval waktu antara PCR dan CT-Scan thoraks ≤ 7 hari (median interval 1 hari)
  • Prevalensi COVID-19 adalah 59% dari 1.014 anak dan orang dewasa (usia 2-95 tahun) yang dinilai
  • Temuan CT Scan Thoraks positif utama adalah:
    • ground-glass opacity pada 46% kasus
    • konsolidasi pada 50% kasus
    • Temuan lain termasuk retikulasi/penebalan septa interlobular dan lesi nodular
  • 90% memiliki temuan CT thoraks bilateral
  • kinerja diagnostik CT dada untuk mendeteksi COVID-19
    • sensitivitas 97% (95% CI 95% -98%)
    • spesifisitas 25% (95% CI 22% -30%)
    • nilai prediksi positif 65% (95% CI 62% -68%)
    • nilai prediksi negatif 83% (95% CI 76% -89%)

 

Dua penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa bilateral ground glass opacity bilateral adalah temuan CT-Scan thoraks yang paling umum pada pasien dengan COVID-19.

 

Penelitian tersebut dapat teman-teman lihat melalui link berikut ini:

AJR Am J Roentgenol 2020 Mar 3 early online

 

Invest Radiol 2020 Feb 29 early online

 

Pada 1/3 kasus COVID-19 anak juga ditemukan ground glass opacity berdasarkan pemeriksaan CT-Scan Thoraks.

Meskipun demikian, Temuan CT-Scan Thoraks in dapat bervariasi di antara fase awal dan fase akhir dari COVID-19.

 

Untuk tatalaksana hingga saat ini belum ada vaksin atau obat yang ditemukan untuk penyembuhan infeksi virus corona ini.

 

Tapi, kita bisa belajar bagaimana prognosis kondisi ini.

 

Prognosis Infeksi Virus Corona Baru

Prognosis COVID-19
Prognosis COVID-19 (Sumber: pixabay.com)

Tingkat kematian keseluruhan adalah 2,3% untuk pasien paling awal dengan COVID-19 di Cina, dengan mortalitas yang lebih tinggi pada pasien dengan usia lanjut.

 

Usia yang lebih tua dan riwayat penyakit kardiovaskular terkait dengan peningkatan mortalitas pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19.

 

Usia yang lebih tua, skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) yang lebih tinggi, dan d-dimer > 1 mcg/mL terkait dengan peningkatan mortalitas di rumah sakit pada orang dewasa dengan COVID-19.

 

Riwayat merokok dan usia yang lebih tua terkait dengan perburukan kondisi kesehatan pada pasien rawat inap dengan pneumonia COVID-19 di Cina.

 

Beberapa pedoman internasional telah di publikasikan terkait dengan infeksi corona ini.

 

Kami merangkum link untuk mendapatkan pedoman tersebut pada bagian terakhir artikel ini.

 

Pedoman Terkait COVID-19

Pedoman-pedoman di bawah ini juga kami jadikan referensi utama dalam penyusunan artikel ini.

 

Demikian rangkuman hasil penelitian terkait corona ini kami susun. Kami akan selalu berusaha memperbarui artikel ini bila terdapat penelitian terbaru dengan hasil penelitian yang signifikan terhadap penyakit ini.

 

Semoga wabah ini segera berakhir dan semoga bermanfaat.

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Anda Juga Mungkin Suka
Menyoal Label Halal Pada Obat di Indonesia

Menyoal Label Halal Pada Obat di Indonesia

Pengukuran HbA1c pada Pasien Diabetes

Pengukuran HbA1c pada Pasien Diabetes

Alergi Obat – Pendekatan Diagnosis Pasien

Alergi Obat – Pendekatan Diagnosis Pasien

ASIA Impairment Scale: Standar Emas dalam Mengevaluasi Cedera Tulang Belakang

ASIA Impairment Scale: Standar Emas dalam Mengevaluasi Cedera Tulang Belakang

Endnote – Aplikasi Manajemen Daftar Pustaka Efisien

Endnote – Aplikasi Manajemen Daftar Pustaka Efisien

ABCD2 – Alat Skoring Penilaian Risiko Penting Stroke

ABCD2 – Alat Skoring Penilaian Risiko Penting Stroke