Berhenti Merokok! Apa Yang Harus Dokter Lakukan?

Berhenti Merokok! Apa Yang Harus Dokter Lakukan?

berhenti merokokSeorang dokter yang baik memiliki kewajiban untuk menyarankan semua pasien untuk berhenti merokok. Pengaruh rokok sebagai faktor risiko yang dapat diubah untuk penyakit-penyakit tidak menular (misalnya penyakit jantung koroner, kanker, penyakit pembuluh darah) merupakan alasan utama bagi seorang dokter untuk menyarankan hal tersebut.

 

Akan tetapi, hal ini bukanlah suatu hal yang mudah. Orang-orang sebenarnya sadar akan dampak buruk merokok terhadap kesehatan akan tetapi efek kecanduan yang disebabkan oleh nikotin membuat mereka enggan untuk berhenti merokok.

Di sisi lain, ketika seorang perokok telah memiliki keinginan untuk berhenti merokok tapi dia tidak tahu cara terbaik untuk memulainya atau bahkan lingkungan tempat dia menetap tidak mendukungnya melakukan hal tersebut.

Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk memberikan informasi apa yang harus dilakukan serta disarankan oleh seorang dokter kepada seorang perokok agar ia dapat berhenti merokok.

Strategi 5-A

berhenti merokok

Berdasarkan pedoman dari United States Department of Health and Human Services, Public Health Service (PHS) sebuah badan layanan kesehatan masyarakat di Amerika Serikat yang dimuat pada pedoman yang berjudul “PHS clinical practice guideline on treating tobacco use and dependence”. Semua dokter harus menyarankan pasien perokok untuk berhenti merokok. Hal tersebut harus dilakukan karena telah terbukti meningkatkan tingkat tidak merokok. Selain itu, semua dokter harus memberikan dan menjelaskan intervensi berhenti merokok terhadap pasiennya.

United States Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan dokter untuk melakukan strategi 5-A untuk menyarankan seorang pasien berhenti merokok.

  1. Ask : Tanyakan dengan jelas pada pasien tentang kebiasaan merokoknya (berapa lama, jenis rokok, berapa batang sehari, alasan merokok dan lain-lain)

  2. Advice: berikan nasehat kepada pasien untuk segera berhenti merokok dengan menggunakan atau menyampaikan pesan personal yang jelas (misalnya pada orang Islam dapat menyampaikan bahwa merokok itu haram atau menyampaikan tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan).

  3. Assess: lakukan penilaian seberapa besar keinginan pasien untuk berhenti merokok

  4. Assist: bantu pasien untuk memulai berhenti merokok dengan memberikan intervensi pengobatan.

  5. Arrange: atur jadwal follow up dimana pasien harus kembali kepada dokter untuk menceritakan sejauh mana perkembangan proses tidak merokoknya dan kembali berikan dukungan kepada pasien.

Jadi seorang dokter pada dasarnya tidak hanya disarankan untuk menyampaikan bahwa seorang pasien harus berhenti merokok tapi juga harus menindaklanjuti sejauh apa pasien sudah tidak merokok.

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Artikel Terkait