8 Fakta Mengejutkan Tentang Mata

Mata adalah indra penglihatan  yang kita ketahui dengan baik akan tetapi ada beberapa fakta menarik seputar mata yang mungkin belum kita ketahui. Kali ini kami merangkum 8 fakta menarik seputar mata.

 

  1. Melihat Bintang

Apakah Anda sedang melihat bintang, kilatan, mengalami gangguan penglihatan saat mengalami migrain, atau pertunjukan cahaya setelah menggosok kelopak mata, itu semua disebabkan oleh hal yang sama: tekanan atau stimulasi retina. Bola mata diisi dengan cairan menyerupai agar-agar tebal yang menjaga bola mata kita tetap bulat. Kadang-kadang gel ini dapat menekan retina dan pusat saraf yang bertanggung jawab untuk menghantarkan sinyal saraf ke bagian otak yang menciptakan gambar.

Hal ini dapat terjadi ketika mata digosok dengan penuh semangat, bersin dengan kuat dapat menggetarkan retina atau merangsang saraf optik, atau bahkan ketika seseorang bangkit dari duduk atau menuju posisi berdiri terlalu cepat. Yang terakhir, hal ini terjadi ketika tekanan darah menurun dan otak kekurangan oksigen sehingga mempengaruhi bagian mata. Sinyal pesan dari retina akan diinterpretasikan oleh otak sebagai cahaya, apakah ada cahaya yang sebenarnya terlibat atau tidak.

 

  1. Kecepatan Warna

Jangankan kehidupan rahasia lebah di sarang mereka. Penglihatan dan bagaimana cara mereka melihat jauh lebih menarik. Serangga kecil dapat mendeteksi warna tiga sampai empat kali lebih cepat daripada yang dapat dilakukan oleh manusia. Pada pandangan pertama, tampaknya menjadi kemampuan yang terbuang. Kebanyakan objek membawa warna permanen dan jenis penglihatan juga mengeluarkan lebih banyak energi.

Namun, lebah memilikinya. Para pembuat madu telah mengembangkan penglihatan mereka untuk dapat dengan mudah menemukan bunga, yang berarti mampu mengidentifikasi warna tertentu dengan akurasi yang sangat akurat. Sementara kelopak dan mahkota bunga tidak persis mengubah warna mereka sendiri setiap detik, sesuatu yang lain bisa. Para peneliti berpikir keterampilan ini membantu lebah ketika mereka dihadapkan dengan cahaya yang berkedip-kedip. Sebuah lebah yang terbang dengan cepat melalui semak dapat menyebabkan warna bergeser dengan cepat karena perubahan cahaya dan bayangan. Dalam kasus seperti itu, penglihatan warna cepat akan memungkinkan lebah untuk melacak setiap perubahan mendadak bahkan di tempat teduh dengan pencahaan yang kurang optimal.

 

  1. Perbedaan Jenis Kelamin

Pria dan wanita melihat hal-hal berbeda dengan cara yang berbeda pula. Bersama-sama, keduanya akan melihat film dengan judul yang sama, tapi pria akan lebih sensitif terhadap detail kecil dan gerakan. Wanita akan lebih menyadari perbedaan warna-warna dan bagaimana mereka berubah. Selama menjalin percakapan, perbedaan jenis kelamin juga akan memberikan fokus yang berbeda. Pria mungkin akan melihat bibir orang lain ketika mereka sedang berbicara dan akan lebih mudah terganggu oleh gerakan di belakang pembicara.

Ketika wanita mendengarkan seseorang bicara, pandangan mereka cenderung untuk berpindah-pindah antara mata dan tubuh lawan bicaranya. Orang lain, dan bukan sesuatu yang bergerak, lebih mungkin untuk membagi perhatian penglihatan mereka.

 

  1. Pandangan Orang Tuli

Individu yang lahir tuli cenderung memiliki penglihatan pada daerah tepi yang lebih sensitif terhadap gerakan dan cahaya. Penjelasan untuk hal tersebut yang paling mungkin adalah suatu proses adaptasi otak. Setiap kali seseorang melihat sesuatu, akan terjadi dua jalur dalam proses otak mengolah informasi tersebut. Satu sisi menilai posisi objek dan gerak sementara sisi yang lain adalah tentang pengenalan objek yang sedang dilihat. Selama percobaan pelacakan dan gerakan, jalur pertama menunjukkan peningkatan aktivitas pada individu tuli dan hal ini yang paling mungkin sebagai alasan mengapa pandangan perifer pada individu yang tuli lebih baik. Percobaan lain menunjukkan individu tuli juga dapat menggunakan indera peraba untuk mengembangkan ketajaman visual. Dua kelompok penelitian menerima dua objek dekat sudut mata. Selama ini, para peserta mendengar menerima dua bunyi “beep”, dan sedangkan individu tuli diberikan  “puff” udara ke wajah. Keduanya melaporkan halusinasi yang sama melihat dua objek berkedip. Pada kucing yang tuli, bagian pendengaran dari otak mereka juga tampak mempertajam penglihatan tepi mereka.

Pages: 1 2

Dr. Rifan Eka Putra Nasution, CPS., CTPS. Lahir di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, 29 Oktober 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kota kelahiran lalu menyelesaikan pendidikan tingginya pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dr. Rifan mendapatkan medali Emas pada Olimpiade Kedokteran Regional Sumatera Pertama untuk cabang Kardiovaskular-Respirologi dan menghantarkan dirinya menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Syiah Kuala pada tahun 2013. Pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Mahasiswa Kedokteran Berprestasi Se-Sumatera dari ISMKI Wilayah I. Beliau juga menjadi Peserta Terbaik Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 4 Tahun 2024 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau juga aktif menulis di Media Online dan Situs Kedokteran dan Kesehatan lainnya dan juga memiliki ketertarikan terkait proses pembelajaran serta ilmu komunikasi terutama terkait dengan public speaking.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Anda Juga Mungkin Suka
Remisi Penyakit Spontan & Efek Placebo

Remisi Penyakit Spontan & Efek Placebo

Mengapa Kita Mudah Tertipu Disinformasi Kesehatan?

Mengapa Kita Mudah Tertipu Disinformasi Kesehatan?

Klaim Menakjubkan Membutuhkan Fakta Ilmiah yang Menakjubkan Pula

Klaim Menakjubkan Membutuhkan Fakta Ilmiah yang Menakjubkan Pula

Penipuan Alat Kesehatan & Cara Menghindarinya

Penipuan Alat Kesehatan & Cara Menghindarinya

Menyoal Buah Tanpa Biji & Efeknya Bagi Kesehatan

Menyoal Buah Tanpa Biji & Efeknya Bagi Kesehatan

Pseudosains dan Ilmu Kedokteran – Mitos VS Fakta Ilmiah

Pseudosains dan Ilmu Kedokteran – Mitos VS Fakta Ilmiah