Kemarahan adalah ekspresi emosi normal dan kuat yang umum terjadi pada setiap manusia. Variasi besarnya ekspresi ini mulai dari iritasi ringan sampai marah dan kemarahan yang menggebu-gebu. Hal ini dapat disebabkan baik oleh peristiwa internal, seperti mengkhawatirkan masalah pribadi, atau akibat peristiwa eksternal seperti konflik dengan orang tertentu atau suatu peristiwa yang mengganggu seperti insiden lalu lintas atau pembatalan penerbangan.
Peristiwa di atas merupakan contoh klasik dari kemarahan yang tidak terkendali, yang dapat mencakup unsur-unsur internal dan eksternal. Kemarahan, yang mungkin tersembunyi atau jelas, mungkin pula terkait dengan ketakutan batin dan rasa tidak aman.
Beberapa orang lebih mudah marah dibandingkan dengan yang lain adalah fakta. Pada beberapa orang hal-hal kecil dapat langsung memicu kemarahan mereka. Populasi tersebut dapat mengalami suatu kondisi yang sebut sebagai kepribadian antisosial. Sementara itu, pada sisi lain, orang yang mudah marah dapat pula dijelaskan oleh faktor keturunan atau budaya. Orang-orang dengan indeks frustasi yang rendah merasa bahwa mereka spesial dan tidak harus mudah mengalami iritasi (kemarahan). Orang yang mudah marah cenderung dipengaruhi oleh keluarga yang tidak harmonis atau memiliki keterampilan komunikasi serta kecerdasan emosional yang buruk.
Episode marah berulang dapat mempengaruhi kesehatan kita baik pada aspek sosial, emosional dan fisik. Kemarahan yang tidak terkendali pasti akan menyebabkan konflik seperti argumen, penyerangan, perkelahian dan bahkan kekerasan fisik. Tubuh akan merespons terhadap tingginya pelepasan kadar hormon stress (kortisol dan adrenalin). Akibat tingginya pelepasan kadar hormon tersebut maka tubuh mulai mengalami insomnia, cemas, depresi, sakit kepala (termasuk migrain), tekanan darah tinggi, sakit maag, sindrom iritasi usus dan bahkan yang fatal berupa serangan jantung atau stroke. Kita tidak boleh membiarkan kemarahan menguasai diri kita. Kita harus melakukan sesuatu untuk dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh kemarahan kita. Manajemen marah sangat penting dilakukan untuk mengatasi respons prilaku agresif sebagai ungkapan kemarahan kita.
Orang yang mudah marah harus bercermin pada diri sendiri dengan memikirkan mengapa dapat mudah marah dan mencari tahu apa yang dapat memprovokasi kemarahan tersebut. Selain itu, mencari tahu metode apa yang paling baik untuk mengatasi kemarahan itu adalah hal yang sangat baik. Menulis buku harian terkait dengan peristiwa marah, reaksi, perasaan, aspek negatif, aspek posistf, dan hasil akibat kemarahan akan sangat membantu untuk mengatasi hal ini.
Jika dengan menulis buku harian tidak berhasil mengatasi prilaku mudah marah maka kita harus mencari bantuan dokter, psikiater, psikolog, konselor atau penasehat agama. Para profesoinal tersebut terlatih untuk melakukan teknik manajemen kemarahan seperti teknik relaksasi, pemecahan masalah, dan terapi prilaku kognitif.
Ingat bahwa kemarahan dapat ditekan kemudian diubah dan diarahkan menjadi kegiatan yang lain. Sangat disarankan untuk memulai kegiatan yang disarankan oleh profesional yang anda kunjungi. Akan tetapi, banyak orang yang mudah marah mengalami keadaan yang tidak lebih baik setelah mengunjungi profesional-profesional di atas. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengkonsumsi rokok atau alkohol secara berlebihan sehingga jika ingin mengontrol kemarahan maka harus membatasi atau bahkan menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol tersebut.