Sekitar 664.192 kasus infeksi virus corona positif ditemukan di seluruh dunia dengan angka kematian 30.888 jiwa serta 142.364 pasien yang dinyatakan sembuh. Wabah ini masih berlanjut dengan masih meningkatnya jumlah kasus positif yang ditemukan.
Pandemi global dengan gejala penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus corona baru (SARS-CoV-2) telah meningkatkan publikasi ilmiah dengan topik ini.
Para peneliti masih terus berupaya mengumpulkan data dan fakta untuk lebih mengenali kondisi ini diiringi dengan upaya menemukan pengobatan dan vaksin yang efektif untuk virus ini.
Kita tentu tidak memiliki waktu yang cukup bila harus membaca seluruh hasil penelitian yang terpublikasi melalui jurnal kedokteran terkait dengan SARS-CoV-2 atau COVID-19 ini.
Untuk itu kami mencoba merangkum beberapa jurnal penelitian yang memiliki reputasi tinggi dan menyajikan rangkumannya kepada teman-teman.
Untuk bagian yang pertama mari kita lihat apa yang peneliti temukan terkait dengan siapa yang paling mengalami COVID-19.
Wabah ini telah ditetapkan sebagai pandemi sehingga dapat ditemukan hampir di seluruh negara di dunia. Meskipun demikian, tingkat infeksi sangat bergantung pada lokasi negara dan faktor-faktor lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kasus COVID-19 di alami oleh orang dewasa.
Penelitian kohort yang diberi judul The Epidemiological Characteristics of an Outbreak of 2019 Novel Coronavirus Diseases (COVID-19) in China ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien COVID-19 adalah orang dewasa.
Penelitian ini melibatkan 44.672 pasien positif COVID-19 pada Desember 2019 hingga Februari 2020.
Mayoritas pasien yaitu 86,6% adalah pasien berusia 30-79 tahun.
Persentase kasus terkait usia ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
No. | Usia | Persentase Kasus |
1 | 0-9 tahun | 0,9% |
2 | 10-19 tahun | 1,2% |
3 | 20-29 tahun | 8,1% |
4 | 30-39 tahun | 17% |
5 | 40-49 tahun | 19,2% |
6 | 50-59 tahun | 22,4% |
7 | 60-69 tahun | 19,2% |
8 | 70-79 tahun | 8,8% |
9 | ≥80 tahun | 3,2% |
Jumlah kasusnya masih terus meningkat. Bila teman-teman ingin melihat jumlah kasus secara real time dari seluruh dunia maka teman-teman dapat mengunjungi situs di bawah ini:
COVID-19 CORONAVIRUS PANDEMIC WORLDOMETER
Atau kunjungi Real Time dashboard dari Johns Hopkins Center for Systems Science and Engineering (CSSE).
Kemudian, mari kita lihat rangkuman penelitian terkait dengan penyebaran virus SARS-CoV-2 ini.
Sebelum membicarakan transmisi virus ini maka ada baiknya kita lebih dulu mengenalnya.
Kami telah membuat tulisan yang lumayan ringkas terkait virus baru ini.
Teman-teman dapat melihat artikel kami tersebut melalui link berikut ini:
Virus Corona: Jenis, Gejala, & Pengobatan
Kasus infeksi pertama dikaitkan dengan pasar hewan di Wuhan. Cina juga menyatakan bahwa kondisi ini ditularkan dari hewan ke manusia sebelum akhirnya penularannya dapat terjadi dari manusia ke manusia.
Penularan dari manusia dan manusia lainnya dari SARS-CoV-2 dapat terjadi karena kontak dalam jarak dekat (dalam 1 meter) melalui droplet (cairan partikel kecil) yang keluar dari orang positif atau terinfeksi ketika batuk atau bersin.
Penelitian Neeltje van Doremalen dan rekan menyarankan bahwa penularan secara sentuhan juga mungkin terjadi namun tidak dianggap sebagai rute utama penularan.
Rata-rata waktu virus SARS-CoV-2 dalam droplet dapat bertahan pada berbagai media adalah sebagai berikut:
Stabilitas SARS-CoV-2 mirip dengan SARS-CoV-1. Untuk selanjutnya mari kita lihat rangkuman penelitian terkait masa inkubasi virus ini.
Peneliti lainnya menunjukkan perbedaan terkait masa inkubasi virus corona penyebab COVID-19.
Hingga saat kami merangkum hasil penelitian pada artikel ini belum terdapat infeksi intrauterin melalui transmisi vertikal yang dilaporkan pada wanita dengan COVID-19 pada akhir kehamilan.
Kemudian, mari kita lihat apa yang ditunjukkan oleh hasil penelitian terkait dengan manifestasi klinis penyakit ini.
COVID-19 dapat berupa penyakit ringan hingga berat. Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan penelitian kohort retrospektif menunjukkan bahwa 80% kasus COVID-19 adalah ringan.
Ada pun detail penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Mari kita lihat apa yang ditemukan penelitian terkait gejala yang dimunculkan oleh COVID-19.
Banyak informasi yang telah diedarkan bahwa gejala infeksi virus ini adalah:
Berdasarkan 3 jurnal yang dapat teman-teman lihat pada link di bawah ini:
Lancet 2020 Feb 15;395(10223):497
Lancet 2020 Feb 15;395(10223):507
Gejala Pneumonia COVID-19 yang umum ditemukan dari ketiga publikasi di atas adalah Demam, Kelelahan, dan Batuk.
Kesimpulan di atas dibuat berdasarkan penelitian kohort retrospektif dari 171 anak-anak (rata-rata usia 6 tahun) dengan infeksi corona baru positif di rumah sakit anak Wuhan, Cina.
Spektrum penyakit COVID-19 pada anak dapat berupa:
Gejala klinis yang muncul pada pasien anak antara lain:
Itulah gejala yang dapat kita pelajari dari jurnal yang telah diterbitkan.
Selanjutnya mari kita lihat perubahan apa yang terjadi pada pemeriksaan darah.
Berdasarkan 4 penelitian kohort yang dapat teman-teman lihat di bawah ini:
Lancet 2020 Feb 15;395(10223):497
Lancet 2020 Feb 15;395(10223):507
Allergy 2020 Feb 19 early online
Temuan keempat kohort tersebut, Limfopenia merupakan temuan umum pada pasien dengan Pneumonia COVID-19.
Lalu, apa yang menjadi temuan pemeriksaan radiologis berdasarkan jurnal yang telah diterbitkan terkait infeksi corona baru ini?
Menurut penelitian kohort diagnostik yang diterbitkan pada Radiology 2020 Feb 26 early online CT-Scan Thoraks dapat membantu untuk skrining pasien COVID-19 pada area epidemi, tapi tingkat positif-palsu dapat membatasi utilitas penggunaannya.
Rangkuman penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dua penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa bilateral ground glass opacity bilateral adalah temuan CT-Scan thoraks yang paling umum pada pasien dengan COVID-19.
Penelitian tersebut dapat teman-teman lihat melalui link berikut ini:
AJR Am J Roentgenol 2020 Mar 3 early online
Invest Radiol 2020 Feb 29 early online
Meskipun demikian, Temuan CT-Scan Thoraks in dapat bervariasi di antara fase awal dan fase akhir dari COVID-19.
Untuk tatalaksana hingga saat ini belum ada vaksin atau obat yang ditemukan untuk penyembuhan infeksi virus corona ini.
Tapi, kita bisa belajar bagaimana prognosis kondisi ini.
Tingkat kematian keseluruhan adalah 2,3% untuk pasien paling awal dengan COVID-19 di Cina, dengan mortalitas yang lebih tinggi pada pasien dengan usia lanjut.
Usia yang lebih tua dan riwayat penyakit kardiovaskular terkait dengan peningkatan mortalitas pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19.
Usia yang lebih tua, skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) yang lebih tinggi, dan d-dimer > 1 mcg/mL terkait dengan peningkatan mortalitas di rumah sakit pada orang dewasa dengan COVID-19.
Riwayat merokok dan usia yang lebih tua terkait dengan perburukan kondisi kesehatan pada pasien rawat inap dengan pneumonia COVID-19 di Cina.
Beberapa pedoman internasional telah di publikasikan terkait dengan infeksi corona ini.
Kami merangkum link untuk mendapatkan pedoman tersebut pada bagian terakhir artikel ini.
Pedoman-pedoman di bawah ini juga kami jadikan referensi utama dalam penyusunan artikel ini.
Demikian rangkuman hasil penelitian terkait corona ini kami susun. Kami akan selalu berusaha memperbarui artikel ini bila terdapat penelitian terbaru dengan hasil penelitian yang signifikan terhadap penyakit ini.
Semoga wabah ini segera berakhir dan semoga bermanfaat.